Membaca renungan harian Living Life edisi 22 Maret 2016, memberikan pengertian dan makna hidup tentang bagaimana orang-orang yang hidup di zaman Yesus dapat menolak Yesus dengan cara yang berbeda namun tujuannya tetap sama yaitu penolakan terhadap Yesus. Ada dua tokoh yang berani menolak Yesus yaitu Yudas Iskariot dan imam-imam dalam bacaan Injil Matius 27:1-10.
Mulai dari ayat satu hingga ayat akhir yang menceritakan kematian Yudas Iskariot.
Setelah Yesus ditangkap dan terjadi penyangkalan Petrus. Kini dalam kisah ini murid Yesus yang berkhianat, Yudas Iskariot. Yudas Iskariot mengetahui bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati versi imam-imam maka menyesallah dia, lalu mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua. Ia pun berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri?"
Yudas Iskariot ada penyesalan yang mendalam, namun bila akhirnya ia bunuh diri karena ada beberapa hal yang "mungkin" ada di pikirannya saat itu.
1. Perasaan yang bersalah yang begitu mendalam apalagi dengan pengkhianatan, ciuman pengkhianantan dan "menjual" Yesus seharga budak pada saat itu. Penyesalannya sebagai rasa bersalah namun dia tidak punya kesempatan menemui Yesus, atau dia takut bertemu dengan Yesus. Bila Petrus memiliki kesempatan untuk memandangi Yesus di halaman tempat imam-imam berkumpulan maka kemungkinan besar Yudas Iskariot hanya mendengar Yesus dijatuhi hukuman mati, tetapi tidak berani bertemu dengan Yesus. Hal ini juga sering dilakukan oleh orang percaya yang tidak berani bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya kepada Tuhan dan menganggap "sepi" perbuatannya.
2. Perasaan itu semakin menjadi beban berat sekali dengan perkataan param imam kepala. Memang sebenarnya celakalah orang yang melakukan perbuatan yang dilakukan Yudas Iskariot, lebih baik bila dia tidak pernah dilahirkan. Perasaan yang tidak mendapatkan "dukungan" akan memperburuk keadaan hati seseorang.
Di lain pihak imam-imam kepala dan tua-tuan menolak Yesus dengan cara yang berbeda. Bila Yudas Iskariot mengkhianati Yesus maka imam-imam kepala menyingkirkan Yesus karena merasa terusik dengan suara-suara pujian untuk Yesus dan terlebih lagi karena Yesus mengajarkan sesuatu dari Bapa yang mereka tidak dapat memahaminya. terlalu menyinggung perasaan mereka. Dalam ayat 6, imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah." Tersirat pesan yang mendalam bahwa kebiasaan pemipim Yahudi dalam hal ini imam-imam yang terlalu fokus pada hal-hal yang lahiriah dan aturan mereka sendiri. Menolak uang darah, tetapi mereka tidak menolak perbuatan mereka yaitu niat hati mereka untuk membunuh Yesus. Karena membunuh Yesus, menurut mereka lebih baik satu orang mati untuk banyak orang. Namun, atas semua kejahatan itu terdapat tujuan Allah untuk Yesus menyerahkan hidup-Nya bagi umat manusia. Saat ini orang percaya ditantang untuk melakukan apa yang Bapa kehendaki dalam hidup kita, bukan sesuatu hal yang kita anggap benar, alkitabiah tetapi berlawanan dengan kendak Bapa. Imam-imam kepala melarang uang darah itu diambi, namun mereka tetap berniat membunuh Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah tumpul hatinya untuk melihat kehendak Bapa, utusan Bapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar