Judul Buku : Rodger Lewis, Sejarah Kemah Injil Indonesia (378 halaman)
Simpson
menulis demikian, “Dulu saya mengira bahwa orang Kristen dikuduskan seluruhnya
hanya pada saat itu menghadapi kematian, sebagai persiapan masuk surga. Waktu
itu saya tidak mau dikuduskan, karena saya berpikir jangan-jangan saya akan
cepat mati! Tetapi Tuhan Yesus berfirman bahwa kita dikuduskan untuk melayani
Dia sekarang ini, di dunia ini.” Sejak saat itu bagi Simpson Yesus Kristus
bukan saja menjadi Penyelamatnya, tetapi juga pengudusnya. Tanggapan: Ketika
kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita telah dibenarkan oleh
Allah karena iman dan berikutnya Allah menguduskan kita dan memulihkan serta
memakai kita sebagai wakilnya di bumi untuk melakukan kehendak-Nya.
Pada
tahun 1930 Jaffray bertemu dengan Pouw Peng Hong, seorang pengusaha yang
mengelola sebuah pabrik biskuit di Jakarta. Pada pertemuan pertama ini Jaffray
sudah melihat bahwa Pouw mempunyai potensi untuk bekerja di lading Tuhan. Karena
itu, secara terus terang Jaffray berkata kepadanya, “Saudara seharusnya menjadi
penjala manusia, bukan pengelola pabrik.”
Tatepai pada waktu itu Pouw masih memiliki beban untuk membiayai
keluarganya. Pada bulan Januari Pouw jatuh sakit. Setiap malam selama lima
belas hari ia tidak dapat tidur. Rasanya ia akan mati. Akhirnya Pouw mengirim
telegram kepada Jaffray yang bunyinya, “I
surrender to God for Makassar.” (Saya menyerahkan diri saya kepada Allah
untuk Makassar.) Pada hari itu juga Pouw minta berhenti dari pekerjaannya.
Karya Allah untuk hidup Pouw begitu besar. Sejak tahun 1932 Pouw menjadi
pimpinan bahasa Indonesia di gereja Tionghoa CFMU Makassar. Dan bulan Mei 1932,
ia ditahbiskan menajdi “domine” (pendeta). Pada tahun 1934 Pdt. Pouw diminta
untuk menggembalakan Gereja Kemah Injil Makassar (di kenal sekarang sebagai
GKII Parousia Makassar) hingga Desember
1941. Kutipan menarik dari kata-kata pengkhotbah Pouw, ia berkata: “Sekalipun dosamu banyak,
Tuhan berkuasa mengampuninya. Yang perlu kamu lakukan ialah datang kepada Tuhan
Yesus dengan penuh kerendahan hati dan bertobat, lalu menerima Dia sebagai
Juruselamat dan Penebusmu.”
Orang-orang
yang datang ke Gereja Kemah Injil dan Sekolah Alkitab ini kebanyakan dari latar belakang Indische Kerk (Gereja Protestan). Karena
itu, ada yang menuduh Jaffray “mencuri domba-domba” gereja lain. Tetapi ia
menyangkal dan berkata bahwa orang yang datang ke gereja, belum tentu sudah
menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus atan sudah mengerti firman Tuhan.
Tanggapan: saya setuju dengan pendapat Jaffray. Saat ini tuduhan seperti itu
masih terjadi, namun kita perlu bertanya apakah “orang Kristen” itu sudah
diselamatkan? Dan apabila ia sudah diselamatkan apakah ia telah bertumbuh dalam
iman Yesus Kristus dan menjadi murid-Nya atau hanya pengikut simpatisan gereja
atau jemaat biasa di gereja lokalnya?.
Hal
yang menarik bahwa seorang penginjil besar dari Tiongkok, Dr. John Sung pernah mengunjungi kota Makassar.
Ketika itu ia berkhotbah pada bulan Oktober 1939 dalam suatu kebaktian
kebangunan rohani yang diadakan oleh Gereja Kemah Injil Makassar. Roh Kudus
bekerja dengan pebuh kuasa; hati yang keras berubah menjadi lunak. Tanggapan:
Sebelumnya ke Makassar dan pulau lainnya, Dr. Sung terbang dari Singapura ke
pulau Jawa, dan ia tiba di Surabaya dalam bulan Januari 1939. Ini adalah kunjungannya
yang pertama di Indonesia. Di situ ia mengadakan dua puluh satu pertemuan
dalam satu minggu saja. Berarti orang Kristen di Surabaya harus berkumpul tiga
kali sehari. Apakah mereka bersedia menutup toko mereka dan pergi mempelajari
Alkitab? Heran! Orang Tionghoa datang berbondong-bondong. Banyak di antara
mereka disembuhkan, banyak lagi mau pergi dan membawa Injil kepada orang yang
belum mengenal Tuhan Yesus. Di Makassar hal itu juga terjadi dan banyak yang
bertobat. GKII Wilayah Jawa dan Sumatra tidak berkembang luas seperti
daerah-daerah lain seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, NTT, Alor, Bali,
Minahasa, Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar