Penerjemah: Helaluddin
Bab 2
Tabah
Dalam
situasi yang membuat sulit untuk memperbaiki, orang yang berani akan menolak
pengaruh yang berbahaya, menahan kesulitan dan berusaha untuk bertindak secara
positif dalam mengatasi rintangan dan melakukan perbuatan yang baik.
Ada beberapa poin yang
dibahas pada bab ini, yaitu daya tahan, abai, kegigihan, dan kesulitan dalam
pembelajaran ketabahan.
1. Daya tahan
Tabah
sebagai suatu kebajikan dibagi menjadi dua bagian: daya tahan dan kegigihan. Mari
kita pertimbangkan yang pertama dari kedua unsur ini, terlepas dari apa yang
kita yakini, adalah lebih sulit dari keduanya karena lebih sulit dan heroik
untuk melawan musuh yang dengan fakta menyerang kita. Hal ini menunjukkan bahwa
dia menganggap dirinya lebih kuat dari kita, daripada menyerang musuh yang
justru karena kita mengambil inisiatif melawan dia, nampaknya kita menjadi
lemah dari kita.
2. Abai atau acuh tak acuh
Tiga
jenis kejahatan yang bertentangan dengan ketabahan adalah ketakutan, kebodohan,
dan ketidakpedulian. Tentang masalah kegigihan kita akan mengacu pada kebodohan
dan ketakutan. Sebelum mengatakan apa yang kita maksud dengan kegigihan,
bagaimanapun, kita mungkin melihat secara singkat konsekuensi dari
ketidakpedulian. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ketakutan (sampai sekarang
kita hanya mengacu pada rasa takut yang tidak masuk akal atau berbelihan).
Ketidakpedulian memengaruhi orang-orang yang gagal untuk mengakui bahwa mereka
memiliki kewajiban untuk memperbaiki atau yang tidak mengenali atau
mengidentifikasi pengaruh berbahaya, menerapkan sikap pasif, ceroboh, atau
malas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar