Nas bacaannya adalah Matius 26:47-56.
Yudas Iskariot tiba di tempat itu tiba di tempat itu bersama orang banyak yang membawa senjata. Sejak Yudas Iskariot meninggalkan perjamuan malam bersama-sama murid-murid sepertinya dia tidak pernah bertemu lagi dengan Yesus karena dia pergi menghadap para imam besar dan mengambil uang sebagai informasi untuk menangkap Yesus. Yudas berusaha menyembunyikan kebohongannya sampai akhir di bawah topeng persahabatan dan rasa hormat , bahkan menyalami Yesus dengan ciuman dan memanggil-Nya "Rabi." I
ronisnya, salam yang penuh kasih ini adalah tanda yang mendorong banyak orang maju dan menangkap Yesus. Yesus tidak melawan; Dia tahu bahwa ini harus terjadi. Namun Yesus tidak marah. Yesus justru mengendalkikan keadaan dan berkata pada Yudas, "Hai teman, untuk itukah kau datang?" Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Dia menyerahkan diri-Nya sepenuhnya- bukan kepada kekuasaan manusia, tetapi kepada kehendak Bapa.
Apakah Anda menghormati Allah dengan mulut Anda, tetapi mengkhianati-Nya dengan perbuatan Anda? Bagaimana Anda dapat menjalani hidup yang menghormati-Nya baik dalam perkataan maupun perbuatan? Tuhan Yesus berikan kami pengampunan atas hal ini bahwa sering kali kami mencium-Mu (memberikan rasa hormat yang mendalam, kasih yang indah dipandang mata, tetapi sebenarnya ciuman itu ttelah membuatmu diabaikan dan dihina).
Mengkhianati Allah adalah pelanggaran serius, pelanggaran yang layak mendapat hukuman mati. Namun, hal yang luar biasaadalah meskipun dengan pengkhianatan kita, Allah tetap mengasihi dan ingin menyelamatkan. Allah ingin memanggil kita dan ingin menyelamatkan. Pengkhianatan Yudas tidak lebih menyedihkan daripada dosa-dosa yang kita lakukan untuk menentang Allah setiap hari. Kita tidak lebih baik dari Yudas, tetapi jika kita ingin menghindari nasib yang sama, kita harus menanggapi panggilan Allah dalam pertobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar