Mendengar kedua sebutan ini, Ahli Taurat dan orang Farisi mengingatkan saya kepada percakapan Yesus dengan mereka. Terjadi dialog yang bukan debat tetapi juga ada pujian palsu dan Yesus menanggapinya dengan menyentuh hati mereka dengan perkataan Yesus yang sederhana tetapi menyelidiki hati mereka. Injil Matius 23:1-12 mendeskripsikan dengan jelas hati mereka dan sikap mereka di hadapan orang lain. Living Life mereflesikan dengan memberikan nasihat yaitu "Kerjakan hal yang Engkau ajarkan dan patut kamu ketahui bahwa Kristus adalah Pengajar Agung.
Para ahli Taurat dan orang Farisi sangat pandai mengajar, namun ajaran mereka tersebut tidak dilakukannya. Akibatnya orang lain yang mendengarkan ajaran menjadi tidak efektif dan memberatkan banyak orang. Sementara ajaran yesus itu tidak memberatkan karena perkataan itu sudah dilakukannya dalam hidupnya sebagai manusia. Ahli Taurat dan orang Farisi nyaman dengan status, jabatan dan kehormatan dan pujian yang diberikan kepada mereka. Dari segi penampilan mereka sangat elegan dan terlihat terhormat. Sebagai orang Kristen sebenarnya menuntut sikap kita menjadi seperti Yesus. Oleh karena itu, betapa pentingnya menyadari apakah sikap kita sama seperti yang kita bicarakan dan ajarkan.
Kristus Sang Pengajar Agung
Mengapa orang Farisi gagal menjadi guru dan pengajar. Kita mengetahui bahwa menjadi pengajar akan dituntut pertanggungjawabannya lebih besar dari orang yang diajar (Yakobus 3:1). Mereka juga tidak mengakui Tuhan Yesus sebagai penyelamat mereka. Di hadapan Pengajar Agung, kita hanyalah murid Kristus. Kita harus tahu bahwa Yesus adalah pengajar agung.
"Dengan doktri mereka, mereka membangun dan hidup mereka, mereka menghancurkan (Augustine)
Berani berbuat, tapi tidak berani bertanggungjawab (PW)
Sumber: Living Life Edisi Maret. 2016 tanggal 5 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar