Penerjemah: Helaluddin
Bab 4
Tekun
Begitu
sebuah keputusan dibuat, orang tekun mengambil langkah-langkah penting untuk
mencapai tujuanyang telah diaturnya, meskipun dalam kesulitan internal maupun
eksternal, dan meskipun ada yang melemahkan tekadnya seiring berjalannya waktu.
Di
antara banyak kebajikan manusia, ada beberapa yang kehilangan makna sebenarnya
dalam bahasa umum. Ketekunan, bagaimanapun, tampaknya menjadi salah
satu yang masih dipahami dan diutamakan. Paling banyak orang mungkin harus
mengklarifikasi dua poin awal. Ketekunan tidak sesuai dengan ketegaran; setelah
mengambil keputusan, bukan merupakan pertanyaan untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan jika kita menyadari bahwa
kita telah membuat kesalahan dalam keputusan kita, dalam memilih tujuan kita
atau dalam memilih sarana untuk mencapainya juga tidak ada gunanya melanjutkan
jika keadaan tak terduga muncul yang membuatnya tidak bijaksana untuk dilanjutkan.
Poin kedua adalah bahwa ketekunan jangan sampai bingung dengan rutinitas
belaka. Tidak masuka akal untuk mengadopsi sebuah prosedur dan kemudian
mempertahankannya tanpa henti, bahkan mungkin membelanya dengan memohon
beberapa hubungan yang tidak ada anatara apa yang sedang kita lakukan dan
beberapa tujuan yang layak.
1. Mengembangkan kebiasaan
Sebagai
nilai kebajikan, ada dua aspek untuk dikembangkan dalam kebajikan ini (tekun),
yaitu intensitas dalam mempraktikannya dan pentingnya motivasi yang benar. Berdasarkan
usia seseorang, ketekunan dapat dipraktikkan dalam situasi yang tidak
terhitung; bagaimanapun sangat penting untuk mempraktikkan semua kebajikan
tersebut tanpa terkecuali. Jelas bahwa untuk usia tujuh tahun, anak dapat
didorong untuk mengembangkan kebiasaan tertentu yang terkait dengan ketekunan
dengan membuat tuntunan yang masuk akal pada mereka, artinya dengan ketat pada
sejumlah poin kecil kami merujuk, misalnya untuk menyelesaikan permainan mereka
telah mulai, untuk memenuhi janji mereka asalkan masuk akal, makan pada waktu
makan, mengerjakan pekerjaan rumah mereka dengan benar dan mengingat pekerjaan
mereka di rumah.
2. Seiring berjalannya waktu
Sebenarnya,
ketekunan mengacu pada pengentasan kesulitan yang timbul ketika usaha itu
berkepanjangan pada waktunya, sementara kebijakan lain, keteguhan berkaitan
dengan mengatasi semua kesulitan lainnya.
3. Kesulitan-kesulitan lain
Sifat
buruk yang bertentangan dengan ketekunan dan keteguhan, selain dari ketegaran,
adalah ketidakstabilan. Ini berasal dari faktor-faktor yang terkait dengan
waktu keterlibatannya tetapi juga karena harus melepaskan kegiatan lain yang
lebih menarikagar dapat mengikuti rencana seseorang. Ketidakstabilan ditemukan
terutama pada orang-orang yang menyerahkan rencana tersebut pada tanda pertama
dari kesulitan atau yang mengubah pikiran dengan mudah dan sering, hanya demi
perubahan.
4. Bantuan yang perlu dan
tidak perlu
Dalam
kebanyakan kasus, siapapun yang ingin tekun membutuhkanharus dapat mengandalkan
bantuan di sepanjang jalan. Dan jika kita menambahkan pentingnya ketekunan
kebutuhan akan kehati-hatian, jelas bahwa diperlukan beberapa konsultasi. Wajar
saja bila anak kecil membutuhkan bimbingan orang tua mereka tapi selalu
mengingat bahwa bantuan yang tidak perlu membatasi penerima. Dengan mengingat
peraturan itu, kita dapat meletakkan tiga perbedaanlevel dimana orang tua dapat
bertindak:
a.
Katakanpada anak-anak apa
yang harus dilakukannya
b.
Diskusikan situasi
sehingga anak akan tergambar sebuah kesimpulannya sendiri
c.
Menolak permohonan
bimbingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar