Bab 5
Tertib
Orang
yang tertib mengikuti sebuah prosedur logis yang penting untuk pencapaian
tujuan yang telah dirancangnya, mengorganisasikan sesuatu, menggunkan waktunya,
melaksanakan aktivitasnya dengan inisiatif tanpa perlu selalu dingatkan.
Seperti
nilai-nilai kebajikan yang lain, tertib memiliki dua aspek: intensitas dengan
yang dipraktikkan dan motif yang
baik.
1. Contoh yang baik
Orang
tua kadang-kadang berpikir bahwa mereka memiliki peluang yang kecil dalam
mengajarkan ketertiban, karena mereka merasa orang yang kacau (tak beraturan)
pada praktiknya, kita mendidik anak-anak untuk lebih efektif pada area yang
kita coba untuk tingkatkan standarnya.
2. Penggunaan waktu yang
tepat
Salah
satu masalah utama yang terkait dengan penggunaan waktu kita adalah dengan
membedakan antara apa yang penting dana pa yang mendesak, sehingga kita tidak
terus mengorbankan yang pertama kepada yang terakhir. Orang tua mungkin
menyadari sepenuhnya bahwa sangat penting untuk berbicara kepada anak-anak
mereka, untuk mengenal mereka, untuk sekali masalah kecil yang muncul, hal-hal
yang harus segera dilakukan, dan membuatnya mungkin untuk berkeliling ke
hal-hal yang penting. Jika ini sulit bagi anak-anak.
3. Kerapian
Pada
pertanyaan tentang kerapian, ada dua poin penting disana. Orang tua harus
mengarahkan anaknya untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mereka harus
diminta dengan tegas dalam sikap ddengan alasan yang masuk akal. Misalnya
ketika orang tua berkata: ‘Kembalikan barang itu kalau kamu sudah selesai
memakainya!’ Tetapi kata selesai akan sulit dimaknai dengan jelas oleh anak.
Alangkah lebih baik jika diperjelas, misalnya: ‘Kalau sudah selesai pakai
guntingnya buat memeotong gambar, sebelum kamu tempelkan gambar ke buku, tolong
kembalikan gunting di tempatnya tadi!’
Solusi
lain juga dapat dilakukan dengan beberapa bentuk hukuman. Sebagai contoh,
ketika anak tidak mengembalikan barang yang diambilnya ke tempat semula, maka
dia dilarang menggunakan barang tersebut pada lain waktu.
4. Melakukan sesuatu
Ketertiban tidak hanya bermakna meletakkan
kembali sesuatu ke tempatnya tetapi juga menggunakan barang dengan tepat. Dalam
mengajarkan nilai ketertiban, orang tua harus membedakan antara sesuatu yang
membutuhkan aturan dalam penggunaannya. Pada praktiknya dapat ebrupa
mengajarkan cara mengetik, menggunakan telepon, menempelkan foto di album,
menggunakan gunting, dan lain-lain.
Mengajarkan kepada anak-anak tidak hanya
pada penggunaan secara fisik saja. Tetapi bisa juga mengajarkan aspek-aspek
pada anak-anak itu sendiri. Dengan kata lain, orang tua mengajarkan juga
tentang intelegensinya, emosi, dan lain-lainnya.
5. Ucapan terakhir
Ketertiban
adalah kebiasaan yang harus dibentuk dengan bermakna agar anak-anak remaja
dapat belajar untuk mempraktikkannya dalam kehidupan pribadinya. Saat mereka
muda, orang tua harus mengingatkan mereka secara terus-menerus untuk melakukan
hal-hal kecil dan secara alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar