Good News

Selasa, 10 November 2015

Ringkasan Buku Judul Buku: D.L. Moody, Secret Power (Hengki Wijaya)

Judul  Buku              : D.L. Moody, Secret Power (196 halaman)

 Dwight L. Moody adalah seorang tokoh yang penuh dengan kuasa dan mempertahankan kebenaran yang besar. “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik”.  D.L. Moody adalah seorang yang sederhana, tulus, tidak mementingkan diri sendiri, setia dalam imannya kepada Kristus dan mempunyai satu karunia istimewa, yaitu menyajikan Kabar Baik yang mulia itu dengan cara yang dapat dimengerti oleh semua orang. Kehidupan dan pelayanan Moody terus mengundang orang berdosa untuk dating kepada Kristus. Ia melihat setiap orang, betapun jauhnya dari Allah, sebagai calon anak Raja, dan sebagai satu kesempatan dari kekekalan. Inilah kekuatan yang mendorong Moody untuk menjadi salah seorang penginjil terbesar di dunia. “Saya tidak percaya ada berita yang lebih baik untuk telinga manusia yang fana, selain daripada berita Injil”. Walaupun ia orang sederhana dan mempunyai pendidikan formal yang rendah, kerinduannya akan keselamatan  orang-orang yang terhilang bagaikan nyala api yang terang seperti kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesamanya. ”Yang paling menyenangkan dalam hidup ini adalah memenangkan jiwa bagi Kristus”.[1]

Ada seorang yang bernama Kimball yang secara khusus membentangkan kasih Kristus kepadanya dan pengorbanan Kristus untuk keselamatannya. Moody tiba-tiba siap untuk menerima Kristus dan seperti yang sering terjadi, ia melihat Kristus menempatkan segala sesuatu dalam perspektif  baru. D.L. Moody berkata[2]:
“Pagi ketika bertobat, saya pergi ke luar rumah dan merasa jatuh cinta kepada apa saja. Saya tidak pernah mengasihi matahari yang menyinari bumi seperti itu sebelumnya. Ketika mendengar burung-burung berkicau dengan indahnya, saya merasa jatuh cinta kepada burung-burung itu. Segala sesuatunya menjadi berbeda.”

Sesuai dengan sifatnya yang rendah hati, Moody hanya menjadi salah seorang diaken di gereja itu. Ia menghindari semua gelar, bahkan “pendeta”, dan hanya mau dipanggil “Bapak Moody tua”. Dalam beberapa bulan, karena kesetiaannya,pekerjaaan yang tekun itu diberkati Tuhan. Kelas-kelas Sekolah Minggu itu dihadiri oleh 1.500 orang, dan hamba Allah yang masih muda, tidak dikenal, tidak terpelajar dan tidak pandai bicara ini mulai diakui di kota yang sedang berkembang itu. Akhirnya, Presiden Abraham Lincoln dan Presiden Grant pernah mengunjungi Sekolah-sekolah Minggunya di Chicago.[3] Seringkali hamba Tuhan menghadapi anak-anak mereka yang memberontak atau suka berfoya-foya. Namun, kehidupan Moody berkenaan dengan hal ini sama kokohnya seperti pekerjaan penginjilannya yang spektakuler. Fitt menulis:
“Tidak ada kehidupan pribadi seseorang bila diperhatikan secara seksama lebih baik daripada D.L. Moody, apakah Anda melihatnya dari perannya sebagai orangtua, tetangga, atau teman. Dalam segala sesuatu ia adalah orang Kristen sejati, laki-laki sejati.” [4]

D.L. Moody tidak hanya sukses dalam melakukan kehendak Allah baginya, tetapi sukses dalam hubungan keluarganya. “Tanpa jiwa, ketaatan terhadap ritualisme yang memberi hidup dan diilhami Allah pun sama tidak berharganya seperti mayat yang digerakkan”. Kutipan Moody ini didasarkan pada: “Apa jadinya jiwa kita tanpa kasih karunia-Nya? Atau bagaimana jadinya gereja tanpa Dia”. Kita membutuhkan kuasa Roh Kudus dalam pelayanan karena semangat tanpa pengetahuan dengan kuasa Roh Kudus lebih baik daripada pengetahuan Alkitab tanpa semangat. [5] Roh Kudus memenuhi kita untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang yaitu jiwa-jiwa yang terhilang.  Rahasia yang menunjukkan bahwa Allah memakai D.L. Moody adalah bahwa ia adalah seorang pria yang sepenuhnya berserah kepada Tuhan.



                    [1]  D.L . Moody. Secret of Power  (Yogyakarta:Penerbit ANDI, 2010), vii-viii.
[2]  D.L . Moody. Secret of Power, 5.
[3]  D.L . Moody. Secret of Power,  11.
[4]  Moody, 19-20; A.P. Fitt. The Life of D.L. Moody.
[5]  Moody, 49.

1 komentar: