DR. R. A. JAFFRAY
PELAYANAN DAN KARYANYA DI CHINA HINGGA KE ASIA TENGGARA
BAB I LATAR BELAKANG
Robert Alexander Jaffray (R. A. Jaffray), seorang
perintis misionaris The Christian and Missionary Alliance (CMA), dari Amerika.
Lahir dalam keluarga petani, hidup dalam kesederhanaan dan keluarganya dikenali
sebagai keluarga Kristen yang saleh.
R. A. Jaffray
adalah anak kepada Robert Jaffray seorang yang bercita-cita besar dan
mempunyai pengharapan yang luar biasa. Pada tahun 1852, ketika Robert Jaffray
berumur 20 tahun dia mengambil keputusan meninggalkan negaranya untuk menuju ke
Kanada. Robert Jaffray melepaskan pekerjaannya sebagai petani dan beralih
menjadi seorang pedagang.
Robet Jaffray sukses dalam bisnisnya dan ia menikah
dengan Sarah Bugg, anak seorang bangsawan Kanada. Ia memiliki lima orang anak,
yaitu dua anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Namun kehidupannya tidak
selalu berjalan lancar. R. A. Jaffray pernah mengalami kerugian akibat
kebakaran yang menyebabkannya berhutang serta pernah juga mengalami resesi
ekonomi dalam usahanya di harian Toronto Global. Namun ayahnya tidak pernah
berputus asa, karena ayahnya percaya bahwa semua masalah itu bergantung pada
sikap manusia, bagaimana sikap ia berjuang dan ia juga percaya bahwa Tuhan
pasti memelihara. Akhirnya, ayahnya dapat melewati masa krisis tersebut dan
mendapat keuntungan yang sangat banyak, dan bukan itu saja malah ayahnya
menjadi seorang yang hebat. Pada usia 74 tahun ayahnya dipilih menjadi anggota
senator Kanada.
R.A. Jaffray lahir di Kota Toronto pada 16 Desember 1873.
dibesarkan dalam keluarga yang hidup sopan, disiplin, dan bermoral tinggi.
Namun, dalam hal kerohanian mereka sedikit berbeda. Ibunya seorang Kristen yang
aktif dan setia kepada Tuhan tetapi ayahnya kurang tertarik pada kegiatan
Kristen dan hal-hal rohani karena ia lebih berminat dalam dunia usaha dan
kekayaan serta mementingkan hal-hal yang praktis.
R.A. Jaffray menderita sakit jantung dan kencing manis
dari masa kecilnya menyebabkan dia tidak bisa mengikut kegiatan seperti
anak-anak yang normal sehingga ia menjadi seorang anak yang minder. R. A.
Jaffray adalah anggota Gereja Presbiterian. Setiap minggu memiliki
kesempatan untuk mendengarkan Dr.
Kellog, pendeta terkenal di Toronto. Pada usia 16 tahun, dia mengalami
perubahan besar karena mendapatkan pengaruh dari seorang guru sekolah minggu,
Miss Onnie Gowan yang mendapatkan kebangunan rohani melalui kebaktian Dr. A. B.
Simpson. Pertama kali R. A. Jaffray mendengar khotbah Dr. A. B. Simpson, dia
menyerahkan hidupnya di kaki Yesus.
BAB II PERGUMULAN
ATAS PANGGILAN
Pada tahun 1893, R. A Jaffray yang ketika itu berusia 20
tahun telah mendapat tantangan dari Dr. Simpson seorang hamba Tuhan yang
menggerakkan penginjilan dunia yang kemudiannya membentuk lembaga misi The
Christian and Missionary Alliance (CMA).
R.A. Jaffray merasakan panggilan Tuhan terus mendengung
dalam hatinya, makin hari makin mendesak, dan ia menghadapi dilema untuk
membuat pilihan dan terus bergumul. Akhirnya R.A. Jaffray memilih untuk
mengikuti suara hati nuraninya untuk mengabarkan Injil.
R. A Jaffray mendapat tantangan keras dari pihak
keluarganya, terutama ayah dan kakak laki-lakinya.atas pilihan yang telah
dibuatnya. Namun dia tetap dengan pilihannya untuk mengabarkan Injil. Oleh
sebab itu, ia masuk ke Sekolah Teologi Nyack di New York.
Panggilan R. A Jaffray menjadi sangat penting karena
pelayanannya berkaitan dangan pengabaran Injil di Asia Tenggara dan “usaha”
penyelamatan jiwa dari suku-suku bangsa yang ada di kepulauan Asia Tenggara.
BAB III DIUTUS
KE TIONGKOK (CHINA)
Setelah menamatkan pendidikannya di sekolah teologi, ia
terus taat pada panggilan Tuhan. Pada tahun 1897 Dr. Simpson mengutus empat
orang misionaris ke Tiongkok, di antaranya adalah R. A Jaffray. Utusan pertama
di utus ke Guangxi di bagian Huanan. Mereka kemudian tinggal di Kota Tengxian,
dan belajar bahasa serta memberitakan Injil.
Pada tahun 1899, R. A Jaffray diutus untuk menetap di
Wuzhou di bawah pimpinan dari pusat. Belum sampai setengah abad, pelayanannya
berkembang dari Wuzhou sampai ke seluruh Provinsi Guangxi, negara Vietnam,
Thailand, bahkan menerobos Asia Tenggara sampai ke Indonesia dan New Guinea.
Pada tahun 1900 terjadi gerakan mendukung Raja Qing untuk
melawan orang Barat di Tiongkok yang dikenal sebagai peristiwa “Gengzi Jiao
Nan”. Akibat peristiwa itu sebanyak 36 misionaris dari Gereja Kemah Injil dan
79 misionaris dari China Inland Mission telah mati syahid. Manakala misionaris
yang lain dan mahasiswa dari sekolah Alkitab Alliance Bible Institute berpindah
ke Macau. Pada saat itulah R. A Jaffray menikah dengan Minnie Donner, seorang
misionaris dari Amerika.
BAB IV GERAKAN
PENGINJILAN YANG LEBIH EFEKTIF
Pendidikan agama dan penerbitan literatur merupakan
sarana yang sangat penting dalam membantu mengembangkan tugas penginjilan. R. A
Jaffray menyadari akan hal ini dan dia memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada
bidang pendidikan tetapi juga bidang literatur karena melalui bidang literatur
ini juga kebenaran Alkitab dapat disebarkan kepada banyak orang untuk
memperluaskan penginjilan. Maka R. A
Jaffray bertekad untuk memiliki sebuah penerbitan majalah rohani. Dan impiannya
menjadi kenyataan dengan terwujudnya percetakan China Alliance Press.
BAB V MENJABAT
SEBAGAI KETUA
R. A Jaffray seorang yang bervisi tinggi. Keuletan dan
keteguhan imannya membuat dia menghadapi tantangan dan kesulitan, bahkan
kedengkian dari rekan-rekannya sendiri. Dia tetap bersabar menghadapi semua itu
karena dia mengetahui visi Tuhan dalam pelayanannya. Dia membuktikan
pendiriannya melalui karya dan hasil nyata sehingga akhirnya mereka mengakui
kepimpinannya. Dampak dari sikap sabarnya dia mendapat kepercayaan dan
dihormati. Rekan-rekannya mengakui betapa saleh hidupnya dan betapa ia
mendalami kehendak Tuhan lebih daripada orang lain.
Pelayanan R. A Jaffray makin berkembang lewat pengalaman
yang diperolehinya. Dalam kepemimpinannya, R. A Jaffray sangat menekan tiga
prinsip pelayanan kepada rekan-rekannya yaitu ketaatan, kerja sama, dan
kerajinan. Setiap orang harus mendapat pelatihan yang serius bagaikan ”latihan
militer” karena baginya seorang misionaris itu harus memiliki jiwa mempersembahkan
diri atau pengabdian dan giat bekerja.
Pada tahun 1925, pelayanan Gereja Kemah Injil di Guangxi
berkembang pesat. Pada saat itu R. A Jaffray menjabat sebagai coordinator
sekolah teologi dan ketua Perserikatan Gereja Kemah Injil Guangxi. R. A Jaffray
sangat tegas dalam kepemimpinannya karena baginya pekerjaan mencari jiwa-jiwa
yang tersesat adalah pekerjaan yang tiada hentinya. Jadi, untuk melaksanakan
rencana penginjilan ada empat tahap yaitu perkenalan, penginjilan,
pengorganisasian dan pembinaan.
BAB VI KEBAIKAN
DALAM PENDERITAAN
Ketika terjadi kekacauan politik di Guangxi. R. A Jaffray dan rekan-rekan di Wuzhou
tekun mendoakan para misionaris dari Gereja Kemah Injil dan dari Gereja Baptis
yang berada di kota itu serta mencari solusi untuk membantu mereka.
R. A Jaffray berserta dua misionaris Gereja Kemah Injil
dan seorang misionaris Gereja Baptis berangkat ke Guilin untuk memberi
pertolongan kepada mereka para misionaris yang berada di Guangxi. Mereka di
tahan beberapa hari oleh segerombolan orang yang mengakui diri sebagai pasukan
keamanan. Selama beberapa hari dalam tahanan R. A Jaffray yang fasih berbahasa
Tionghoa menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil kepada mereka.
Melalui pengalaman itu, iman R. A Jaffray semakin teguh. R. A Jaffray sadar
bahwa ada hal yang berada di luar pikiran manusia, karena tidak ada seorang pun
yang dapat menentang pekerjaan Roh Kudus.
R. A Jaffray menganggap bahwa dalam semua penderitaan
yang dialaminya itu ada kehendak Tuhan yang indah. Semua hal yang telah berlaku
dan tidak menyenangkan itu adalah seizin Tuhan dan di dalamnya ada rencana
Tuhan. R. A Jaffray berpendapat bahwa Tuhan mengizinkan penderitaan dalam hidup
seseorang karena kasihnya yang begitu besar dan mendalam kepada umat manusia.
Oleh itu ia berkesimpulan bahwa semua penderitaan dan kesejahteraan berasal
dari Tuhan dan akan membawa kebaikan.
BAB VII MELAYANI
DI VIETNAM
Vitenam, juga disebut Vitnem Indocina Prancis merupakan
negara yang dibentuk dari beberapa negara kecil dan semuanya menjadi jajahan
Prancis. Dari tahun 1887-1911 Vitenam telah mengalami kemajuan yang cukup pesat
dalam bidang politik dalam dan luar negeri serta perkembangan kebudayaan dan
bahasa.
R. A. Jaffray mengunjungi Vitenam, dia tiba di Tokin dan
Hanoi, yaitu sekitar Sungai Merah dan mendapati bahwa Injil belum diberita di
tempat ini. R. A. Jaffray sedang melayani di seluruh wilayah penginjilan di
Huanan, tetapi dia telah mendapat dua rekan pelayanan untuk diutus ke Vitenam
yaitu Lloyd Hughes dan Paul Hostler.
Pelayanan di Vitenam dimulai dari Tournae. Pada tahun
1911 Gereja Kemah Injil membeli sebidang tanah
di Tournae dan kemudian membuka sekolah Alkitab dan sebuah Pos PI di
Faifoo.
Pada tahun 1916 R. A. Jaffray dipilih untuk bertugas di
wilayah penginjilan di Vitenam-Prancis. Ketika mendapat izin dari pemerintah,
mereka segera membuka sebuah percetakan pertama yaitu Percetakan Kemah Injil di
Hanoi untuk menerbitkan buku puji-pujian, pengajaran Kristen, buku-buku rohani,
traktat dan bacaan lainnya. Pelayanan R. A. Jaffray di Vitenam diberkati Tuhan,
karena segala sesuatu yang dilakukannya selalu mengikut kehendak Tuhan.
BAB VIII BANGUNLAH
DAN BERANGKATLAH KE SEBELAH SELATAN
R. A. Jaffray mendapat panggilan Roh Kudus, ”Bangunlah
dan berangkatlah ke sebelah selatan”. Pada 1919 Rekan kerjanya dari Amerika,
Rev. Steven dibawanya bersama dengan
Rev. John D. Oslon da Rev. E.F Irwin ke Saigon, wilayah Selatan untuk
menginjil.
Rev. Choe Sing Huen adalah misionaris Tionghoa yang
pertama diutus ke Vitenam pada tahun 1921. Pada musim semi tahun 1924, R. A.
Jaffray dan Rev. Huang Yuan Su ke Tournae, Vitenam untuk menghadiri sidang
tahunan Gereja Kemah Injil Vitenam disamping mengadakan KKR. Pada usia 55
tahun, R. A. Jaffray mendapat amanat baru dari Tuhan agar memulai sebuah ladang
baru di kepulaluan Asia Tenggara.
BAB IX PANGGILAN
DARI PULAU-PULAU DI SELATAN
”Pergilah ke Asia Tenggara”, hal itu sudah bertahun-tahun
tersimpan di dalam hati R. A. Jaffray.
Dia mengetahui bahwa itu adalah kehendak Tuhan. R. A. Jaffray mempersiapkan
diri ke Asia Tenggara dengan berusaha mengumpul data-data dan peta perjalanan
ke Selatan, serta buku-buku yang berkaitan dengan keadaan Asia Tenggara sebagai
referensi.
Pada bulan Januari 1928, R. A. Jaffray meninggalkan
Tiongkok dan berangkat menuju pulau-pulau di Asia Tenggara. R. A. Jaffray tiba
di kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. R. A. Jaffray kemudiannya
berangkat ke Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Setelah kunjungannya dia
berangkat ke Bandung, Jawa Barat dan meneruskan perjalanan keesokan harinya ke
kota Batavia (Jakarta) dan dia kemudiannya berangkat meninggalkan wilayah
kolonial Hindia Belanda untuk ke Singapura. Ia menyelesaikan perjalanan
kunjungannya selama dua bulan.
BAB X VISI
BARU: UTANG DARAH
R. A. Jaffray memiliki persekutuan yang erat dengan
Tuhan. Sepulang dari Asia Tenggara menuju ke utara yaitu sehari sebelum tiba di
Hongkong, tiba-tiba ia melihat ada bercak darah segar ditangannya. R. A.
Jaffray beranggapan bahwa mimpinya itu mempunyai arti mendalam. R. A. Jaffray
berdoa kepada Tuhan Yesus dan menantikan jawaban, tiba-tiba ada suara Roh Kudus
berkata dengan lembut tentang firman Tuhan yang terdapat dalam kitab Yehezkiel
3:17-19. sejak itu ia mengerti makna mimpinya.
R. A. Jaffray mengetahui apa yang harus dilakukannya dan
ia memulai pelayanannya dengan iman yang teguh karena ia sangat yakin bahwa
pekerjaan itu adalah panggilan Tuhan, dan Tuhan pasti akan memenuhi semua
kebutuhannya. Baginya, tidak ada sesuatu yang lebih berharga daripada menyelamatkan
jiwa dan tidak ada pekerjaan lain yang lebih mulia daripada memberitakan Injil.
BAB XI BAKAT
SEORANG PEMIMPIN
Bakat kepemimpinan R. A. Jaffray diakui oleh Dr. A. B. Simpson. R. A. Jaffray memiliki kejelian
mata untuk dapat melihat keunggulan seseorang, dia juga seorang yang cerdas dan
cermat. Selain itu, dia juga memiliki keluasan hati serta dapat menerima
kelemahan orang lain. R. A. Jaffray merupakan seorang yang sabar dan memiliki
wibawa seorang politikus besar serta keterampilan diplomatik yang baik.
Rahasia kepemimpinan R. A. Jaffray dalam pelayanannya
adalah dia berdoa dan bersandar pada Tuhan; dia seorang yang cerdas dan cermat;
dia seorang yang sabar, teguh, tekun, ulet, dan tidak takut menghadapi
kesulitan.
BAB XII KEPRIBADIAN
YANG UNGGUL
R. A. Jaffray dilahirkan di Kanada, berketurunan
Skotlandia, memiliki sifat orang “Inggris”, menerima pendidikan di Amerika,
menerima baptisan kebenaran firman Tuhan dan pendidikan Kristen, serta juga
memiliki selera humor orang Timur.
Selain itu, R. A. Jaffray juga adalah seorang yang sabar
dan menguasai diri, memiliki keluasan hati, serta dapat menerima kelemahan
orang lain. Ia juga seorang yang setia, jujur dan rendah hati. Dia juga sangat
bertanggung jawab karena untuk hal-hal yang harus diselesaikan, ia pasti dengan
tekun memperjuangkannya, bahkan rela berkorban. Hal inilah yang membuat R. A.
Jaffray memiliki kepribadian yang unggul.
BAB XIII LEMBAGA
MISI CHINA YANG PERTAMA
Pada bulan Agustus 1929, Badan Pengurus Pusat Sinode
Guangxi secara resmi memilik tujuh orang sebagai badan pengurus yaitu Rev.
Lelang Wang, Rev. Huang Yuan Su, Rev. Jaffray, Rev. Zhao Liu Tang, Rev. Liang
Xi Gao, Rev. Wu Ji Hua, dan Rev. William Newbern. Pada bulan September tahun
yang sama, Rev. Lelang Wang dan Rev. Paul Rader mengadakan KKR di Shanghai,
Hangzhou, Qingdao, Jinan, Beiping, kota-kota lainnya. Melalui KKR tersebut
mereka memperoleh dana misi. Mereka mengubah nama lembaga misi itu menjadi
“Chinese Foregin Missionary Union” (CFMU) dan menambah seorang anggota badan pengurus
yaitu Mr. Wang Shi.
BAB XIV MIMPI
TELAH MENJADI KENYATAAN
Pada tahun 1931, R. A. Jaffray bersama keluarganya pindah
ke Asia Tenggara. Pada permulaan pelayanannya terjadi kesulitan ekonomi yang
menimpa dunia. Namun dia tidak khawatir, tetapi tetap percaya bahwa jika Tuhan
sudah memulai pekerjaan-Nya, Ia pasti akan bertanggung jawab.
Pada saat CFMU sudah mulai melayani di Hindia Belanda
pada tahun 1931, pusat CMA hanya mengirim lima orang misionaris yang bekerja
sama dengan misionaris Tionghoa. Dalam laporan yang ditulis R. A. Jaffray,
selama tiga belas tahun pelayanannya di Asia Tenggara, hasilnya cukup
menggembirakan karena terdapat sebanyak 139 basis penginjilan di seluruh
wilayah Hindia Belanda.
BAB XV SEORANG
TOKOH TIPIKAL
R. A. Jaffray seorang yang sangat progresif. Ia pernah
ditentang karena membuka ladang pelayanan baru di Asia Tenggara. Namun, ia
tetap maju. R. A. Jaffray juga seorang yang sangat percaya akan kebenaran
kesembuhan ilahi sehingga ia tidak mau minum obat. R. A. Jaffray selalu
menekankan salah satu dari empat iman kepercayaan CMA yaitu, “Yesus adalah Raja
yang akan datang”.
BAB XVI RAHASIA
KESUKSESAN
R. A. Jaffray adalah salah seorang yang sukses dalam
hidupnya karena pencapaiannya yang luar biasa dalam pelayanan. Dia benar-benar
menyerahkan seluruh hidupnya untuk dipakai Tuhan sebagai alat-Nya yang luar
biasa. Dia percaya bahwa Roh Kudus ada
di atas seseorang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan. Dalam hal
berdoa, baginya doa adalah pembaruan kehidupan setiap hari, yaitu memperoleh.
kekuatan baru dan hikmat baru. Oleh sebab itu, seseorang yang selalu dekat
dengan Tuhan akan menyelami segala sesuatu karena ia memiliki mata rohani.
Puluhan tahun R. A. Jaffray terus hidup melalui iman di dalam seluruh kehidupan
dan pelayanannya.
BAB XVII SETELAH
ANGIN TOPAN
Pada tahun 1939, lembaga misi CMA mengalami krisis
ekonomi karena terjadinya perang di Eropa dan para misionaris hidup dalam
kemiskinan dan kesusahan. R. A. Jaffray mengingat sejarah CMA yang
bertahun-tahun mengalami mukjizat Tuhan dan dia yakin bahwa Tuhan menyertainya
karena semua pekerjaan Tuhan tetap kokoh berdiri dalam situasi apapun karena
Tuhan akan menyertai.
Pada tanggal 13 Maret 1942,tentara Jepang menyerang dan
menduduki kota Makassar. Mereka menangkap para pegawai pemerintah dan juga para
misionaris Amerika dan Eropa. R. A. Jaffray berada lebih dari tiga tahun dalam kamp tahanan. Dan
dia meninggal pada usia 72 tahun di dalam kamp tahanan Bolongkan.
BAB XVIII MENANTIKAN
FAJAR MENYINGSING
Pada waktu tengah malam
tanggal 29 Juli 1945, Rev. W.F. Presswood tiba-tiba dibangunkan oleh
seorang juru rawat, karena R. A. Jaffray telah meninggal dunia. Sesudah tentara
Jepang menyerah, peti jenazah R. A. Jaffray digali dan dipindahkan ke Makassar
dan di kuburkan di tanah perkuburan orang Eropa di Patunuang.
Sekarang kita masih belum berhadapan muka dengan Tuhan.
Oleh sebab itu, kita harus tetap hidup dengan iman. Jadi, kita jangan bimbang
karena kehendak Tuhan itu baik adanya! Dengan percaya sepenuh hati kepada-Nya,
kita akan menerima berkat-Nya yang besar.
Terima kasih buat artikel ini yang menjelaskan tentang R.A.Jaffray
BalasHapus