Good News

Kamis, 03 Maret 2016

Refleksi Living Life: Allah di Atas segalanya oleh Hengki Wijaya

Membaca nas Matius 22:34-46 ini mengingatkan saya ketika belajar etika keutamaan yaitu  etika yang memprioritaskan Tuhan di atas segalanya. Dalam 10 hukum Allah di mana poin 1-4 adalah hukum terutama karena berhubungan langsung pribadi Allah dan hukum utama berikutnya berhubungan dengan sesama manusia. Namun, saya mau belajar dari tulisan renungan Living Life ini.  Living life membaginya dalam dua poin itu yaitu:

Kasih adalah Awal (22:34-40). Pernyataan ini adalah benar bahwa kasih adalah awal. Kasih Allah lebih dahulu menghampiri kita sehingga kita diselamatkan. Dalam perbicangan Yesus dan seorang farisi hal mengejutkan mereka bahwa mereka menyetujui jawaban Yesus. Allah lebih peduli dengan hati dan sikap hati daripada dengan tindakan kita (Mazmur 51:16-17), Semua hukum dan perkataan nabi-nabi bergantung pada dua perintah terpenting ini: mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran serta mengasihi sesama. Apakah Anda dan saya mengatakan bahwa Anda mengasihi Allah, tetapi sering sekali tidak menaati-Nya? Jika ya, bertobatlah dan minta Allah mengubahkan hati Anda. Kasih seseorang bagi Allah adalah awal dari ketaatan mereka akan hukum-Nya. Ingatlah bahwa hukum Allah adalah mengasihi-Nya dan akhirnya mengasihi sesama manusia. Berjalan diawali denga kasih Kristus, berjalan dengan kasih Kristus dan mengakhiri dengan kasih Kristus.


Siapakah Sang Mesias (22:41-46). Yesus menantang orang-orang Farisi mengenai Mazmur 110, salah satu Mazmur yang berkaitan Mesias. Berikut ini isi Mazmur 110,
110:1     Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
110:2     Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu!
110:3     Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun.
110:4     TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."
110:5     TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya,
110:6     Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas.

110:7     Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala.

Persoalan yang diajukan Yesus adalah Daud menyebut calon keturunannya "Tuan." Dalam budaya Yahudi, seorang keturunan selalu berada di bawah leluhur mereka. Namun Mazmur berkata laini bahwa Mesias (seorang keturunan) akan lebih besar daripada leluhur-Nya Daud. Hal ini berarti bahwa Mesias itu harus lebih dari sekadar manusia biasa- Dia haruslah Allah. Hal ini sangatlah berbeda denganyang dipahami oleh orang-orang Farisi dan banyak orang yahudi tentang siapa Sang Mesias dan apa yang akan dilakukannya. Kebanyakan orang berpikir bahwa Dia akan memberi pengaruh kepada Roma dan Dialah Raja orang Yahudi sebagaimana anggapan orang yahudi dan bahkan murid-murid-Nya pun sudah berpikir demikian. Tetapi Dia itu Allah.  Pertanyaan bagi kita: Apakah Anda menanggapi dengan sikap skeptis (ragu-ragu bahkan tidak percaya) dan memberontak seperti pemimpin agama atau rasa takjub yang rendah hati? Anda tentu sudah tahu posisi Anda dan saya sebenarnya. Berdoalah supaya kita takjub pada kasih-Nya dan percaya bahwa Dialah Sang Mesias itu.

"Penghukuman akan menghasilkan penyesalan yang mendalam dan hal ini mengarah pada rasa malu. Oleh karenanya milikilah keinginan supaya Allah memberi terang jelas dan kuat ke semua sudut dari jiwa kita dan sertai dengan semangat yang kuat untuk merendahkan hati kita (Richard Sibbes).

Rendahkan hati Anda untuk diterangi hati dan pikiran Anda untuk dapat melihat Yesus sebab Dia adalah Allah dia atas segalanya (PW).


Sumber: Living Life edisi Maret 2016 tanggal 4 Maret 2016.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar