Good News

Senin, 21 Maret 2016

Khotbah: Menyangkal Allah; Reflektif atas Sedihnya Petrus oleh Hengki Wijaya

Menyangkal Allah dalam nas Matius 26:69-72 ditujukan kepada Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali dan ayam berkokok. Peristiwa ini terjadi pada Petrus. Penyangkalan ini dilakukan karena ketakutan akan mengalami nasib yang sama. Di sisi yang lain Petrus memberanikan diri ada di tempat Yesus berada bahwa sesungguhnya Petrus bukanlah orang lemah. Hal ini menunjukkan bahwa dia sepertinya berani, tetapi rapuh (takut).  Bagian cerita ini disampaikan secara berbeda dalam setiap Injil. Markus menekankan bahwa Petrus menyangkal Yesus dengan tanda ayam berkokok kedua kalinya setelah dia menyangkal Yesus tiga kali. Lukas secara nyata menggambarkan ekspresi Petrus ketika Yesus bertatap muka dari jauh dengan Petrus yang membuat Petrus menjadi sedih.  Penyangkalan terhadap Yesus menghasilkan peremukan yang mendalam. Penyangkalan Petrus hingga kali menujukkan bahwa Petrus masih ada ketakutan yang dalam terhadap manusia, tetapi tidak mengalami ketakutan karena penyangkalannya terhadap pribadi Yesus yang dahulunya ia sebut Mesias. Apakah Anda bergumul dengan ketakutan akan manusia? Apakah Anda pernah menyangkal Kristus karena Anda takut mengakui Dia?


Setelah tuduhan hamba-hamba perempuan itu dan dua penyangkalan pertama Petrus. Petrus bersikeras bahwa dia tetap setia dengan penuh semangat namun, melalui peristiwa itu ia dengan sangat tegas menolak Yesus adalah temannya, atau dia mengbohongi dirinya bahwa ia kenal Yesus dengan supah dan kemarahan untuk menutupi kebohongan namun nyatanya dia menyangkal. Akhirnya air mata Petrus juga jatuh ke tanah akibat kejadian ini, rasa penyesalan atas penolakannya kepada Yesus nyatanya hampir sama dengan pengkhianatan Yesus oleh Yudas Iskariot. Air matanya sungguh menyatakan kesedihan mendalam karena dosa terhadap Tuhannya, tetapi juga merupakan awal pemulihan Petrus. Petrus yang menyangkal akhirnya mengalami pemulihan setelah mengalami peremukan yang mendalam melalui kesedihannya yang membawa pada penyadaran diri bahwa sesungguhnya dia berdosa bukan karena tindakannya, tetapi ia berdosa kapada tuannya, yaitu yesus Pribadi yang dia lihat, dia mengenalnya sebagai Mesias. Mata hatinya dibukakan Tuhan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar