Bab 16
Ketaatan
Seseorang
yang taat menerima sebagai keputusan sendiri mereka yang datang dari siapa pun
memegang dan menyatakan otoritas, memberikan mereka tidak melawan keadilan, dan
ia menafsirkan kehendak orang yang memerintahkan.
Kita
sebagai orang tua harus mengetahui perkembangan anak kita dalam ketaatan
sehubungan dengan nilai-nilai yang kita anggap penting dalam kehidupan. Jika
nilai ini buruk, maka orang tua dituntut untuk tidak menghasilkan kebajikan ini
pada anak-anak mereka, karena mereka akan melakukan hal-hal ini untuk motif,
selain menghormati orang tua mereka. Anak-anak yang tidak belajar mengenali
nilai ketaatan pada saat mereka masih muda, akan merasa lebih sulit
menemukannya kemudian dan untuk mendapatkan kebiasaan ketaatan.
Motif
yang tersedia untuk dipatuhi kemudian, sangat mendalam sehingga Anda tidak
menemukannya setiap hari terutama pada anak kecil. Namun, jika kita orang tua
gagal untuk terus mengingatkan mereka dengan sangat hati-hati, ada bahaya bahwa
kita mengharapkan anak-anak kita patuh terhadap motif yang sangat buruk.
Motivasi macam apa
yang bisa kita sarankan kepada anak kecil karena taat dan apa cara terbaik
untuk menanamkan motivasi ini?
Seorang anak kecil
bisa taat karena secara intuitif dia mengenali otoritas orang tuanya. Orang tua
memberinya keamanan, kasih sayang, dan rasa aman, dan semua ini menyebabkan dia
melakukan apa yang orang tuanya inginkan, bahkan jika dia merasa juga tidak
patuh untuk menguji kekuatan dan jangkauannya sendiri dan kemampuannya untuk
bertindak secara independen.
Ada beberapa
masalah dalam ketaatan seorang anak. Masalah itu adalah sebagai berikut.
1)
Di mana anak-anak taat
sebagai rutinitas seperti hal fisik, tetapi tidak melakukan hal itu dengan baik
atau memberikan perhatian kepada tujuan seseorang sesungguhnya memberikan
instruksi.
2)
Di mana anak-anak fokus
pada ketaatan minimum yang diperlukan, bukan mematuhi dengan murah hati, bahkan
sampai pada titik melakukan lebih dari yang orang tua minta.
3)
Di mana mereka mematuhi
namun mengkritik orang yang memberi perintah
4)
Di mana mereka dengan
tegas menolak untuk menaati karena orang tua mereka tidak memerintahkan untuk
dilakukan.
5)
Di mana mereka mau taat
apabila ada imbalan atau hadiah sehingga anak-anak seakan-akan taat karena
imbalan tersebut.
6)
Di mana mereka berkata
akan melakukan padahal yang sebenarnya mereka tidak taat untuk melakukannya.
Apa
yang dilakukan orang tua untuk mengatasi hal tersebut di atas?
Ketaatan
yang menjadi lebih mudah apabila orang tua konsisten dalam menggunakan cara
yang sama dan tidak bergantung dengan suasana hati orang tua dalam menerapkan
caranya tersebut. Anak-anak akan melihat hal tersebut dan akhirnya anak-anak
tidak taat karena melihat orang tuanya juga tidak taat dengan apa yang
dilakukannya kepada anak-anaknya.
Orang
tua telah diberikan Allah untuk menjadi otoritas bagi anak-anaknya untuk
mendidik dan melatih mereka untuk taat kepada Allah dan orang tuanya. Pengaruh
otoritas orng tua seharusnya memberikan dampak positif yaitu dukungan dan
meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab anak; Otoritas ini adalah layanan
kepada anak-anak karena mereka menjalani proses pendidikan, sebuah layanan yang
menyiratkan kekuatan untuk membuat keputusan dan sanksi; Ini adalah bentuk
bantuan yang terdiri dari mengarahkan cara anak memainkan peran mereka dalam kehidupan
keluarga dan dalam mengorientasikan otonomi mereka yang berkembang, menjadikan
mereka orang yang bertanggung jawab; Ini adalah komponen penting tergantung
pada situasinya, dalam hubungan orang tua-anak.
Ketaataan
adalah bagian potensial dari kebajikan keadilan. Adalah penting bahwa orang
melihatnya dari sudut itu. Ini alasanbagi anak-anak sehingga mereka harus
mematuhi orang lain karena orang tua dan pihak berwenang lainnya memiliki hak
untuk dipatuhi. Kemudian mereka akan bisa mematuhi karena kasih dan rasa
tanggung jawab yang dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar