Good News

Minggu, 18 Maret 2018

Bab 4: Tekun oleh David Isaacs


Penerjemah: Helaluddin
Bab 4
Tekun
Begitu sebuah keputusan dibuat, orang tekun mengambil langkah-langkah penting untuk mencapai tujuanyang telah diaturnya, meskipun dalam kesulitan internal maupun eksternal, dan meskipun ada yang melemahkan tekadnya seiring berjalannya waktu.

Di antara banyak kebajikan manusia, ada beberapa yang kehilangan makna sebenarnya dalam bahasa umum. Ketekunan, bagaimanapun, tampaknya menjadi salah satu yang masih dipahami dan diutamakan. Paling banyak orang mungkin harus mengklarifikasi dua poin awal. Ketekunan tidak sesuai dengan ketegaran; setelah mengambil keputusan, bukan merupakan pertanyaan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan jika kita menyadari bahwa kita telah membuat kesalahan dalam keputusan kita, dalam memilih tujuan kita atau dalam memilih sarana untuk mencapainya juga tidak ada gunanya melanjutkan jika keadaan tak terduga muncul yang membuatnya tidak bijaksana untuk dilanjutkan. Poin kedua adalah bahwa ketekunan jangan sampai bingung dengan rutinitas belaka. Tidak masuka akal untuk mengadopsi sebuah prosedur dan kemudian mempertahankannya tanpa henti, bahkan mungkin membelanya dengan memohon beberapa hubungan yang tidak ada anatara apa yang sedang kita lakukan dan beberapa tujuan yang layak.

1.  Mengembangkan kebiasaan
Sebagai nilai kebajikan, ada dua aspek untuk dikembangkan dalam kebajikan ini (tekun), yaitu intensitas dalam mempraktikannya dan pentingnya motivasi yang benar. Berdasarkan usia seseorang, ketekunan dapat dipraktikkan dalam situasi yang tidak terhitung; bagaimanapun sangat penting untuk mempraktikkan semua kebajikan tersebut tanpa terkecuali. Jelas bahwa untuk usia tujuh tahun, anak dapat didorong untuk mengembangkan kebiasaan tertentu yang terkait dengan ketekunan dengan membuat tuntunan yang masuk akal pada mereka, artinya dengan ketat pada sejumlah poin kecil kami merujuk, misalnya untuk menyelesaikan permainan mereka telah mulai, untuk memenuhi janji mereka asalkan masuk akal, makan pada waktu makan, mengerjakan pekerjaan rumah mereka dengan benar dan mengingat pekerjaan mereka di rumah.



2.  Seiring berjalannya waktu
   Sebenarnya, ketekunan mengacu pada pengentasan kesulitan yang timbul ketika usaha itu berkepanjangan pada waktunya, sementara kebijakan lain, keteguhan berkaitan dengan mengatasi semua kesulitan lainnya.

3.  Kesulitan-kesulitan lain
   Sifat buruk yang bertentangan dengan ketekunan dan keteguhan, selain dari ketegaran, adalah ketidakstabilan. Ini berasal dari faktor-faktor yang terkait dengan waktu keterlibatannya tetapi juga karena harus melepaskan kegiatan lain yang lebih menarikagar dapat mengikuti rencana seseorang. Ketidakstabilan ditemukan terutama pada orang-orang yang menyerahkan rencana tersebut pada tanda pertama dari kesulitan atau yang mengubah pikiran dengan mudah dan sering, hanya demi perubahan.

4.  Bantuan yang perlu dan tidak perlu
Dalam kebanyakan kasus, siapapun yang ingin tekun membutuhkanharus dapat mengandalkan bantuan di sepanjang jalan. Dan jika kita menambahkan pentingnya ketekunan kebutuhan akan kehati-hatian, jelas bahwa diperlukan beberapa konsultasi. Wajar saja bila anak kecil membutuhkan bimbingan orang tua mereka tapi selalu mengingat bahwa bantuan yang tidak perlu membatasi penerima. Dengan mengingat peraturan itu, kita dapat meletakkan tiga perbedaanlevel dimana orang tua dapat bertindak:
a.    Katakanpada anak-anak apa yang harus dilakukannya
b.    Diskusikan situasi sehingga anak akan tergambar sebuah kesimpulannya sendiri
c.    Menolak permohonan bimbingan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar