Good News

Sabtu, 10 Maret 2018

Khotbah: Kualitas Seorang Pemimpin Sekaliber Daud (1 Samuel 30)

Hari ini tanggal 11 Maret 2018, saya mendengarkan khotbah di gereja. Saya punya prinsip dalam mendengarkan khotbah bahwa saya mendapatkan dua kali lebih banyak dari pengkhotbahnya. Satu darinya dan satunya lagi lebih besar dari Tuhan. Datang ke gereja untuk mencari diri-Nya melalui apa saja yang ada di dalam gereja. Kita tidak datang untuk menjadi pengejek, pengkritik, dan juga penangkis firman Tuhan. Bila Anda demikian maka Anda adalah Saul dan bukan Daud dan Anda bukan seorang pemimpin tetapi Anda adalah seorang perusak.

Kisah yang dialami Daud setelah mereka diminta keluar dari pasukan Filistin dan mereka kembali ke rumah mereka di Ziklag dan melihat rumah mereka telah hancur dan segala milik mereka bahkan keluarga mereka tidak ada di tempat. Sontak membuat mereka sedih dan menangis sekalipun mereka adalah pahlawan. Perlu Anda ketahui bahwa yang dipimpin Daud adalah alumni penghuni gua Adulam yang semuanya itu adalah penjahat dan kaum dursila, namun karena merasa kehilangan maka tak tertahankan lagi mereka menangis dengan keras. Tampak Daud juga sangat bersedih dan yang dipikirnya keluarganya juga diambil oleh Amalek. Syukurlah Allah telah mengatuh semua itu supaya Daud tidak menumpahkan darah atas bangsanya sendiri sehingga mereka diminta keluar dari arena peperangan. Namun apa yang mereka pandangi membuat mereka menjadi sedih dengan apa yang dilihatnya. Selain mendapat kesedihan yang nyata dari kejadian itu. 600 orang yang bersama dia juga mengalami kegelisahan dan kemarahan yang akhirnya ditujukan juga kepada Daud sebagai pemimpin dengan mencoba melempari Daud karena emosi mereka yang meledak-ledak seperti dahulu kala sebagai penjahat dan kaum dursila. Daud kali ini merespons seperti yang Tuhan kehendaki kita lakukan dalam hidup kita. Maka daud menguatkan kepercayaannya kepada Allah. Dia memanggil imam dan menggunakan efod untuk bertanya kepada Allah. Allah menjawab supaya dia menyusul orag Amalek sebab dia dan beserta teman-temannya dapat menyusul mereka. Maka Daud berangkat sekalipun arah yang akan dituju belum jelas, namun dia taat akan apa yang Allah firmankan kepadannya dan menguatkan barisan perang untuk pergi.


Dalam perjalanan mengejar Amalek dia bertemu dengan seorang Mesir yang tidak makan selama 3 hari 3 malam. Dia ternyata adalah orang yang terlibat dalam penghancuran daerah Ziklag. Namun Daud tetap mengasihinya sebab Daud punya tujuan untuk Amalek dan melalui orang ini Allah sekali lagi bekerja untuk memelihara Daud dan pasukannya. Petunjuk orang Mesir memberi arah yang baru untuk pengejaran itu. Namun di tengah jalan pasukan Daud kelelahan sehingga dia merelakan untuk tidak mengikutkannya sebab dalam perang bila mengikutkan orang yang kelelahan maka hal itu hanya bunuh diri saja. Maka pasukan Daud bergerak maju dan melihat Amalek yang tercerai berai karena merayakan kemenangan semu mereka dan hasilnya ditumpas habis oleh Daud dan pasukannya dan sebagian melarikan diri. Daud dan pasukannya meraih kemenangan dan mendapatkan jarahan yang besar bahkan apa yang diambil Amalek semuanya kembali dengan utuh dan bahkan berlebih. Maka timbullah perbincangan di antara orang-orang dursila dan jahat bahw ajarahan ini hanya untuk yang ikut berperang namu Daud sekali mengingatkan mereka bahwa Allah yang berperang dan kemenangan ini diberikan oleh Allah maka jarahan ini juga diberikan kepada 200 orang yang tidak ikut berperang dan juga Daud memberikan jarahan ini kepada orang-orang yang dituakan di Israel. Apakah Saul melakukan itu saat dia menjadi raja terhadap Samuel? Tidak ! Sebab dia memandang Samuel adalah bawahannya. Daud tidak demikian sebab dia memandang baik Samuel dan Nabi Natan adalah abdi Allah yang menegur segala dosanya.

Apa yang dapat kita pelajari tentang kualitas kepemimpinan Daud yaitu:
1. Membangkitkan kepercayaannya kepada Allah;
2. Mencari kehendak Allah bagi dirinya dan menaatinya.
3. Taat dan peka dengan jalan-jalan-Nya Tuhan sekalipun belum melihat apa u=yang Allah akan lakukan.
4. Melakukan kehendak Allah yakinkan bahwa Allah memelihara, melindungi, dan memberikan kemenangan serta jarahan yang luar biasa untuk kemuliaan-Nya dinyatakan.
5. Berkat Allah harus dibagikan bagi semua orang baik yang pergi berperang maupun yang tidak namun mendukung perjuangan daud ini.

Bagi kita saat ini sebagai orang percaya memiliki tanggung jawab untuk berdoa, berperang dan menjarah secara rohani maka niscaya kita akan melihat janji-janji Allah dinyatakan dalam kehidupan kita bukan karena kita kuat namun karena ada begitu banyak kelemahan kita tetapi kita mau diubahkan untuk setia dengan Allah dan mengikuti kehendak-Nya bahkan saat-sat tergelap dalam hidup kita namun kita tetap berharap kepada Alla dan memercayai-Nya dengan segenap hati dan kekuatankita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar