Bab
18
Berani
Orang yang berani
menentukan dan menyelesaikan tindakan yang mungkin tampak tidak berhati-hati,
yakin setelah penilaian fakta dengan tenang mempertimbangkan kemungkinan risiko
bahwa dia dapat mencapai kebaikan sejati.
Keberanian
didorong oleh hasrat (passion). Berkembangnya keberanian seseorang bergantung
pada seberapa kekuatan hasrat yang ada. Keberanian adalah hasrat yang mudah membara
semangatnya untuk mendominasi beberapa kejahatan atau mencapai sesuatu yang
baik. Saint Thomas:’ Keberanian meningkat sejalan tubuh yang sehat, energi dan
jiwa muda.
Secara normal
manusia mampu melakukan banyak hal dan lebih baik daripada yang dia pikirkan
dalam dirinya. Manusia membatasi dirinya, mengambil keputusan yang salah,
kemalasan, kurang percaya diri atau tidak dapat membangun dirinya sendiri.
Di antara kondisi
yang diperlukan untuk bersikap berani, sangat penting: mengendalikan seluruh tubuh. Untuk dua alasan.
Jika dia membiarkan dirinya dipimpin oleh instingnya untuk mencari kesenangan alamiah, dia tidak akan pernah
bisa mengenali dengan jelas kebaikan sejati apa pun. Kedua, tubuh perlu
diperhatikan jika atribut lain bisa dikembangkan dengan baik.
Ada dua hal buruk yang bertentangan dengan
keberanian: kebencian dan pengecut.
Pengecut adalah seorang yang kehilangan percaya diri atas kemampuan yang
dimilikinya dan secara kualitas bisa menjadi pengecut karena tidak berani
melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Keberanian
didasarkan pada kebijaksanaan dan keadilan, namun memungkinkan orang tersebut
melihat dengan jelas sumber daya yang dimilikinya untuk memulai usaha yang
hebat dan mulia. Dalam praktiknya, jika dia sudah mengetahui nilai usaha,
bagaimana dia bisa menghitung resikonya?
Orang
muda yang memiliki nilai atau standar dan ingin berani mencoba melakukan
berbagai hal. Beberapa dari mereka akan berhasil baik-baik saja, yang lain
tidak. Dia perlu didorong dalam upayanya, bahkan jika mereka tampaknya tidak
bersikap hati-hati karena tidak ada risiko serius yang terlibat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar