BAB I
JATI DIRI, PERSYARATAN, DAN
PERSIAPAN SEORANG PENGKHOTBAH
1.
Jati
Diri Seorang Pengkhotbah
Seorang pengkhotbah
harus mengenal dirinya sendiri karena hal ini mengacu pada pengenalan
masyarakat (budaya—belum tentu budaya masyarakat sesuai dengan ajaran Alkitab),
gereja (konsep—seringkali orang Kristen maupun pemimpin, mempunyai konsep yang
tidak tepat akan pengkhtobah) dan dirinya terhadap pelayanan dan jabatan
pengkhotbah. Beberapa gambaran dalam Alkitab yang berkaitan dengan jati diri
seorang pengkhotbah.
1.1
Seorang
Utusan Injil
Dalam Perjanjian Baru,
rasul adalah utusan Injil yang dikirim untuk menyebarkan Kabar Baik. Oleh itu,
pengkhotbah harus giat memberitakan Injil.
1.2
Seorang Nabi
Pengkhotbah melayani
sebagai seorang nabi. Oleh itu, pengkhotbah lebih dikenal sebagai hamba Tuhan
yang menjelaskan petunjuk-Nya. Seorang nabi pastilah seorang yang dipanggil
Allah. maka ia harus berbicara dengan berani.
1.3
Seorang
Gembala
Sama seperti gembala,
pengkhotbah menjaga, memelihara, dan menuntun domba-dombanya. Pengkhotbah harus
selalu berusaha mencukupi berbagai kebutuhan domba-domba. Pengkhotbah harus
selalu waspada terhadap semua hal yang dapat membahayakan domba-dombanya,
termasuk ajaran sesat dan guru palsu yang berusaha memikat hati domba-dombanya.
Pengkhotbah harus siap menghadapi semua musuh tanpa gentar.
1.4
Seorang
Pengajar
Pengkhotbah harus
mempunyai pengetahuan yang luas dan mencakup bidang-bidang lain, dan bukan
hanya terbatas pada isi Alkitab. Ini bertujuan untuk mendukung penulisan dan
penyampaian khotbah. Oleh itu sebagai pengajar, pengkhotbah harus berkhotbah
dengan jelas.
1.5
Seorang
Saksi
Pengkhotbah adalah
saksi Tuhan. Oleh itu, pengkhotbah harus mengalami kuasa kebangkitan Tuhan
Yesus, karena ini berarti dia sudah percaya Tuhan Yesus dan sudah dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus. Bersama Tuhan Yesus, dia sudah bangkit dari orang mati.
Dan sebagai saksi, kehidupannya harus menyatakan kebangkitan Tuhan Yesus.
2.
Persyaratan
Seorang Pengkhotbah
2.1
Hubungan
yang Dekat dengan Tuhan
·
Hidup baru
·
Sikap yang selalu bersandar pada Tuhan
·
Keyakinan yang kokoh
·
Ada kerinduan melayani Tuhan
2.2
Moralitas
Pengkhotbah harus
adalah seorang yang bermoral tinggi karena pengkhotbah adalah rohaniwan yang
dihormati masyarakat dan dipercayai umat.
2.3
Kepribadian
Kepribadian yang
dimaksudkan adalah segala sifat yang dimiliki seseorang sebelum dan setelah dia
lahir. Seorang yang terpanggil menjadi pengkhotbah seharusnya adalah seorang
yang sungguh mengasihi Allah. dan kasih ini seharusnya terbukti dalam kasihnya
kepada sesama manusia. Ini menjadi sebagian kepribadiannya. Untuk mengubah
kepribadian sesuai kehendak Allah, dibutuhkan pertolongan Roh Kudus.
3.
Persiapan
Seorang Pengkhotbah
3.1
Membaca
Alkitab dengan Teratur
·
Pembacaan yang cepat
·
Pembacaan dengan kecepatan biasa
·
Pembacaan yang bersifat merenungkan
·
Pembacaan yang membandingkan
·
Pembacaan topika
·
Pembacaan berkombinasi
·
Pembacaan intensif
3.2
Kehidupan
Berdoa
Kehidupan berdoa harus
diprioritaskan pengkhotbah. Sebagai pemimpin rohani yang menggembalakan umat
Tuhan, pengkhotbah harus ekstra tekun dalam hal doa. Kesibukan tidak boleh
menjadi penghalang atau mengurangi waktu doa.
3.3
Giat
Melayani di Ladang Tuhan
Giat melayani Tuhan
adalah bukti seorang dipanggil Tuhan terjun ke dalam ladang-Nya, dan dia
bersukacita serta berhasil di dalam pelayanan.
3.4
Mencari
Pengalaman Kehidupan
Hal ini penting karena
pengalaman kehidupan mempengaruhi wawasan pengkhotbah. Selain itu, khotbah dari
mulut penkhotbah yang mempunyai banyak pengalaman hidup pasti lebih disukai
pendengar.
3.5
Pendidikan
Formal
Membantu mendapatkan
informasi dan cara belajar yang cepat, karena pelajar dididik secara sistematis
oleh pengajar menurut kurikulum yang telah disusun dengan rapi.
3.6
Pendidikan
Informal
Pengkhotbah harus tetap
perlu melengkapi dan meneruskan pendidikannya dengan cara belajar sendiri.
3.7
Mengembangkan
Kesanggupan Berkomunikasi
Seorang yang mengenal
komunikasi dan orasi pasti akan lebih efektif dalam hal berkhotbah. Pengkhotbah
harus percaya bahwa Tuhan bekerja di dalam dia melalui kepandaian dan kemampuan
yang diberikan-Nya, dan ini termasuklah kemampuan berkomunikasi yang perlu
dikembangkan.
3.8
Menjadi
Diri yang Unik
Setiap pengkhotbah
mempunyai potensi unik yang harus dikembangkan, karena keunikan merupakan
pemberian Allah.
3.9
Menjaga
Kesehatan Jasmaniah
Kesehatan jasmaniah adalah
salah satu modal pengkhotbah, selain kesehatan rohani dan jiwa. Semua ini
menunjang kesuksesan pelayanan seorang pengkhotbah.
3.10
Bersikap
Waspada dan Berpikiran Positif
Menerima
tugas pelayanan di atas mimbar berarti menerima tugas yang penuh tantangan dan
godaan. Jadi pengkhotbah harus bersikap waspada dan berpikiran positif, karena
sikap waspada membuat pengkhotbah berhati-hati terhadap semua hal yang
kelihatan menarik dan menguntungkan, dan sikap waspada ini perlu diimbangi
dengan pikiran positif.
·
Kerutinan
Ketika
timbul perasaan rutin, maka adalah sulit mengharapkan pengkhotbah melayani
dengan semangat dan berupaya mencari inovasi.
·
Terlepas dari Pendengar atau
Masyarakat
Ketika
pengkhotbah tidak mengenal pendengarnya, apa yang dibicarakannya tidak akan
memenuhi kebutuhan mereka.
·
Pujian
Pujian
dari manusia tidak perlu membuat pengkhotbah lupa daratan, sebab pujian sering
datang dan pergi seperti tiupan angin.
·
Perasaan Gagal
Timbul
disebabkan tidak mendapat respons yang diharapkan ataupun berkaitan dengan
kondisi fisik pengkhtobah itu sendiri.
·
Beberapa Kelemahan yang Sering
Ditemukan pada Pengkhotbah
§
Menyampaikan khotbah dengan tujuan
menyenangkan pendengar
§
Bersikap tidak hormat kepada pendengar
§
Khotbah disampaikan dengan maksud
menyerang sebagian pendengar
§
Sering merefleksikan apa yang sedang
dialaminya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar