Apa yang dialami Yesus di atas salib adalah penderitaan yang seharusnya kita pantas untuk mendapatkannya karena kita adalah orang berdosa.Segala penderitaan, penyakit, kesombongan dan kebanggaan kita yang menyebabkan kita berdosa kepada Allah. Yesus sudah menanggungnya di atas kayu salib. Pergumulannya yang terbesar adalah di Getsemani sebagai manusia dipertaruhkan kembali setelah pertarungannya dalam ujian di padang gurun. Pendakwa itu kembali datang di taman Getsemani yang menggelisahkan Yesus dalam pergumulan doanya. "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku" (Matius 26:39). Pergumulan ini akhirnya berubah menjadi doa yang ujungnya menjadi: "janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39). Yesus mengikuti kehendak Bapa-Nya. Inilah tujuan Yesus lahir ke dunia, dibawa Roh Kudus masuk dalam pencobaan di padang gurun, dan tujuan akhir-Nya di muka bumi adalah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Semua dosa, kutuk, penderitaan atas dosa ditanggung-Nya di atas kayu salib. Karya Kristus sudah selesai di atas kayu salib. Bila kita saatr ini terhina, tersakiti, dan berniat untuk membalas dan menyakiti. Hal itu berarti bahwa kita belum sungguh-sungguh diselamatkan oleh Yesus. Yesus sudah menyelesaikan sakit hati kita, hinaan bagi kita di atas kayu salib. Sebab di atas kayu salib menandakan arti hinaan, dosa dan kutuk. Karena Alkitab berkata: Terkutuklah orang disalibkan. Dia menjadi berdosa dan terkutuk bagi kita supaya ketika Dia bangkit kita pun dibangkitkan bersama dengan Dia menjadi manusia yang baru di bumi dan dibangkitkan setelah kematian. Kematrian kita tidak kekal, tetapi kebangkitan-Nya adalah kekal selamanya. Orang percaya mati bagi dosanya dan bangkit dalam natur baru ayng terus-menerus dibarui oleh Roh-Nya dan firman Tuhan.
Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa. Dia berseru kepada Bapa, mengapa Bapa meninggalkan-Nya menunjukkan bahwa Bapa yang kekal dan kudus tidak dapat melihat dosa pada Yesus yang telah meanggung dosa kita dengan kematian di atas kayu salib. Begitu besar tanggungan Yesus bagi dunia, namun Dia tahu ini adalah waktu-Nya utuk dimuliakan dengan kemenangan-Nya di atas kayu salib. Orang Kristen harus memandang kepada salib untuk melihat karya Yesus yang terbesar. Tidak disayangkan-Nya Anak-Nya yang tunggal bagi kita untuk penebusan dosa yang tidak dapat kita bayar karena utang kita kepada-Nya tidak bisa lunas, tetapi dengan pengorbanan Kristus maka utang-utang dapat lunas selama-lamanya.Karya Yesus yang sudah selesai di tas kayu salib memberikan kemerdekaan yang penuh atas jaminan keselatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar