Good News

Sabtu, 17 Maret 2018

Character Building: Murah hati oleh David Isaacs


Penerjemah: Helaluddin
Bab 1
Murah Hati

Orang yang murah hati bertindak tidak egois dan riang untuk kebermanfaatan bagi orang lain, sadar akan nilai sebuah pertolongan meskipun pada kenyataanya membutuhkan usaha yang lebih.

Murah hati adalah nilai kebajikan yang sulit untuk diapresiasi secar objektif pada orang lain. Ketika menilai tindakan seseorang, kita biasanya secara normal akan tertarik pada apa yang mereka miliki untuk ditawarkan daripada murah hati itu sendiri. Contohnya, ketika kita mendengar ada orang yang memberikan uang lebih kepada orang miskin kita menganggap dia murah hati. Namun, seperti isyarat yang mungkin harganya sangat sedikit. Apa yang kita tidak tahu tentang motif seseorang: apakah yang terlihat secara nyata dalam kebutuhan hubungannya atau apakah dia hanya tidak ingin merasa bersalah. Dengan kata lain, banyak cara dan arti berbeda yang dapat menjadi simbol murah hati atau bukan, berdasarkan bagaimana kita mempraktikkan nilai dan integritas dari motif kita.
Melakukan sesuatu untuk kebermanfaatan bagi orang lain dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti memberikan sesuatu, meminjamkan sesuatu, memaafkan, menjadi pendengar yang baik, menjadi orang hebat, mengundang teman ke rumah kita, dan lain-lain. Murah hati merupakan penggunaan keinginan kita secara sengaja untuk sesuatu yang berharga.

1. Menghargai apa yang kita miliki
Salah satu aspek fundamental dari murah hati adalah menghargai apa yang kita miliki. Kadang-kadang kita menemukan kesulitan atau ketidakjelasan dalam pikiran kita tentang kebenaran alamiah dari apa yang kita miliki atau apa kemampuan yang dapat kita lakukan. Bahkan, kebanyakan masalah tidak berkaitan dengan kemampuan kita, waktu, maupun pengetahuan kita tetapi sederhananya kita kehilangan kepercayaan diri dalam kemampuan kita dan tidak perhatian dengan apa yang dapat kita lakukan. Bahkan yang paling umum, kita tidak menyadari nilai yang sesungguhnya dari apa yang kita miliki. Mana yang lebih baik, peralatan mahal atau dua jam dari waktuku? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu kriteria dalam mengevaluasinya. Jika yang menjadi kriteria dalam kasus ini adalah “kebahagiaan anak-anak” selanjutnya “beberapa jam dari waktuku” akan lebih bernilai.
Bahaya lain adalah memberikan objek fisik karena hal itu lebih rendah dari setan: sebagai contoh seorang bapak yang memberikan banyak barang kepada anaknya sebagai kompensasi karena tidak menemaninya beberapa saat. Suatu waktu, hal itu memang dapat diberikan. Kita menyebutnya “kemurahan hati memberi waktu pada seseorang” yang berarti bahwa kita mengorbankan sesuatu untuk kebermanfaatan bagi orang lain yang dapat kita gunakan juga sebagai kebermanfaatan bagi kita. Sebagai contoh, sebaiknya anda menurunkan atau menghentikan kegiatan membaca koran saat anak menginginkan kita untuk mendengarnya berbicara.


2.  Murah hati
Murah hati tidak hanya diartikan sebagai kegiatan memberi saja tetapi juga ada tindakan lain, yaitu memaafkan orang lain. Spirit murah hati jarang berkembang pada anak kecil, karena mereka tidak dapat mengenal nilai dari apa yang mereka miliki atau kebutuhan orang lain. Mereka juga tidak berusaha keras, dan hasilnya mereka akan terlalu posesif dan tidak mau mebiarkan orang lain menggunakan barang mereka. Kadang-kadang justru sebaliknya, mereka dapat sangat mudah melepas dan memberikan segalanya secara acak tanpa memikirkan apa yang benar-benar mereka butuhkan.
Kasus yang sama, kita temukan tidak hanya pada anak-anak tetapi juga orang dewasa, yaitu:
a.         Bertindak murah hati yang palsu kepada seseorang yang kita sayangi
b.        Membuat gestur atau sikap yang palsu dengan harapan ingin memperoleh sesuatu barang
c.         Melakukan hal-hal yang “murah hati’ untuk keuntungan kita

3.  Kebutuhan orang lain
Salah satu problematika remaja adalah bahwa mereka tidak dapat membatasi kemampuan mereka untuk bermurah hati, misalnya tentang orang-orang yang sekarat karena kelaparan di India, tetapi mereka tidak dapat mengubungkan kemampuan mereka sendiri yang terbatas dengan kenyataan situasinya. Mereka mengenali kebutuhan orang lain pada umumnya secara abstrak, tapi terkadang mereka gagal melihat bahwa orang tua dan orang-orang di sekitar mereka membutuhkannya juga. Seperti yang sudah kami uraikan bahwa mereka cenderung mengklasifikasikan orang, selanjutnya mengabaikan untuk memberi bantuan secara praktis untuk orang tua dan keluarganya, sambal berbicara tentang menolong dalam konteks dunia yang lebih luas.

4.  Memberi
Tindakan murah hati seharusnya tidak diikuti dengan mengisolasi dari niat kita. Artinya, tidak ada gunanya menampakkan rutinitas tindakan murah hati “yang dangkal”; kita dapat menghindari bahaya ini hanya dengan berusaha memperbaikinya setiap hari. Setiap murah hati yang tidak berakar kuat dalam keyakinan sejati, bahwa orang lain memiliki hak untuk dibantu dan dilayani, bahwa Tuhan telah menciptakan kita masing-masing untuk melayani orang lain, tidak akan pernah menjadi kebajikan permanen dan berkelanjutan.
Konsekuensinya, lebih penting memberi diri kita daripada memberi barang. Hal ini sangat mungkin diberikan tanpa menempatkan sesuatu dalam pemberian kita, tanpa merasakan apapun untuk orang lain. Tindakan kita kemudian menjadi tanda lahiriah semata untuk orang lain, tetapi tanda yang menipu. Apa yang harus kita coba untuk mencapai sesuatu yang tak bersyarat tersebut: dengan kata lain, memberi buat kita sendiri. Memberi untuk kita sendiri bukan berarti meninggalkan diri sendiri dan bukan juga berarti memberikan sesuatu kepada orang lain sepanjang waktu.

5.  Murah hati dan kasih
Meskipun kita tidak membahas tentang kasih, tetapi dengan membahas murah hati, kita telah menyentuh ekspresi kasih. Kasih dapat dilihat sebagai getaran radikal dari keberadaan seseorang terhadap apa yang baik. Seperti yang diaktakan J. Hervada, meskipun benar semua kasih memiliki ciri-ciri umum tertentu, namun tidak semua kasih itu sama. Tidak hanya satu jenis kasih yang berlaku untuk semua benda, karena kasih berasal dari hubungan yang sudah ada sebelumnya antara orang tersebut dan objek kasihnya; objek dari nilai yang berbeda dan yang memengaruhi orang berbeda mengandaikan hubungan yang berbeda dan konsekuensinya.
Murah hati sebagai sebuah kebajikan memungkinkan untuk diterjemahkan sebagai kemampuan dasar untuk mengasihi ke dalam tindakan pelayanan tertentu. Motif seseorang mungkin berbeda pada saat tertentu tetapi karena Tuhan itu kasih, motif utama secara logis harusnya menjadi kasih Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar