Good News

Minggu, 18 Maret 2018

Bab 9 Kesopanan oleh David Isaacs


Bab 9
Kesopanan
Orang yang sederhana mengakui nilai privasinya sendiri dan menghormati orang lain. Dia melindungi privasinya dari tatapan oarng lain, dia menolak apapun yang mungkin mengganggu dan meredakan praktik ini hanya dalam sikap yang dapat bermanfaat baginya atau orang lain.

   Kesopanan sangat penting untuk orang-orang yang hidup dalam lingkungan sosial yang cenderung merusak privasi individu dan keakraban. Sikap “produksi masa” dan kekacauan kebiasaan sosial dan moral dapat membuat individu menjadi kaki tangan dalam tren umum.

1.  Pentingnya privasi
Mungkin sekarang ini kita harus mempertimbangkan apa ayng dimaksud dengan ‘mengenali nilai privasi orang’ dan bagaimana mengetahui apakah anak-anak kita dapat melakukan hal tersebut. Ketika anak muda menemukan bahwa dirinya memiliki kehidupan pribadi yang unik, menyadari komposisi realita itu terdiri atas spirit, tubuh, dan emosi tapi tidak diketahui orang lain, dia bereaksi dalam dua cara yang berbeda. Dia mencoba membagika pengalaman intimnya kepada orang lain, atau dengan teman special, atau bahkan setiap orang, atau dia tetap menyimpannya dalam hati, merefleksikannya dan selanjutnya membahasnya atau tidak, sebagai sebuah diktat keadaannya.
Poin lain yang harus dijelaskan adalah bahwa keterbukaan bukanlah lawan dari kesopanan. Keterbukaan membutuhkan kita untuk bertindak dalam cara yang konsisten dengan tujuan kita, tanpa menjadi manusia licik; kesopanan bukanlah realitas tersembunyi: realitas itu sudah paten, dikontrol melalui keputusan personal. Jika kesopanan dipertimbangkan sebagai sebuah kebajikan, yang dimulai dengan apresiasi terhadap privasi diri sendiri, kita harus menanyakan apa tanda yang kita cari dalam melihat seberapa baiknya anak kita mempraktikkannya.
Tanda-tanda positif ketika anak-anak remaja mulai membedakan antara informasi yang mereka inginkan untuk diteruskan kepada orang tua dan diceritakan kepada yang lain atau menyimpannya sendiri. Kesopanan bukan berarti memutus komunikasi dengan yang lain; hal ini akan menjadikannya dalam kondisi kesepian. Tanda positif lainnya adalah kemampuan anak-anak untuk menjadi dirinya tanpa menghindari tanggung jawabnya.


2.  Praktik kesopanan
Sebelum mendiskusikan bagaimana kita seharussnya mengajarkan anak-anak kita tentang kebajikan kesopanan, kita seharusnya mempertimbangkan bagaima ‘menghargai privasi orang’ itu diekspresikan. Choza menyebut ada tiga area yang relevan dalam mempraktikkannya, yaitu di rumah, pakaian seseorang, dan bahasa seseorang. Berkaitan dengan rumah, Ia mengatakan bahwa alasan utama orang membangun rumah bukan untuk melindunginya dari binatang buas atau cuaca yang ekstrim teteapi mereka membutuhkan rumah untuk wilayah intimnya. Untuk alasan inilah, orang tua harus membiarkan anak-anak mereka membuat ruang tertentu bagi dirinya. Jika dia tidak membuat apapun, atau dia dibentuk dari lingkungan yang diciptakan oleh orang tuanya: dia merasa bukan berada di tempatnya: dia tidak mempunyai tempat untuk mengekspresikan dirinya sendiri.
Pada area tertentu, kesopanan akan terlihat menjadi sebuah konflik dengan fashion. Keinginan istri untuk menyenangkan suaminya atau gadis muda yang ingin terlihat sisi kelebihannya pada acara social dapat diterima sepenuhnya, tetapi hal ini akan mudah merosot menjadi kesombongan atau ketidaksopanan. Intinya yang perlu diingat adalah sesuatu itu (berkaitan dengan pakaian) tidak hanya apakah menutup keseluruhan (banyak) atau sedikit tetapi juga bagaimana ia menutupinya.
Fakta yang menyatakan bahwa kita tidak tahu “apa yang terjadi di atas kita” menunjukkan bahwa kita tidak berada dalam kontrol oleh emosi kita. Kemampuan untuk mengekspresikan kerangka berpikir kita dalam kata-kata mengindikasikan kemampuan untuk mengontrolnya secara objektif. Ketika kita mengatakan seseorang tidak memiliki perasaan kesopanan karena dia berbicara tanpa pandang bulu tentang aspek keintiman dalam kehidupan emosionalnya, kita mengartikan bahwa keintiman adalah properti publik.

3.  Pengaruh eksternal
Usaha kita untuk mempraktikkan kebajikan kesopanan mungkin sangat dirugikan oleh pengeruh eksternal. juka kita ingin anak-anak kita dipenuhi dengan gairah kuat yang dapat mereka kendalikan, pastilah kita harus mengajari mereka untukmenggunakan kekuatan kemauan mereka, tetapi juga kemampuan mereka untuk berpikir, sehingga mereka akan emnyadari efek dari pengaruh semacam itu pada mereka.
Anak-anak mungkin berpikir mereka cukup dewasa untuk membedakan antara apresiasi artisti sebuah film, seperti sesuatu yang erotis, tetapi kegemaran orang tidak pernah netral, mereka bereaksi terhadap stimulus.
Akan sangat berguna untuk menghitung ulang beberapa pengalaman dari kehidupan personal kita untuk kebermanfaatan bagi teman atau anak-anak kita. Hal ini dapat membantu seseorang untuk memahami situasinya secara lebih baik dan mengatasi permasalahan. Manusia tidak harus menjadi pertapa, kita tidak disarankan untuk menjadi seseorang yang melindungi privasinya secara salah untuk kenyamanannya atau meratapi kesepiannya. Apa yang harus dilakukan untuk menjamin bahwa alasannya untuk berbagi privasi yang tertinggi, jadi ia akan secara otomatis menjadi selektif kepada orang yang dipilih untuk membagi pengalamannya.
4.  Pengajaran kesopanan
Semua permasalahan yang erat kaitannya dengan pengembangan hati nurani, yang dapat kita lihat secara jelas dengan pentingnya Tuhan dalam hidup kita. Salah satu aspek kesopanan adalah apa yang kita sebut sebagai “pendidikan seks”, meskipun akan lebih baik jika kita berbicara memberikan informasi tentang masalah seksual dalam pelajaran “pendidikan kasih sayang”.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar