Good News

Rabu, 18 November 2015

Ringkasa Buku: DR. R. A. JAFFRAY PELAYANAN DAN KARYANYA DI CHINA HINGGA KE ASIA TENGGARA oleh Hengki Wijaya

DR. R. A. JAFFRAY
PELAYANAN DAN KARYANYA DI CHINA HINGGA KE ASIA TENGGARA

BAB I LATAR BELAKANG
Robert Alexander Jaffray (R. A. Jaffray), seorang perintis misionaris The Christian and Missionary Alliance (CMA), dari Amerika. Lahir dalam keluarga petani, hidup dalam kesederhanaan dan keluarganya dikenali sebagai keluarga Kristen yang saleh.
R. A. Jaffray  adalah anak kepada Robert Jaffray seorang yang bercita-cita besar dan mempunyai pengharapan yang luar biasa. Pada tahun 1852, ketika Robert Jaffray berumur 20 tahun dia mengambil keputusan meninggalkan negaranya untuk menuju ke Kanada. Robert Jaffray melepaskan pekerjaannya sebagai petani dan beralih menjadi seorang pedagang.
Robet Jaffray sukses dalam bisnisnya dan ia menikah dengan Sarah Bugg, anak seorang bangsawan Kanada. Ia memiliki lima orang anak, yaitu dua anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Namun kehidupannya tidak selalu berjalan lancar. R. A. Jaffray pernah mengalami kerugian akibat kebakaran yang menyebabkannya berhutang serta pernah juga mengalami resesi ekonomi dalam usahanya di harian Toronto Global. Namun ayahnya tidak pernah berputus asa, karena ayahnya percaya bahwa semua masalah itu bergantung pada sikap manusia, bagaimana sikap ia berjuang dan ia juga percaya bahwa Tuhan pasti memelihara. Akhirnya, ayahnya dapat melewati masa krisis tersebut dan mendapat keuntungan yang sangat banyak, dan bukan itu saja malah ayahnya menjadi seorang yang hebat. Pada usia 74 tahun ayahnya dipilih menjadi anggota senator Kanada.

R.A. Jaffray lahir di Kota Toronto pada 16 Desember 1873. dibesarkan dalam keluarga yang hidup sopan, disiplin, dan bermoral tinggi. Namun, dalam hal kerohanian mereka sedikit berbeda. Ibunya seorang Kristen yang aktif dan setia kepada Tuhan tetapi ayahnya kurang tertarik pada kegiatan Kristen dan hal-hal rohani karena ia lebih berminat dalam dunia usaha dan kekayaan serta mementingkan hal-hal yang praktis.
R.A. Jaffray menderita sakit jantung dan kencing manis dari masa kecilnya menyebabkan dia tidak bisa mengikut kegiatan seperti anak-anak yang normal sehingga ia menjadi seorang anak yang minder. R. A. Jaffray adalah anggota Gereja Presbiterian. Setiap minggu memiliki kesempatan  untuk mendengarkan Dr. Kellog, pendeta terkenal di Toronto. Pada usia 16 tahun, dia mengalami perubahan besar karena mendapatkan pengaruh dari seorang guru sekolah minggu, Miss Onnie Gowan yang mendapatkan kebangunan rohani melalui kebaktian Dr. A. B. Simpson. Pertama kali R. A. Jaffray mendengar khotbah Dr. A. B. Simpson, dia menyerahkan hidupnya di kaki Yesus.

BAB II            PERGUMULAN ATAS PANGGILAN
Pada tahun 1893, R. A Jaffray yang ketika itu berusia 20 tahun telah mendapat tantangan dari Dr. Simpson seorang hamba Tuhan yang menggerakkan penginjilan dunia yang kemudiannya membentuk lembaga misi The Christian and Missionary Alliance (CMA).
R.A. Jaffray merasakan panggilan Tuhan terus mendengung dalam hatinya, makin hari makin mendesak, dan ia menghadapi dilema untuk membuat pilihan dan terus bergumul. Akhirnya R.A. Jaffray memilih untuk mengikuti suara hati nuraninya untuk mengabarkan Injil.
R. A Jaffray mendapat tantangan keras dari pihak keluarganya, terutama ayah dan kakak laki-lakinya.atas pilihan yang telah dibuatnya. Namun dia tetap dengan pilihannya untuk mengabarkan Injil. Oleh sebab itu, ia masuk ke Sekolah Teologi Nyack di New York.
Panggilan R. A Jaffray menjadi sangat penting karena pelayanannya berkaitan dangan pengabaran Injil di Asia Tenggara dan “usaha” penyelamatan jiwa dari suku-suku bangsa yang ada di kepulauan Asia Tenggara.


BAB III          DIUTUS KE TIONGKOK (CHINA)
Setelah menamatkan pendidikannya di sekolah teologi, ia terus taat pada panggilan Tuhan. Pada tahun 1897 Dr. Simpson mengutus empat orang misionaris ke Tiongkok, di antaranya adalah R. A Jaffray. Utusan pertama di utus ke Guangxi di bagian Huanan. Mereka kemudian tinggal di Kota Tengxian, dan belajar bahasa serta memberitakan Injil.
Pada tahun 1899, R. A Jaffray diutus untuk menetap di Wuzhou di bawah pimpinan dari pusat. Belum sampai setengah abad, pelayanannya berkembang dari Wuzhou sampai ke seluruh Provinsi Guangxi, negara Vietnam, Thailand, bahkan menerobos Asia Tenggara sampai ke Indonesia dan New Guinea.
Pada tahun 1900 terjadi gerakan mendukung Raja Qing untuk melawan orang Barat di Tiongkok yang dikenal sebagai peristiwa “Gengzi Jiao Nan”. Akibat peristiwa itu sebanyak 36 misionaris dari Gereja Kemah Injil dan 79 misionaris dari China Inland Mission telah mati syahid. Manakala misionaris yang lain dan mahasiswa dari sekolah Alkitab Alliance Bible Institute berpindah ke Macau. Pada saat itulah R. A Jaffray menikah dengan Minnie Donner, seorang misionaris dari Amerika.

BAB IV  GERAKAN PENGINJILAN YANG LEBIH EFEKTIF
Pendidikan agama dan penerbitan literatur merupakan sarana yang sangat penting dalam membantu mengembangkan tugas penginjilan. R. A Jaffray menyadari akan hal ini dan dia memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada bidang pendidikan tetapi juga bidang literatur karena melalui bidang literatur ini juga kebenaran Alkitab dapat disebarkan kepada banyak orang untuk memperluaskan penginjilan.  Maka R. A Jaffray bertekad untuk memiliki sebuah penerbitan majalah rohani. Dan impiannya menjadi kenyataan dengan terwujudnya percetakan China Alliance Press.

BAB V      MENJABAT SEBAGAI KETUA
R. A Jaffray seorang yang bervisi tinggi. Keuletan dan keteguhan imannya membuat dia menghadapi tantangan dan kesulitan, bahkan kedengkian dari rekan-rekannya sendiri. Dia tetap bersabar menghadapi semua itu karena dia mengetahui visi Tuhan dalam pelayanannya. Dia membuktikan pendiriannya melalui karya dan hasil nyata sehingga akhirnya mereka mengakui kepimpinannya. Dampak dari sikap sabarnya dia mendapat kepercayaan dan dihormati. Rekan-rekannya mengakui betapa saleh hidupnya dan betapa ia mendalami kehendak Tuhan lebih daripada orang lain.
Pelayanan R. A Jaffray makin berkembang lewat pengalaman yang diperolehinya. Dalam kepemimpinannya, R. A Jaffray sangat menekan tiga prinsip pelayanan kepada rekan-rekannya yaitu ketaatan, kerja sama, dan kerajinan. Setiap orang harus mendapat pelatihan yang serius bagaikan ”latihan militer” karena baginya seorang misionaris itu harus memiliki jiwa mempersembahkan diri atau pengabdian dan giat bekerja.

Pada tahun 1925, pelayanan Gereja Kemah Injil di Guangxi berkembang pesat. Pada saat itu R. A Jaffray menjabat sebagai coordinator sekolah teologi dan ketua Perserikatan Gereja Kemah Injil Guangxi. R. A Jaffray sangat tegas dalam kepemimpinannya karena baginya pekerjaan mencari jiwa-jiwa yang tersesat adalah pekerjaan yang tiada hentinya. Jadi, untuk melaksanakan rencana penginjilan ada empat tahap yaitu perkenalan, penginjilan, pengorganisasian dan pembinaan.

BAB VI    KEBAIKAN DALAM PENDERITAAN
Ketika terjadi kekacauan politik di Guangxi. R. A Jaffray dan rekan-rekan di Wuzhou tekun mendoakan para misionaris dari Gereja Kemah Injil dan dari Gereja Baptis yang berada di kota itu serta mencari solusi untuk membantu mereka.
R. A Jaffray berserta dua misionaris Gereja Kemah Injil dan seorang misionaris Gereja Baptis berangkat ke Guilin untuk memberi pertolongan kepada mereka para misionaris yang berada di Guangxi. Mereka di tahan beberapa hari oleh segerombolan orang yang mengakui diri sebagai pasukan keamanan. Selama beberapa hari dalam tahanan R. A Jaffray yang fasih berbahasa Tionghoa menggunakan kesempatan itu untuk memberitakan Injil kepada mereka. Melalui pengalaman itu, iman R. A Jaffray semakin teguh. R. A Jaffray sadar bahwa ada hal yang berada di luar pikiran manusia, karena tidak ada seorang pun yang dapat menentang pekerjaan Roh Kudus.
R. A Jaffray menganggap bahwa dalam semua penderitaan yang dialaminya itu ada kehendak Tuhan yang indah. Semua hal yang telah berlaku dan tidak menyenangkan itu adalah seizin Tuhan dan di dalamnya ada rencana Tuhan. R. A Jaffray berpendapat bahwa Tuhan mengizinkan penderitaan dalam hidup seseorang karena kasihnya yang begitu besar dan mendalam kepada umat manusia. Oleh itu ia berkesimpulan bahwa semua penderitaan dan kesejahteraan berasal dari Tuhan dan akan membawa kebaikan.

BAB VII   MELAYANI DI VIETNAM
Vitenam, juga disebut Vitnem Indocina Prancis merupakan negara yang dibentuk dari beberapa negara kecil dan semuanya menjadi jajahan Prancis. Dari tahun 1887-1911 Vitenam telah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang politik dalam dan luar negeri serta perkembangan kebudayaan dan bahasa.

R. A. Jaffray mengunjungi Vitenam, dia tiba di Tokin dan Hanoi, yaitu sekitar Sungai Merah dan mendapati bahwa Injil belum diberita di tempat ini. R. A. Jaffray sedang melayani di seluruh wilayah penginjilan di Huanan, tetapi dia telah mendapat dua rekan pelayanan untuk diutus ke Vitenam yaitu Lloyd Hughes dan Paul Hostler.
Pelayanan di Vitenam dimulai dari Tournae. Pada tahun 1911 Gereja Kemah Injil membeli sebidang tanah  di Tournae dan kemudian membuka sekolah Alkitab dan sebuah Pos PI di Faifoo.
Pada tahun 1916 R. A. Jaffray dipilih untuk bertugas di wilayah penginjilan di Vitenam-Prancis. Ketika mendapat izin dari pemerintah, mereka segera membuka sebuah percetakan pertama yaitu Percetakan Kemah Injil di Hanoi untuk menerbitkan buku puji-pujian, pengajaran Kristen, buku-buku rohani, traktat dan bacaan lainnya. Pelayanan R. A. Jaffray di Vitenam diberkati Tuhan, karena segala sesuatu yang dilakukannya selalu mengikut kehendak Tuhan.

BAB VIII       BANGUNLAH DAN BERANGKATLAH KE SEBELAH SELATAN
R. A. Jaffray mendapat panggilan Roh Kudus, ”Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan”. Pada 1919 Rekan kerjanya dari Amerika, Rev. Steven  dibawanya bersama dengan Rev. John D. Oslon da Rev. E.F Irwin ke Saigon, wilayah Selatan untuk menginjil.
Rev. Choe Sing Huen adalah misionaris Tionghoa yang pertama diutus ke Vitenam pada tahun 1921. Pada musim semi tahun 1924, R. A. Jaffray dan Rev. Huang Yuan Su ke Tournae, Vitenam untuk menghadiri sidang tahunan Gereja Kemah Injil Vitenam disamping mengadakan KKR. Pada usia 55 tahun, R. A. Jaffray mendapat amanat baru dari Tuhan agar memulai sebuah ladang baru di kepulaluan Asia Tenggara.

BAB IX    PANGGILAN DARI PULAU-PULAU DI SELATAN
”Pergilah ke Asia Tenggara”, hal itu sudah bertahun-tahun tersimpan di dalam hati R. A. Jaffray.  Dia mengetahui bahwa itu adalah kehendak Tuhan. R. A. Jaffray mempersiapkan diri ke Asia Tenggara dengan berusaha mengumpul data-data dan peta perjalanan ke Selatan, serta buku-buku yang berkaitan dengan keadaan Asia Tenggara sebagai referensi.
Pada bulan Januari 1928, R. A. Jaffray meninggalkan Tiongkok dan berangkat menuju pulau-pulau di Asia Tenggara. R. A. Jaffray tiba di kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. R. A. Jaffray kemudiannya berangkat ke Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Setelah kunjungannya dia berangkat ke Bandung, Jawa Barat dan meneruskan perjalanan keesokan harinya ke kota Batavia (Jakarta) dan dia kemudiannya berangkat meninggalkan wilayah kolonial Hindia Belanda untuk ke Singapura. Ia menyelesaikan perjalanan kunjungannya selama dua bulan.

BAB X      VISI BARU: UTANG DARAH
R. A. Jaffray memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan. Sepulang dari Asia Tenggara menuju ke utara yaitu sehari sebelum tiba di Hongkong, tiba-tiba ia melihat ada bercak darah segar ditangannya. R. A. Jaffray beranggapan bahwa mimpinya itu mempunyai arti mendalam. R. A. Jaffray berdoa kepada Tuhan Yesus dan menantikan jawaban, tiba-tiba ada suara Roh Kudus berkata dengan lembut tentang firman Tuhan yang terdapat dalam kitab Yehezkiel 3:17-19. sejak itu ia mengerti makna mimpinya.
R. A. Jaffray mengetahui apa yang harus dilakukannya dan ia memulai pelayanannya dengan iman yang teguh karena ia sangat yakin bahwa pekerjaan itu adalah panggilan Tuhan, dan Tuhan pasti akan memenuhi semua kebutuhannya. Baginya, tidak ada sesuatu yang lebih berharga daripada menyelamatkan jiwa dan tidak ada pekerjaan lain yang lebih mulia daripada memberitakan Injil.

BAB XI    BAKAT SEORANG PEMIMPIN
Bakat kepemimpinan R. A. Jaffray diakui oleh Dr. A. B. Simpson. R. A. Jaffray memiliki kejelian mata untuk dapat melihat keunggulan seseorang, dia juga seorang yang cerdas dan cermat. Selain itu, dia juga memiliki keluasan hati serta dapat menerima kelemahan orang lain. R. A. Jaffray merupakan seorang yang sabar dan memiliki wibawa seorang politikus besar serta keterampilan diplomatik yang baik.

Rahasia kepemimpinan R. A. Jaffray dalam pelayanannya adalah dia berdoa dan bersandar pada Tuhan; dia seorang yang cerdas dan cermat; dia seorang yang sabar, teguh, tekun, ulet, dan tidak takut menghadapi kesulitan.

BAB XII   KEPRIBADIAN YANG UNGGUL
R. A. Jaffray dilahirkan di Kanada, berketurunan Skotlandia, memiliki sifat orang “Inggris”, menerima pendidikan di Amerika, menerima baptisan kebenaran firman Tuhan dan pendidikan Kristen, serta juga memiliki selera humor orang Timur.
Selain itu, R. A. Jaffray juga adalah seorang yang sabar dan menguasai diri, memiliki keluasan hati, serta dapat menerima kelemahan orang lain. Ia juga seorang yang setia, jujur dan rendah hati. Dia juga sangat bertanggung jawab karena untuk hal-hal yang harus diselesaikan, ia pasti dengan tekun memperjuangkannya, bahkan rela berkorban. Hal inilah yang membuat R. A. Jaffray memiliki kepribadian yang unggul.

BAB XIII       LEMBAGA MISI CHINA YANG PERTAMA
Pada bulan Agustus 1929, Badan Pengurus Pusat Sinode Guangxi secara resmi memilik tujuh orang sebagai badan pengurus yaitu Rev. Lelang Wang, Rev. Huang Yuan Su, Rev. Jaffray, Rev. Zhao Liu Tang, Rev. Liang Xi Gao, Rev. Wu Ji Hua, dan Rev. William Newbern. Pada bulan September tahun yang sama, Rev. Lelang Wang dan Rev. Paul Rader mengadakan KKR di Shanghai, Hangzhou, Qingdao, Jinan, Beiping, kota-kota lainnya. Melalui KKR tersebut mereka memperoleh dana misi. Mereka mengubah nama lembaga misi itu menjadi “Chinese Foregin Missionary Union” (CFMU) dan menambah seorang anggota badan pengurus yaitu Mr. Wang Shi.

BAB XIV       MIMPI TELAH MENJADI KENYATAAN
Pada tahun 1931, R. A. Jaffray bersama keluarganya pindah ke Asia Tenggara. Pada permulaan pelayanannya terjadi kesulitan ekonomi yang menimpa dunia. Namun dia tidak khawatir, tetapi tetap percaya bahwa jika Tuhan sudah memulai pekerjaan-Nya, Ia pasti akan bertanggung jawab.
Pada saat CFMU sudah mulai melayani di Hindia Belanda pada tahun 1931, pusat CMA hanya mengirim lima orang misionaris yang bekerja sama dengan misionaris Tionghoa. Dalam laporan yang ditulis R. A. Jaffray, selama tiga belas tahun pelayanannya di Asia Tenggara, hasilnya cukup menggembirakan karena terdapat sebanyak 139 basis penginjilan di seluruh wilayah Hindia Belanda.

BAB XV         SEORANG TOKOH TIPIKAL
R. A. Jaffray seorang yang sangat progresif. Ia pernah ditentang karena membuka ladang pelayanan baru di Asia Tenggara. Namun, ia tetap maju. R. A. Jaffray juga seorang yang sangat percaya akan kebenaran kesembuhan ilahi sehingga ia tidak mau minum obat. R. A. Jaffray selalu menekankan salah satu dari empat iman kepercayaan CMA yaitu, “Yesus adalah Raja yang akan datang”. 

BAB XVI       RAHASIA KESUKSESAN
R. A. Jaffray adalah salah seorang yang sukses dalam hidupnya karena pencapaiannya yang luar biasa dalam pelayanan. Dia benar-benar menyerahkan seluruh hidupnya untuk dipakai Tuhan sebagai alat-Nya yang luar biasa. Dia percaya bahwa Roh Kudus ada  di atas seseorang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan. Dalam hal berdoa, baginya doa adalah pembaruan kehidupan setiap hari, yaitu memperoleh. kekuatan baru dan hikmat baru. Oleh sebab itu, seseorang yang selalu dekat dengan Tuhan akan menyelami segala sesuatu karena ia memiliki mata rohani. Puluhan tahun R. A. Jaffray terus hidup melalui iman di dalam seluruh kehidupan dan pelayanannya.

BAB XVII      SETELAH ANGIN TOPAN
Pada tahun 1939, lembaga misi CMA mengalami krisis ekonomi karena terjadinya perang di Eropa dan para misionaris hidup dalam kemiskinan dan kesusahan. R. A. Jaffray mengingat sejarah CMA yang bertahun-tahun mengalami mukjizat Tuhan dan dia yakin bahwa Tuhan menyertainya karena semua pekerjaan Tuhan tetap kokoh berdiri dalam situasi apapun karena Tuhan akan menyertai.
Pada tanggal 13 Maret 1942,tentara Jepang menyerang dan menduduki kota Makassar. Mereka menangkap para pegawai pemerintah dan juga para misionaris Amerika dan Eropa. R. A. Jaffray berada  lebih dari tiga tahun dalam kamp tahanan. Dan dia meninggal pada usia 72 tahun di dalam kamp tahanan Bolongkan.

BAB XVIII    MENANTIKAN FAJAR MENYINGSING
Pada waktu tengah malam  tanggal 29 Juli 1945, Rev. W.F. Presswood tiba-tiba dibangunkan oleh seorang juru rawat, karena R. A. Jaffray telah meninggal dunia. Sesudah tentara Jepang menyerah, peti jenazah R. A. Jaffray digali dan dipindahkan ke Makassar dan di kuburkan di tanah perkuburan orang Eropa di Patunuang.
Sekarang kita masih belum berhadapan muka dengan Tuhan. Oleh sebab itu, kita harus tetap hidup dengan iman. Jadi, kita jangan bimbang karena kehendak Tuhan itu baik adanya! Dengan percaya sepenuh hati kepada-Nya, kita akan menerima berkat-Nya yang besar.













1 komentar:

  1. Terima kasih buat artikel ini yang menjelaskan tentang R.A.Jaffray

    BalasHapus