Good News

Minggu, 20 Maret 2016

Khotbah: Kerasnya hati Firaun oleh Hengki Wijaya

Hari ini saya mendengarkan khotbah English Chapel" dan saya mencoba membuat outline khotbanya dalam bahasa Indonesia. Saya mencoba menuliskan kembali apa yang bisa saya dengar dan "tangkap" pada saat saya mendengarkan khotbah ini. Ada penekanan yang diharapkan oleh pengkhotbah yang dia dapatkan dalam membaca kebenaran firman Tuhan ini. Dalam khotbah ini disampaikan bahwa bangsa Mesir mengalami tulah kedelapan: belalang dan tulah kesembilan: gelap gulita dalam Keluaran 10.

Pendahuluan

Bila Anda adalah abdi Allah seperti Musa dan Harusn yang diutus menghadap Firaun yang diketahuinya bahwa hati mereka mengeras, apa yang Anda lakukan? Anda pastinya bingung dan bertanya untuk apakah aku diutus kepada orang yang keras hatinya yang tentunya hatinya telah dikeraskan oleh Allah sendiri?

Namun TUHAN Allah memberitahukan tujuan Allah kepada Musa dan Harun mengapa Allah harus melakukan itu kepada Firaun dan bangsa Mesir. Allah hendak bangsa Israel memiliki sebuah cerita di masa yang akan datang "Betapa dahsyat kekuasaan Allah bagi bangsa lain (Mesir). Aku mempermainkan orang Mesir dan tanda-tanda mukjizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka supaya kamu mengetahui bahwa Akulah TUHAN."


Pertanyaan yang sekaligus firman Allah kepada Firaun: Berapa lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku? Biarkan umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku.   Ketika tulah belalang itu diberitakan kepada Firaun (ayat 4-6), para pegawai Firaun sudah mulai "melunak" dengan berkata Biarkanlah orang-orang itu pergi, belumkah tuanku insaf, bahwa Mesir dapat binasa? Seperti di awalnya Musa dan harus sudah mengetahui bahwa Firaun akan mengeraskan hati karena Firaun bertanya siapa-siapa yang harus pergi beribadah? Dan memang sudah ada niat untuk memberikan syarat kepada Musa dan Harus. Hal ini berarti bahwa dia tidak sepenuh ahti membiarkan bangsa Israel pergi dari Mesir. Dalam hidup kita sebagai orang percaya tidak jauh beda dengan sikap keras Firaun yang ditunjukkan dengan sikap diplomasi atau tawar menawar untuk kepentingan hidup kita sendiri. Kalau saya ikut Tuhan ada syaratnya sementara Yesus mati untuk dosa-dosa kita tidak menggunakan syarat dan ketentuan untuk kita. Sikap Firaun ini bisa jadi ada di dalam diri kita, karena kita memiliki cara pandang yang berbeda dengan Tuhan. akibat Firaun menggunakan syarat untuk bangsa Israel maka TUHAN memerintahkan Musa untuk mengulurkan tangannya sehingga tulah belalang itu meliputi tanah Mesir.

Melihat kejadian yang dahsyat itu (12-15), Firaun pun sepertinya menyesaldan berkata ampunilah dosaku untuk sekali ini saja dan berdoalah kepada TUHAN, Allahmu supaya bahaya maut ini dijauhkan -Nya dari padaku.  Tetapi saja Tuhan-lah yang berdaulat atas diri Firaun maka Tuhan mengeraskan hati Firaun (ayat 20). Berulang kali TUHAN melakukan hal ini untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang mengatur segala sesuatu untuk tujuan yang dikehendakinya. Penyesalan manusia tidak menunjukkan pertobatannya, tetapi pertobatan tentulah penyesalan yang sungguh-sungguh. Firau menyesal supaya bahaya itu dijauhkan. Ketika bahaya sudah berlalu,  maka Firaun mengulangi dosa yang sama. Setiap orang percaya bisa memiliki niat jahat seperti Firaun. Pada saat Anda susah maka Anda datang kepada TUHAN, sebaliknya pada saat senang Anda malah menjauhi-Nya. Seharusnya susah dan senang, suka dan duka selalu datang di hadapan TUHAN.

Allah tidak toleransi lagi dengan Firaun dan seperti langsung menangani sikap Firaun ini dengan berfirman kepada Musa. Allah membuat Mesir menjadi gelap gulita selama tiga hari. Keadaan ini tidak diberitahukan kepada Firaun. Di tempat Israel ada terang, sementara bangsa Mesir gelap gulita, tak ada orang yang bisa bangun. Hal ini sungguh pekerjaan supernatural Allah. Allah tidak memberikan tanda kepada orang yang keras hatinya untuk mendatangkan penghukuman dan teguran. Allah juga memberikan perbedaan antara bangsa Israel dan bangsa Mesir. Pada ayat 24, Firaun memberikan izin, tetapi memberi pula syarat. Firaun berpikir masih memegang kendali bagi bangsa Israel, dan berpikir bahwa otoritas Allah atas alam semesta ini masih bisa ditoleransi atau dirundingkan seakan-akan Firaun ini memegang kekuasaan. Firau berpikir dia masih allah bagi bangsa Israel. Firaun sengaja melarang untuk membawa ternak supaya mereka tidak dapat melaksanakan ibadah dan juga untuk kebutuhan makan mereka sehingga mereka akan berpikir untuk tidak meninggalkan Mesir, tetapi Musa berkata bahwa tak satu pun ternak yang akan tinggal. Semua ternak harus ikut serta untuk keperluan ibadah. Maka Allah mengeraskan hati Firaun dan akhirnya bangsa Israel tidak dibiarkan pergi.

Lalu Firaun berkata padanya: "Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati." Musa berkata: "Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!"

Allah tidak memperingatkan Firaun kembali untuk tulah yang paling mengerikan yaitu kematian anak sulung pada bangsa Mesir. Ucapan terkahir Firaun kepada Musa merupakan jawaban untuk dinyatakan penghakiman kepada bangsa Mesir. Kuasa perkataan yang diucapkan Firaun menjadi senjata mematikan bagi bangsa Mesir. Ucapan kita memiliki kuasa untuk memberkati, memulihkan dan juga sebaliknya dapat merusak dan membinasakan. Tepat yang Firaun katakan menjadi firma Allah untuk dinyatakan kepada Firaun dan bangsanya.

Dari tulah kedelapan dan kesembilan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Allah yang berkuasa atas alam semesta adalah Allah yang mengendalikan semuanya dan tidak ada seorang manusia yang dapat melawan keputusan/firman-Nya.
2. Allah yang adalah KASIH dan juga ADIL menyatakan penghakiman, dan saat yang bersamaan juga menyatakan KASIH-Nya apabila manusia bertobat dari segala dosanya.
3. Allah memberikan perbedaan antara terang dan gelap. Sebab Allah adalah terang dan tidak ada kegelapan di dalamnya.
4. Dia adalah TUHAn yang menghidupkan dan memberikan penghakiman karena Dia adalah Allah yang adil.
5. Dia adalah Allah yang setia kepada umat-Nya dan kesetiaan-Nya dinyatakan dengan penghakiman kepada bangsa yang jahat seperti bangsa Mesir.
6. Allah yang menyelamatkan bangsa Israel dan bangsa lain yang mau beribadah kepada-Nya.
7. Allah tidak menyenangi orang yang tidak sepenuhnya taat kepada-Nya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar