Good News

Minggu, 18 Maret 2018

Character Building Bab 5: Tertib oleh David Isaacs


Penerjemah: Helaluddin 
Bab 5
Tertib
Orang yang tertib mengikuti sebuah prosedur logis yang penting untuk pencapaian tujuan yang telah dirancangnya, mengorganisasikan sesuatu, menggunkan waktunya, melaksanakan aktivitasnya dengan inisiatif tanpa perlu selalu dingatkan.

   Seperti nilai-nilai kebajikan yang lain, tertib memiliki dua aspek: intensitas dengan yang dipraktikkan dan motif yang baik.
1.  Contoh yang baik
   Orang tua kadang-kadang berpikir bahwa mereka memiliki peluang yang kecil dalam mengajarkan ketertiban, karena mereka merasa orang yang kacau (tak beraturan) pada praktiknya, kita mendidik anak-anak untuk lebih efektif pada area yang kita coba untuk tingkatkan standarnya.

2.  Penggunaan waktu yang tepat
   Salah satu masalah utama yang terkait dengan penggunaan waktu kita adalah dengan membedakan antara apa yang penting dana pa yang mendesak, sehingga kita tidak terus mengorbankan yang pertama kepada yang terakhir. Orang tua mungkin menyadari sepenuhnya bahwa sangat penting untuk berbicara kepada anak-anak mereka, untuk mengenal mereka, untuk sekali masalah kecil yang muncul, hal-hal yang harus segera dilakukan, dan membuatnya mungkin untuk berkeliling ke hal-hal yang penting. Jika ini sulit bagi anak-anak.

3.  Kerapian
   Pada pertanyaan tentang kerapian, ada dua poin penting disana. Orang tua harus mengarahkan anaknya untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mereka harus diminta dengan tegas dalam sikap ddengan alasan yang masuk akal. Misalnya ketika orang tua berkata: ‘Kembalikan barang itu kalau kamu sudah selesai memakainya!’ Tetapi kata selesai akan sulit dimaknai dengan jelas oleh anak. Alangkah lebih baik jika diperjelas, misalnya: ‘Kalau sudah selesai pakai guntingnya buat memeotong gambar, sebelum kamu tempelkan gambar ke buku, tolong kembalikan gunting di tempatnya tadi!’
   Solusi lain juga dapat dilakukan dengan beberapa bentuk hukuman. Sebagai contoh, ketika anak tidak mengembalikan barang yang diambilnya ke tempat semula, maka dia dilarang menggunakan barang tersebut pada lain waktu.


4.  Melakukan sesuatu
Ketertiban tidak hanya bermakna meletakkan kembali sesuatu ke tempatnya tetapi juga menggunakan barang dengan tepat. Dalam mengajarkan nilai ketertiban, orang tua harus membedakan antara sesuatu yang membutuhkan aturan dalam penggunaannya. Pada praktiknya dapat ebrupa mengajarkan cara mengetik, menggunakan telepon, menempelkan foto di album, menggunakan gunting, dan lain-lain.
Mengajarkan kepada anak-anak tidak hanya pada penggunaan secara fisik saja. Tetapi bisa juga mengajarkan aspek-aspek pada anak-anak itu sendiri. Dengan kata lain, orang tua mengajarkan juga tentang intelegensinya, emosi, dan lain-lainnya.

5.  Ucapan terakhir
Ketertiban adalah kebiasaan yang harus dibentuk dengan bermakna agar anak-anak remaja dapat belajar untuk mempraktikkannya dalam kehidupan pribadinya. Saat mereka muda, orang tua harus mengingatkan mereka secara terus-menerus untuk melakukan hal-hal kecil dan secara alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar