Perdebatan mengenai Kebangkitan Yesus[1]
Penjelasan
yang membuktikan kebangkitan Yesus secara fisik
Perdebatan mengenai kebangkitan Yesus
didasarkan dua prinsip interpretasi atau penafsiran. Pertama, kita harus melihat fakta-fakta secara historis dan yang kedua, kita harus memikirkan kemungkinan
kebangkitan Yesus secara logika atau dengan suatu metode yang tepat.
Fakta-fakta kebangkitan Yesus didasarkan
pada pengalaman, pelayanan, dan tulisan Rasul Paulus, yang ditulis beberapa tahun sebelum injil-injil
ditulis. Paulus adalah seorang pemimpin Yahudi yang membenci Yesus dan membenci
agama Kristen, and menganiayai jemaat Yesus. Dalam suatu perjalanan ke Damaskus
untuk menangkap orang-orang Kristen, Paulus mengalami sesuatu yang diayakin adalah
Yesus menyatakan diri-Nya kepadanya, dan pengalaman ini mengubah kehidupannya secara
radikal. Dia menjadi pembela jemaat yang terbesar pada saat itu.
Kelima
fakta yang membuktikan kebangkitan Yesus secara historis
1.
Paulus mengalami sesuatu yang diayakin adalah
Yesus yang dibangkit dan menyatakan diri-Nya kepada Paulus pada saat Paulus
adalah musuh gereja.
2.
Paulus mengenal rasul-rasul lain.
a.
Paulus pergi ke Yerusalem setelah pengalamannya
dengan Yesus untuk mendapat suatu pelajaran tentang kehidupan dan pengajaran
Yesus. Selama pelayanan Yesus, Paulus bukan murid-Nya. Itu sebabnya dia mau belajar dari murid-murid-Nya
lain.
b.
14 tahun kemudian Paulus kembali ke Yerusalem
(lihat Gal.2) – kira-kira tahun 46-49 M.
Dia mau bertemu denga pemimpim-pemimpin gereja, yaitu Petrus, Yohanes,
dan Yakobus karena dia mau membandingkan
injil yang dia diterima dengan injil mereka.
c.
Maka kita tahu dengan pasti bahwa di
bahwa 16-19 tahun setelah kematian Yesus, tulisan-tulisan Paulus sesuai dengan ajaran
rasul-rasul Yerusalem.
d.
Paulus menulis 1 Korintus kira-kira pada tahun
53-55 M, waktunya tidak terlalu jauh dari kematian Yesus.
3.
Paulus mengajarapa yang diajar oleh rasul-rasul. Lihat 1 Korintus 15:3-8. Nas ini adalah tradisi yang diterima dari generasi
yang pertama. Dalam penyataan Yesus kepada
bermacam-macam kelompok, tidak mungkin setiap orang itu yang melihat Yesus setelah
kebangkitan-Nya, bermimpi atau berkhayal hal yang sama.
4.
Rasul-rasul mengajar bahwa Yesus menyatakan
diri-Nya dalam beberapa kasus kepada beberapa kelompok, baik kepada individu maupun
kepada kelompok, baik kepada teman-Nya maupun kepada musuh-Nya.
5.
Rasul-rasul mengajar bahwa Yesus dibangkit
secara fisik dari orang mati. Inilah dapat dilihat di dalam 1 Korintus 15:20, 52-53.
a.
Kata yang dipakai di dalamayat ke-53,
yaitumengenakan, diterjamahkandari kata bahasaYunani yang berarti perubuhan seperti
mengganti pakaian, bukan membuang tubuh itu selama-lamanya.
b.
Orang percaya sekarang, yang meninggal sebelum
kedatangan Yesus hidup bersama-sama dengan Yesus tanpa tubuh-nya, dan tubuhnya akan
dibangkit pada kebangkitan yang kedua (2 Kor.5:8; Fil.1:23-24)
Secara metode ada empat kriteria umum
yang dipakai untuk menilai suatu penjelasan.
1.
Explanatory scope (Penjelasan yang luas).
Hipotesis harus memuaskan sebanyak mungkin fakta-fakta yang relevan, seperti sebuah teka-teki. Setiap bagian teka-teki itu adalah salah-satu
fakta historis. Kita mau pakai semua bagian
teka-teki.
2.
Explanatory power (Penjelasan yang
kuat) Hipotesis harus memuaskan fakta-fakta
ini tanpa memaksa fakta-fakta itu untuk disesuaikan atau tanpa kemenduaan.
3.
Ad-hoc – Prasangka tanpa bukti-bukti.
4.
Criterion of Plausibility (Kriteria hal
yang masuk akal) – fakta-fakta sesuai dengan
fakta-fakta lain.
Hipotesis kebangkitan, yaitu Yesus dibangkitkan
secara fisik dari antara orang mati, akan menjelaskan kenapa banyak orang
melihat Yesus pada waktu yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda. Kita tidak perlu memaksakan penjelasan ini dan
penjelasan ini masuk akal. Mengenai penjelasan ad-hoc, ada prasangka bahwa
Allah berada dan bahwa Allah mampu untuk membangkitkan seseorang. Jadi penjelasan
kebangkitan bukan ad-hoc. Mengenai kriteria hal masuk akal, kebangkitan orang
tidak biasa. Jadi, kebangkitan Yesus secara fisik tidak memuaskan kriteria ini tetapi
kebangkitan Yesus tidak gagal kriteria ini juga.
Perdebatan Yang Melawan Kebangkitan Yesus
Secara Fisik
Yesus
tidak dibangkitkan secara fisik dari antara orang mati.
Hal ini adalah suatu wawasan dunia pada saat abad yang pertama. Sebenarnya kita
harus mengerti apa yang terjadi dengan suatu
penjelasan yang sesuai dengan Abad yang ke-21.
Pada waktu Paulus mengatakan bahwa Yesus dibangkitkan, dia mengatakan bahwa Yesus benar. Dia dibunuh
di dalam dunia ini. Tetapi Dia benar. Kebangkitan adalah suatu kata yang dapat dimengerti
sebagai suatu pembersihan nama (vindikasi).
Kita dapat belajar dari cerita kebangkitan bahwa Allah memperhatikan kita. Jika seorang baik dibunuh
oleh seorang jahat, Allah memperhatikan hal itu. Hal ini adalah hal keadilan.Apakah
Allah adil? Maksud Paulus adalah Allah memperhatikan martir-martir,
khususnyaYesus, dan akan membersihkan nama mereka. Hal itu adalahkebangkitan, bukan suatu kebangkitan
secara fisik.
Pada
waktu Paulus mengklaim Yesus menyatakandiri-Nya
kepadanya, maksudnya adalah Allah memilihnya, dan Yesus menyatakan diri-Nya dalam
hati Paulus, bukan secara fisik. Kisah
Para Rasul 9:3 dan mungkin 1 Kor.15:9 harus diterjemahkan “dalam aku,” bukan “kepadaaku.” Yesus tidak menyatakan diri-Nya kepada
orang-orang tetapi dalam orang-orang.
Pemikiran
Paulus tentang kebangkitan Yesus berbeda dari injil-injil. Padawaktu Paulus
menjelaskan kebangkitan Yesus dia berpikir tentang kebangkitan secara rohani. Injil-injil,
khususnya Injil Lukas, mengubah pengertian ini dan ingin berfokus atau membuktikan
kebangkitanYesussecarafisik. Lukas berkontradiksi dengan Paulus, atau memperbaiki
pandangan Paulus.
Penjelasan yang kuno tentang kebangkitan
Yesus tidak sesuai dalam Abad ke-21 ini, dunia kita. Tidak penting apakah Yesus
bangkit secara fisik atau tidak.Yang penting adalah kepercayaan. Apakah kita percaya
kepada Yesus atau tidak? Tetapi orang mati tidak mungkin akan dibangkitkan. Kesimpulan: Yesus tidak mungkin dibangkitkan secara
fisik dari antara orang mati.
Jawaban (kritik) terhadap penjelasan yang melawan kebangkitan
Yesus secara fisik
Jika
murid-murid Yesus menganggap Yesus akan dibangkitkan sama seperti martir-martir
Yahudi lain, mengapa mereka mengajar bahwa
Yesus adalah yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal?
Jika
nama Yesus dibersihkan saja, mengapa ada pengajaran tentang hari yang
ketiga? Jika nama Yesus dibersihkan mengapa
Dia harus menunggu sampai hari yang ketiga sebelum nama-Nya dibersihkan? Dan pandangan ini tidak menjelaskan mengapa
Paulus mulai percaya bahwa Yesus dibangkitkan. Jika Paulus adalah musuh-Nya dia
tidak mungkin akan percaya bahwa Allah akan membersihkan nama-Nya.
Di
dalam banyak teks lain (selain Gal. 1:16) artinya kata en emoi kurang jelas (Gal.1:24; 1 Kor.14:11). Tetapi jika ada kata yang kurang jelas di
dalam suatu konteks kata itu harus dijelaskan sesuai dengan pengertian yang umum.Itulah
suatu prinip hermeneutik yang baik. Dan
di dalam banyak teks Paulus dan murid-murid Yesus lain menjelaskan bahwa Yesus dibangkitkan secara fisik.
Jadi jika kita menafsirkan Gal. 1:16 dengan metode yang berkontradiksi
dengan teks-teks lain, itu tidak pantas.
Dalam
perdebatan yang melawan kebangkitan Yesus secara fisik, Kriteria secara historis
yang pertama sampai yang keempat belum dijelaskan. Hanya
kriteria yang kelima, yaitu rasul-rasul mengajar bahwaY esus bangkit secara fisik, adalah
kriteria yang dilawan.
[1]Catatan untuk
makalah ini diambil dari suatu perdebatan antara Michael Licona dan Stephen
Patterson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar