Good News

Rabu, 16 Maret 2016

Khotbah: Harga Sebuah Kasih oleh Hengki Wijaya

Nas bacaan untuk khotbah: Matius 26:1-16,
26:1 Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: 26:2 "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah,  maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." 26:3 Pada waktu itu berkumpullah  imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas,  26:4 dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia.  26:5 Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan  di antara rakyat."

Yesus diurapi
26:6 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, 26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. 26:8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? 26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." 26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. 26:13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Yudas mengkhianati Yesus

26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot,  kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak  kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.


Kasih yang diberikan Yesus kepada kita tidaklah sebanding dengan apa yang diberikan-Nya kepadaku dan Anda. Seringkali kita berpikir sudah melakukan banyak untuk-Nya, tetapi kita yang selalu berharap pada-Nya. Bila orang percaya menyatakan kasih yang mewah kepada yesus adalah suatu hal yang harusnya wajar dan tidak perlu orang lain menjadi gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Apakah maksud mereka benar demikian dan itu terlihat benar? Jawabannya belum tentu mereka akan melakukannya. Sebab bila  minyak itu sudah dijual maka tentunya ada kemungkinan mereka berpikir tidak seluruhnya diberikan kepada kaum miskin. Menurut saya untuk TUHAN haruslah yang terbaik, apalagi nyata di tengah-tengah mereka hadir Mesias, Dia yang diurapi Allah. Kata " Untuk apa pemborosan? Pemborosan untuk Tuhan itu benar! Pemborosan bagi diri sendiri itu yang tidak benar karena sifat egois dan menyukai diri sendiri. Yesus merespons dengan berkata: Apa masalahmu dengan perempuan ini? Yesus bahkan memujinya dengan berkata: dia itu telah melakukan perbuatan baik kepadaku? Apakah kamu dan saya sudah melakukan perbuatan yang baik kepada Yesus melalui orang-orang yang hina dan berdosa? Apakah Anda sudah melakukan perbuatan baik untuk diingat oleh Allah seperti perempuan ini. 

Selanjutnya Yesus berkata,  "orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Apa yang dilakukan oleh perempuan adalah waktu yang tepat untuk menyatakan kasihnya yang mewah tersebut kepada Yesus.  Apakah kita juga memiliki momen spesial dengan yesus untuk menyatakan kasih mewah kita kepada-Nya? Orang-orang di sekitar kita (keluarga, kekasih, teman) selalu ada, bagaimana dengan orang-orang yang kita tidak kenal, tetapi membutuhkan Kristus. Renungkanlah waktu-waktu kita ke depan untuk mengasihi sesama yang membutuhkan. Ingatlah jangan pernah membandingkan kasih kita dengan KASIH ALLAH yang besar. Buatlah apa yang dikehendaki Tuhan bagi-Nya dan bagi sesama niscaya Dia akan selalu mengingat-Nya.

Kebaikan akan menyatakan kejahatan. Kisah perempuan ini menyatakan kejahatan yang terjadi di sekitar Yesus. Yudas Iskariot mau menjual Yesus. Tidak hanya uang yang diinginkan oleh Yudas Iskariot. Dia juga menginginkan lebih dari itu. Betapa jahatnya. Apakah kita hanya menginginkan berkat Tuhan, dan mencari kesempatan untuk mendapatkan keuntungan sekali pun harus mengorbankan orang lain dan bahkan nama Yesus. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar