Good News

Sabtu, 12 Maret 2016

Khotbah: Gadis-gadis yang bodoh dan gadis-gadis yang Bijaksana oleh Hengki Wijaya

Mendengar perumpamaan Gadis-gadis yang bodoh dan gadis-gadis yang Bijaksana teringatlah kita dengan orang yang cerdas dengan orang yang bodoh di kelas. Ibaratnya kisi-kisi soal sudah diberikan sebelumnya dan disampaikan, namun orang yang bodoh tidak mempersiapkan dirinya untuk belajar kisi-kisi tersebut dan akhirnya pada saatnya tiba orang-orang bodoh tersebut hanya bisa melongoh dan tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut sebagai ujian untuk melangkah kepada tingkat berikutnya.

Gadis-gadis dalam perumpamaan adalah kita sebagai orang percaya. Kita sudah percaya kepada Yesus, tetapi apakah kita mempersiapkan diri kita untuk meantikan Sang Raja datang kembali untuk mengajak kita masuk dalam perkawinan Anak Domba, ataukah kita hanya bersiap-siap apa danya untuk menantikan Dia datang. Apabila kita membawa obor yang berisi minyak zaitun, apakah persediaan minyak kita tidak sediakan lebih banyak karena tidak mengetahui mempelai itu datang. Saat itu, sulit untuk memprediksi kapan mempelai datang. Belum ada alat telekomunikasi, teknologi informasi yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain. Sekarang memang keadaannya berbeda, tetapi tetap saja kita harus bijaksana karena ketika Yesus datang kedua kalinya, tentulah kita tidak dapat berpikir untuk orang lain diselamatkan, melainkan berpikir tentang diri kita sendiri apakah saya dijemput oleh yesus sebagai mempelainya?


Menunggu mempelai laki-laki (25:1-9).

Mempelai laki-laki yang sudah lama kita nantikan akan segera kembali kepada kita. Ketika Anda memikirkan tentang kedatangan Yesus untuk kedua kali, apakah Anda merasakan kegairahan dan antisipasi?

Mempelai laki-laki tiba (25:10-13)

Karena kelalaian mereka, kelima gadis bodoh dilarang masuk dalam perjamuan (ayat 10). Gadis-gadis bodoh mewakili murid-murid palsu, sedangkan gadis-gadis bijaksana mewakili murid-murid sejati. Yeus memanggil para pengikut-Nya kepada ketaatan setiap hari dan kepada kehidupan dengan pekerjaan baik melalui iman, bukan usaha keras pada detik-detik terakhir untuk membayar kealaian dan ketidaktaatan selama bertahun-tahun. Kita tidak boleh berputus asa untuk menantikan Tuhan Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar