Good News

Rabu, 23 Maret 2016

Khotbah: Juruselamat yang Luar Biasa oleh Hengki Wijaya

 Dalam Matius 27:27-44, sebuah drama penghinaan yang terakhir sebelum Yesus disalibkan. Kini giliran pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka mengolok Yesus dengan cara yang tidak pantas dan mengoloknya dengan berkata: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Maksud mereka, inikah yang disebut "Raja." Suatu sindiran yang diperhalus. Namun, olokan yang tampaknya jahat, tetapi secara rohani Dia memang Raja yang akan datang. Kekuasaan-Nya tidak hanya di bumi, surga dan alam semesta. Seorang Juruselamat dunia memang harus model Yesus yang tiada duanya. Sekali pun olok-olokan datang kepada-Nya tidak hanya dari pihak pasukan, tetapi juga pihak imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua yang merasa "menang" atas Yesus. Mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah"`(Matius 27:42-43). ejekan dilontarkan untuk menghancurkan hati Yesus. Namun mereka tidak mengetahui bahwa Dia yang mereka ludahi, dan pukuli adalah Dia yang menciptakan langit dan bumi, Allah dan Pencipta mereka. Apakah reaksi Anda ketika olok-olokan terhadap Yesus itu datang tiba-tiba dalam hidup Anda? Apakah Anda akan seperti Yesus dalam sikap-Nya atau Anda mau bersikap seperti yang Anda mau? Itulah pilihan Anda apakah Anda tahan hinaan atau Anda mau melawannya?


Tekad Yesus untuk naik ke salib adalah tekad yang kuat dari dalam hati-Nya dan menjadi visi Yesus di muka bumi. Sekali pun begitu banyak mukjizat yang terjadi dalam hidup Yesus dan pelayanan-Nya, tetapi itu tidak memengaruhi tujuan terutama Yesus datang ke dunia yaitu menyerahkan hidup-Nya kepada Bapa di salib. Bagi iblis, para imam-imam kepala, para ahli Taurat dan tua-tua merasa senang karena ini menganggap sebagai kemenangan. Namu berbeda dengan pihak Yesus inilah sesungguhnya kemenangan di atas salib. Dan kebangkitan-Nya menunjukkan kemenangan dan penggenapan nubuatan Yesus.Ayat 32, terselip kisah perjumpaan dengan seorang bernama Simon dari Kirene yang dipaksa untuk memikul salib Yesus. Pertemuan yang singkat, namum memberikan dampak besar bagi keluarga Simon ke depannya. Yesus disalibkan diawali dengan pergumulan Yesus yang berat di taman Getsemani. Tetapi Yesus tahu bahwa jalan menuju salib adalah jalan penderitaan seperti yang dialami oleh orang-orang yang belum percaya dan orang yang menolak Dia. Mereka akan menderita penderitaan badani dan kematian kekal. Oleh karena itu, Yesus tidak menyayangkan diri-Nya bagi kita semua.

"Ketaatan yang dipelajari melalui penderitaan, disempurnakan melalui penderitaan, dan diwujudkan dalam penderitaan kematian di kayu saliblah yang menegaskan karya-Nya (Kristus) dan pencapaian sebagai penulis keselamatan" John Murray.

Salib Kristus adalah teladan bagi orang percaya untuk siap menderita untuk Kristus (PW).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar