Matius 26:57-68 menceritakan Yesus setelah ditangkap maka dibawa kepada imam Kepala Kayafas. Pengadilan larut malam diadakan objektif tunggal untuk menghukum mati Yesus. Imam-iman dengan segal niat jahat mereka membuat rencana untuk menjebak Yesus. seperti pengacara mencari kesalahan untuk mendapatkan hukuman mati bagi Yesus. Dalam proses ilegal hukum Yahudi yang seharusnya dilakukan pada siang hari dan tidak boleh pada hari raya. Bahkan dengan kesaksian-kesaksian palsu dan tuduhan palsupara pendakwa Yesus gagal menemukan cara untuk menjatuhkan hhukuman mati. Bahkan sekali pun imam kepala turun tangan pula tetap tidak mendapati kesalahan. Maka dengan segala cara dia menyatakan bahwa Yesus menghujat Allah dengan suara yang lantang dan sangat emosional. Jelas bahwa imam kepala tidak punya cara lain selain emosional dan marah untuk membela dirinya yang tidak mampu menyatakan kebenaran dan hanya menyatakan kepalsuan. Seringkali kita mengabaikan aturan Tuhan hanya untuk membela kebenaran palsu.
Imam besar menolak kebenaran Allah melalui Yesus yang menyatakan diri sebagai Anak Manusia yang ditinggikan dalam Kitab Daniel. Yesus menyatakan diri-Nya adalah Mesias yang dijanjikan duduk di sebelah kanan Allah (Mazmur 101:1). Anda tentu mengingat ketika Petrus menyatakan siapa Mesias. Yesus menyatakan bahwa Bapa-Nya yang menyatakan diri-Nya kepad Petrus. Walaupun dengan terus terang dan kejujuran kepada imam besar, tetapi Bapa tidak menyatakan makanya dia berbalik menyatakan penghujatan dan kemarahan. Yesus yang telah dikhianati oleh yudas Iskariot dengan ketenangan menerima segala penghinaan dan justru dalam penghinaan itu Dia tetap menyatakan kebenaran kiranya ada yang mau menerimanya, tetapi malahan pemimpin orang yahudi membencinya dan berniat jahat.Dalam kehidupan di indonesia yang jelas-jelas korupsi masih bisa bernapas lega sementara orang yang tidak mealkuka kejahatan justru dijebak supaya didapati bersalah. Apakah kita juga melakukan niat jahat kepada orang lain, apalagi Anda adalah pemimpin yang harus menjadi teladan tetapi karena kebencian dan niat jahat Anda kepada orang benar maka Anda tetap berbuat kejahatan.
Waspadalah sebagai pemimpin rohani jangan memilki niat jahat untuk menghancurkan orang lain apalagi dia adalah orang benar. Justru Anda harus merangkul semua orang dan sabar kepada orang yang benar supaya Anda dapat disebut pemimpin rohani yang benar. #Jujur #berintegritas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar