Good News

Selasa, 10 November 2015

Ringkasan Buku: John D. Legg, John G. Paton: Misionaris Salib (Hengki Wijaya)

Nama Mahasiswa   : Hengki Wijaya
Judul  Buku           : John D. Legg, John G. Paton:  Misionaris Salib (74 halaman)

            Paton masih mengingat bahwa: “masih segar dalam hati saya, seolah-olah baru terjadi kemarin… Kami berhenti ketika sampai pada titik perpisahan yang telah ditentukan;  ia menggenggam tangan saya selama satu menit dalam keheningan, kemudian dengan tenang dan penuh kasih sayang berkata: ‘Allah memberkati kamu, Anakku! Allah ayahmu membimbingmu dan melindungimu dari yang jahat!’. Tanggapan: Allah yang sama yang membimbing dan menuntun orang Kristen dalam kehidupan Kristen.

            Responnya sendiri adalah sebagai berikut: “Tuhan terus-menerus berbicara dalam diri saya, ‘Karena tak ada orang lain dengan kualifikasi yang lebih baik yang bias didapatkan, bangkit dan ajukanlah dirimu sendiri.’ Hampir-hampir tak tertahankandorongan untuk menjawab keras-keras, ‘Inilah aku, utuslah aku.’ Namun saya (Paton) sangat khawatir kalau-kalau saya keliru menafsirkan emosi manusiawi saya sebagai kehendak Allah. Maka saya memutuskan untuk berhati-hati mencermati dari dekat dan menjadikan objek doa untuk beberapa hari lagi. Ratapan dan tuntutan orang-orang kafir itu terus-menerus terngiang di telinga saya. Saya melihat mereka binasa karena ketidaktahuan mereka tentang Allah yang sejati dan Anak-Nya Yesus Kristus.[1] Setiap panggilan terlahir dari sebuah doa dan perenungan seperti nabi Yesaya bertemu dengan malaikat Allah. Responnya tepat seperti yang telah dilakukan John G. Paton yaitu: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku: Ini aku, utuslah aku! (Yesaya 6:8).
Allah dari ayahnya dan Allah yang telah menaunginya dalam setiap keadaannya, akan menyertainya. “Saya melihat tangan Allah dengan begitu jelas, tangan-Nya tidak hanya mempersiapkan saya untuk lading misi di tempat yang asing, tetapi juga memimpin saya ke sana.”
Dalam sebuah acara perjamuan kudus pada hari Minggu di Aniwa selama kunjungan Paton pada tahun 1898, pengkhotbah berbicara kepada pendengarnya dengan kata-kata berikut: “Beberapa tahun silam Dr. Paton, yang sekarang sudah berusia lanjut, adalah seorang pemuda dan tinggal di Skotlandia. Terang masuk dan menerangi hatinya dan ia berkata kepada dirinya sendiri, “Saya tidak boleh menyembunyikan terang ini, saya harus membiarkannya tetap bersinar.” Dengan demikian ia meninggalkan negerinya sendiri, dan membawa terang Yesus ke Aniwa. Aniwa pada waktu itu adalah tanah gelap, tetapi sekarang daerah itu penuh dengan terang. Saudara dan saudari dari Aniwa, jangan menyembunyikan terang kalian, biarkanlah terang kalian bersinar. Tanggapan: Perkataan Paton adalah benar sesuai dengan kata Alkitab: “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu” (Yesaya 60:1-2). “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16).
Paton terus melayani dengan gigih sampai akhir,” dengan meninggalkan kesenangan berada di tengah-tengah anak-anak dan cucu-cucu yang dikasihinya yang adalah sukacita yang paling khusus dan melanjutkan perjalanannya di Australia. Setelah kematian istrinya, ia melanjutkan perjalanan kelilingnya yang panjang. Pada suatu hari, kuda yang menarik kereta roda empatnya ketakutan melihat kereta api, dan ia terlempar keluar dan terhempas sehingga pingsan. Tetapi ia segera pulih dan melanjutka perjalanannya. Kongregasi yang telah berkumpul itu melihat seorang laki-laki yang kepalanya dibalut perban, ditolong naik ke mimbar untuk menjelaskan penyebabnya. “Untuk apa saya diselamatkan dari kecelakaan ini, kalau bukan untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk membela orang-orang kafir yang akan binasa itu.”



                [1] John D. Legg, John G. Paton: Misionaris Salib (Surabaya:Penerbitan Momentum, 2009), 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar