Penerjemah: Helaluddin
Bab 1
Murah Hati
Orang
yang murah hati bertindak tidak egois dan riang untuk kebermanfaatan bagi orang
lain, sadar akan nilai sebuah pertolongan meskipun pada kenyataanya membutuhkan
usaha yang lebih.
Murah
hati adalah nilai kebajikan yang sulit untuk diapresiasi secar objektif pada
orang lain. Ketika menilai tindakan seseorang, kita biasanya secara normal akan
tertarik pada apa yang mereka miliki untuk ditawarkan daripada murah hati itu
sendiri. Contohnya, ketika kita mendengar ada orang yang memberikan uang lebih
kepada orang miskin kita menganggap dia murah hati. Namun, seperti isyarat yang
mungkin harganya sangat sedikit. Apa yang kita tidak tahu tentang motif
seseorang: apakah yang terlihat secara nyata dalam kebutuhan hubungannya atau
apakah dia hanya tidak ingin merasa bersalah. Dengan kata lain, banyak cara dan
arti berbeda yang dapat menjadi simbol murah hati atau bukan, berdasarkan
bagaimana kita mempraktikkan nilai dan integritas dari motif kita.
Melakukan
sesuatu untuk kebermanfaatan bagi orang lain dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk, seperti memberikan sesuatu, meminjamkan sesuatu, memaafkan, menjadi
pendengar yang baik, menjadi orang hebat, mengundang teman ke rumah kita, dan
lain-lain. Murah hati merupakan penggunaan keinginan kita secara sengaja untuk
sesuatu yang berharga.
1. Menghargai
apa yang kita miliki
Salah
satu aspek fundamental dari murah hati adalah menghargai apa yang kita miliki.
Kadang-kadang kita menemukan kesulitan atau ketidakjelasan dalam pikiran kita
tentang kebenaran alamiah dari apa yang kita miliki atau apa kemampuan yang
dapat kita lakukan. Bahkan, kebanyakan masalah tidak berkaitan dengan kemampuan
kita, waktu, maupun pengetahuan kita tetapi sederhananya kita kehilangan
kepercayaan diri dalam kemampuan kita dan tidak perhatian dengan apa yang dapat
kita lakukan. Bahkan yang paling umum, kita tidak menyadari nilai yang
sesungguhnya dari apa yang kita miliki. Mana yang lebih baik, peralatan mahal
atau dua jam dari waktuku? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu
kriteria dalam mengevaluasinya. Jika yang menjadi kriteria dalam kasus ini
adalah “kebahagiaan anak-anak” selanjutnya “beberapa jam dari waktuku” akan
lebih bernilai.
Bahaya
lain adalah memberikan objek fisik karena hal itu lebih rendah dari setan:
sebagai contoh seorang bapak yang memberikan banyak barang kepada anaknya
sebagai kompensasi karena tidak menemaninya beberapa saat. Suatu waktu, hal itu
memang dapat diberikan. Kita menyebutnya “kemurahan hati memberi waktu pada
seseorang” yang berarti bahwa kita mengorbankan sesuatu untuk kebermanfaatan
bagi orang lain yang dapat kita gunakan juga sebagai kebermanfaatan bagi kita.
Sebagai contoh, sebaiknya anda menurunkan atau menghentikan kegiatan membaca
koran saat anak menginginkan kita untuk mendengarnya berbicara.
2. Murah hati
Murah
hati tidak hanya diartikan sebagai kegiatan memberi saja tetapi juga ada
tindakan lain, yaitu memaafkan orang lain. Spirit murah hati jarang berkembang
pada anak kecil, karena mereka tidak dapat mengenal nilai dari apa yang mereka
miliki atau kebutuhan orang lain. Mereka juga tidak berusaha keras, dan hasilnya
mereka akan terlalu posesif dan tidak mau mebiarkan orang lain menggunakan
barang mereka. Kadang-kadang justru sebaliknya, mereka dapat sangat mudah
melepas dan memberikan segalanya secara acak tanpa memikirkan apa yang
benar-benar mereka butuhkan.
Kasus
yang sama, kita temukan tidak hanya pada anak-anak tetapi juga orang dewasa,
yaitu:
a.
Bertindak murah hati yang
palsu kepada seseorang yang kita sayangi
b.
Membuat gestur atau sikap
yang palsu dengan harapan ingin memperoleh sesuatu barang
c.
Melakukan hal-hal yang
“murah hati’ untuk keuntungan kita
3. Kebutuhan orang lain
Salah
satu problematika remaja adalah bahwa mereka tidak dapat membatasi kemampuan
mereka untuk bermurah hati, misalnya tentang orang-orang yang sekarat karena
kelaparan di India, tetapi mereka tidak dapat mengubungkan kemampuan mereka
sendiri yang terbatas dengan kenyataan situasinya. Mereka mengenali kebutuhan
orang lain pada umumnya secara abstrak, tapi terkadang mereka gagal melihat
bahwa orang tua dan orang-orang di sekitar mereka membutuhkannya juga. Seperti
yang sudah kami uraikan bahwa mereka cenderung mengklasifikasikan orang,
selanjutnya mengabaikan untuk memberi bantuan secara praktis untuk orang tua
dan keluarganya, sambal berbicara tentang menolong dalam konteks dunia yang
lebih luas.
4. Memberi
Tindakan
murah hati seharusnya tidak diikuti dengan mengisolasi dari niat kita. Artinya,
tidak ada gunanya menampakkan rutinitas tindakan murah hati “yang dangkal”; kita
dapat menghindari bahaya ini hanya dengan berusaha memperbaikinya setiap hari.
Setiap murah hati yang tidak berakar kuat dalam keyakinan sejati, bahwa orang
lain memiliki hak untuk dibantu dan dilayani, bahwa Tuhan telah menciptakan
kita masing-masing untuk melayani orang lain, tidak akan pernah menjadi
kebajikan permanen dan berkelanjutan.
Konsekuensinya,
lebih penting memberi diri kita daripada memberi barang. Hal ini sangat mungkin
diberikan tanpa menempatkan sesuatu dalam pemberian kita, tanpa merasakan
apapun untuk orang lain. Tindakan kita kemudian menjadi tanda lahiriah semata
untuk orang lain, tetapi tanda yang menipu. Apa yang harus kita coba untuk
mencapai sesuatu yang tak
bersyarat tersebut: dengan kata lain, memberi buat kita sendiri. Memberi untuk
kita sendiri bukan berarti meninggalkan diri sendiri dan bukan juga berarti
memberikan sesuatu kepada orang lain sepanjang waktu.
5. Murah hati dan kasih
Meskipun
kita tidak membahas tentang kasih, tetapi dengan membahas murah hati, kita
telah menyentuh ekspresi kasih. Kasih dapat dilihat sebagai getaran radikal
dari keberadaan seseorang terhadap apa yang baik. Seperti yang diaktakan J.
Hervada, meskipun benar semua kasih memiliki ciri-ciri umum tertentu, namun
tidak semua kasih itu sama. Tidak hanya satu jenis kasih yang berlaku untuk
semua benda, karena kasih berasal dari hubungan yang sudah ada sebelumnya
antara orang tersebut dan objek kasihnya; objek dari nilai yang berbeda dan
yang memengaruhi orang berbeda mengandaikan hubungan yang berbeda dan
konsekuensinya.
Murah
hati sebagai sebuah kebajikan memungkinkan untuk diterjemahkan sebagai
kemampuan dasar untuk mengasihi
ke dalam tindakan pelayanan tertentu. Motif seseorang mungkin berbeda pada saat
tertentu tetapi karena Tuhan itu kasih, motif utama secara logis harusnya
menjadi kasih Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar