Hari ini kita akan merenungkan Injil Matius 22:23-33 yang dibagi dalam dua poin yaitu:
Meragukan kuasa Allah (22:23-28)
Kali ini dari pihak Saduki yang menguji Yesus tentang kebangkitan. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada Yesus dan ceritakan tentang kebangkitan hanya menjadi "senjata makan tuan" bagi mereka. Oleh karena pertanyaan mereka hanya menyingkapkan lebih banyak kelemahan dari pengajaran mereka tentang kebangkitan. Ketidakpercayaan dan keraguan tentang kuasa Allah hanya menjelaskan betapa mereka mencoba membenarkan dosa-dosa mereka dengan bersembunyi di balik "daun-daun ara" yang melambangkan pemikiran logis dan rasional tentang pengajaran Musa. Mereka memanfaatkan kebenaran sebagai topeng untuk membenarkan perbuatan mereka. Keraguan bukanlah yang buruk, tetapi hal itu tidak boleh dipakai untuk membenarkan dosa. Pernyataan atas jawaban mereka tentang kebangkitan menjelaskan bahwa mereka terkesan ingin memiliki banyak istri dan mau memuaskan hawa nafsu atau mereka sudah hidup seperti itu.
Mencemarkan Firman Allah (22:29-33)
Yesus menjawab pertanyaan orang Saduki dengan menyingkapkan kebenaran yangs esungguhnya berkauitan dengan persoalan pernikahan, kebangkitan dan kuasa Allah. Yesus memperjelas maksud-Nya: orang Saduki sama sekali tidak mengerti pernyataan Yesus (lihat Luk. 24:44). Jika orang Saduki benar dan tidak ada kebangkitan sebagaimana ajaran mereka yang mereka pahami. Pertanyaannya adalah mengapa Allah menyebut diri-Nya sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub? Hal ini berarti Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah dari orang-orang yang sudah lama pergi dari dunia ini. Yesus mengingatkan mereka bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Sebab Allah itu sudah ada sebelum Abraham ada dan masih ada di generasi ishak dan yakub hingga saat ini. Dalam penolakan mereka terhadap kebangkitan dan kehidupan setelah kematian, orangSaduki sesungguhnya menolak Yesus yang merupakan kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25-26). Oleh karena itu, supaya kita tidak mencemarkan firman Tuhan maka sebaiknya kita meneliti Alkitab sekalipun hal itu kecil tetapi itu adalah kebenaran Allah.
Pernyataan:
"Tidak ada seorang pun yang tidak memercayai keberadaan Allah kecuali orang yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Allah" (Gisbertus Voetius).
Jangan meragukan keberadaan Allah sebab Dia adalah Allah Mahahadir dan tinggal di dalam hati kita (PW).
DOA
Tuhan di saat hatiku mulai ada keraguan akan janji-Mu dan pengenalanku akan Engkau semakin buyar. Tolong saya untuk melepaskan keraguan itu di hadapan-Mu dan memandang Juruselamatku yang selalu ada di hatiku. Demi nama Yesus Kristus Tuhan yang Mahahadir dan menyertai. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar