Penerjemah: Helaluddin
Bab 8
Ketulusan
Orang
yang tulus membuat pengungkapan penuh, jika sesuai, kepada orang yang tepat dan
pada saat yang tepat, tentang apapun yang telah dilakukannya, dilihat,
dipikirkan atau dirasakannya sehubungan dengan situasi sendiri atau keadaan
orang lain.
Atas
dasar ketulusan, Pedro Rodriguez berkomentar bahwa sekarang semua orang
menuntut klaim untuk tulus dan setidaknya ingin klaim tersebut dibenarkan. Ada
banyak pembicaraan tentang orang-orang muda, tentang tater kontemporer,
lagu-lagu modern. Inti tentang prestise kebajikan besar ini adalah bahwa sekutu
dasar, itu berasal dari ketidaktahuan tentang apa yang sebenarnya melibatkan
pandangan pada deskripsi.
Jika
kita melihat deskripsi kebajikan ini yang baru saja kita anjurkan, bahwa
orang-oranglah yang sesuai dengan orang yang tepat dan tepat waktu. Namun, jika
ketulusan itu asli, itu tidak bisa hanya mengatakan semuanya secara acak. Kita
harus mengakui kebenaran tentang diri kita dan orang lain, kita harus memiliki
kebenaran sehingga dapat berbicara, sebelum kita dapat mengungkapkannya sesuai
dengan prinsip-prinsip tertentu. Secara khusus, ketulusan harus diatur oleh
amal dan kehati-hatian. Masalahnya terlalu jauh, bagaimanapun, bukanlah
satu-satunya distorsi yang kita temukan pada orang muda, meskipun mungkin salah
satu yang paling lazim di kalangan remaja. Ada distorsi lain, yang disebabkan
oleh pemahaman kebenaran yang diketahui: kita merujuk kesini untuk berbohong,
munafik, sanjungan, fitnah, gosip, dan lain-lain. Sebelum mempertimbangkan dua
jenis distorsi ini, mari kita lihat situasinya dari seseorang yang menetapkan
untuk mempraktikkan kebajikan yaitu ketulusan.
1. Melihat sesuatu apa
adanya
Jika
kita melihat sesuatu dalam cara untuk membantu kita meningkatkannya, kita harus
membedakan antara apa yang penting dan apa yang tidak penting. Anak kecil harus
diberikan informasi yang memadai pada tahap awal agar mereka mulai menyadari
bahwa hidup itu memiliki tujuan yang harus dicapai dengan usaha sendiri
berdasarkan kemampuan dan kualitas. Kita harus melihat prinsip yang signifikan
jika kita mempertimbangkan beberapa distorsi dalam ketulusan.
Salah
satu masalah yang muncul bagi anak-anak adalah kesuliatan untuk membedakan
antara fakta, opini, interpretasi, mimpi atu fantasi. Jika anak usia 8 tahun
mengatakan dia tidak dapat melakukan sesuatu, itu mungkin benar, tapi jika Ia
mengartikan bahwa Ia tidak akan pernah ammpu untuk belajar maka Ia menipu
dirinya sendiri. Orang tua harus menjelasakan kepadanya agar ia dapat mengubah
pemikirannya untuk dapat melakukan sesuatu.
2. Distorsi kebenaran
Salah
satu kesulitan bagi anak-anak remaja adalah adanya gap atau jarak antara sudut
ketulusan yang dimaksud dana pa yang mereka cenderung katakana sebagai
spontanitas. Spontanitas merupakan tindakan dari impuls yang bukan kebiasaan
dah lebih bersifat sebagai insting. Tentu saja, kita harus berperilaku dalam
sikap yang sederhana dan asli, tetapi menyadari bahwa situasi dalam hubungan
manusia membutuhkan upaya agar seimbang untuk membantu memberikan bantuan
kepada orang lain.
Ada
beberapa upaya dalam mengajarkan anak-anak tentang komunikasi dasar dalam
memandu mereka memahami dan mempraktikkan ketulusan, yaitu:
a.
Membedakan antara fakta
dan opini
b.
Membedakan apa yang
benar-benar penting
c.
Memahami siapa yang harus
diberitahu tentang sesuatu
d.
Memutuskan momen yang
berpeluang
e.
Memahami alasan dibalik
perbedaan.
3. Memalsukan fakta
Salah
satu dari sekian banyak bentuk ketidaktulusan adalah berkata bohong. Terkait
dengan kebohongan yang sebenarnya, kita harus memperhatikan beberapa poin
berikut:
a.
Berbohong berasal dari
kebutuhan anak-anak; kebutuhan/keinginan yang berlebihan harus dieliminasi
sejauh mungkin dan anak-anak dibantu dengan menghadapkannya pada masalah
b.
Berbohong juga bisa
menular dan selalu menular, contoh dari orang tua sangat penting peranannya
c.
Menghindari tipe-tipe
berbohong tertentu, anak-anak harus dapat mengekspresikan dirinya sendiri
secara jelas: dia harus diajarkan pemahaman tentang realita atau keadaan dan
mengekpresikannya.
Kebohongan
memang dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari
anak-anak. Sebagai contoh, seorang anak yang terlambat pulang dari sekolah akan
mengatakan kepada orang tuannya bahwa ia dipanggil guru untuk mengerjakan
sesuatu. Padahal kenyataannya, ia asyik bermain di jalan.
4. Melatih nilai ketulusan
Hal
utama yang harus kita ajarkan kepada anak-anak adalah membedakan antara fakta
dan fantasi, antara kebenaran dan opini, antara sesuatu yang penting dan kurang
penting, dan lain-lain. Ketulusan harus didasarkan pada kepercayaan diri
anak-anak bahwa orang tua mengasihinya
dan mereka lebih ingin membantu daripada menjustifikasi. Kita menyadari bahwa
hal itu akan membiarkan mereka mengetahui diri mereka sendiri sebagai sebuah perbandingan
yang harus mereka lakukan sehingga mereka dapat perbaiki. Terakhir, motif
tertinggi untuk ketulusan adalah untuk melihat diri kita sebagai anak Tuhan
dengan tujuan yang spesifik; kita tidak hanya harus mengenali secara tepat
batasan kita sebagai manusia tetapi juga kebesaran sebagai anak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar