Good News

Minggu, 18 Maret 2018

Bab 8: Ketulusan oleh David Isaacs


Penerjemah: Helaluddin
Bab 8
Ketulusan
Orang yang tulus membuat pengungkapan penuh, jika sesuai, kepada orang yang tepat dan pada saat yang tepat, tentang apapun yang telah dilakukannya, dilihat, dipikirkan atau dirasakannya sehubungan dengan situasi sendiri atau keadaan orang lain.

Atas dasar ketulusan, Pedro Rodriguez berkomentar bahwa sekarang semua orang menuntut klaim untuk tulus dan setidaknya ingin klaim tersebut dibenarkan. Ada banyak pembicaraan tentang orang-orang muda, tentang tater kontemporer, lagu-lagu modern. Inti tentang prestise kebajikan besar ini adalah bahwa sekutu dasar, itu berasal dari ketidaktahuan tentang apa yang sebenarnya melibatkan pandangan pada deskripsi.
Jika kita melihat deskripsi kebajikan ini yang baru saja kita anjurkan, bahwa orang-oranglah yang sesuai dengan orang yang tepat dan tepat waktu. Namun, jika ketulusan itu asli, itu tidak bisa hanya mengatakan semuanya secara acak. Kita harus mengakui kebenaran tentang diri kita dan orang lain, kita harus memiliki kebenaran sehingga dapat berbicara, sebelum kita dapat mengungkapkannya sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu. Secara khusus, ketulusan harus diatur oleh amal dan kehati-hatian. Masalahnya terlalu jauh, bagaimanapun, bukanlah satu-satunya distorsi yang kita temukan pada orang muda, meskipun mungkin salah satu yang paling lazim di kalangan remaja. Ada distorsi lain, yang disebabkan oleh pemahaman kebenaran yang diketahui: kita merujuk kesini untuk berbohong, munafik, sanjungan, fitnah, gosip, dan lain-lain. Sebelum mempertimbangkan dua jenis distorsi ini, mari kita lihat situasinya dari seseorang yang menetapkan untuk mempraktikkan kebajikan yaitu ketulusan.


1.  Melihat sesuatu apa adanya
Jika kita melihat sesuatu dalam cara untuk membantu kita meningkatkannya, kita harus membedakan antara apa yang penting dan apa yang tidak penting. Anak kecil harus diberikan informasi yang memadai pada tahap awal agar mereka mulai menyadari bahwa hidup itu memiliki tujuan yang harus dicapai dengan usaha sendiri berdasarkan kemampuan dan kualitas. Kita harus melihat prinsip yang signifikan jika kita mempertimbangkan beberapa distorsi dalam ketulusan.
Salah satu masalah yang muncul bagi anak-anak adalah kesuliatan untuk membedakan antara fakta, opini, interpretasi, mimpi atu fantasi. Jika anak usia 8 tahun mengatakan dia tidak dapat melakukan sesuatu, itu mungkin benar, tapi jika Ia mengartikan bahwa Ia tidak akan pernah ammpu untuk belajar maka Ia menipu dirinya sendiri. Orang tua harus menjelasakan kepadanya agar ia dapat mengubah pemikirannya untuk dapat melakukan sesuatu.

2.  Distorsi kebenaran
Salah satu kesulitan bagi anak-anak remaja adalah adanya gap atau jarak antara sudut ketulusan yang dimaksud dana pa yang mereka cenderung katakana sebagai spontanitas. Spontanitas merupakan tindakan dari impuls yang bukan kebiasaan dah lebih bersifat sebagai insting. Tentu saja, kita harus berperilaku dalam sikap yang sederhana dan asli, tetapi menyadari bahwa situasi dalam hubungan manusia membutuhkan upaya agar seimbang untuk membantu memberikan bantuan kepada orang lain.
Ada beberapa upaya dalam mengajarkan anak-anak tentang komunikasi dasar dalam memandu mereka memahami dan mempraktikkan ketulusan, yaitu:
a.         Membedakan antara fakta dan opini
b.        Membedakan apa yang benar-benar penting
c.         Memahami siapa yang harus diberitahu tentang sesuatu
d.        Memutuskan momen yang berpeluang
e.         Memahami alasan dibalik perbedaan.

3.  Memalsukan fakta
Salah satu dari sekian banyak bentuk ketidaktulusan adalah berkata bohong. Terkait dengan kebohongan yang sebenarnya, kita harus memperhatikan beberapa poin berikut:
a.         Berbohong berasal dari kebutuhan anak-anak; kebutuhan/keinginan yang berlebihan harus dieliminasi sejauh mungkin dan anak-anak dibantu dengan menghadapkannya pada masalah
b.        Berbohong juga bisa menular dan selalu menular, contoh dari orang tua sangat penting peranannya
c.         Menghindari tipe-tipe berbohong tertentu, anak-anak harus dapat mengekspresikan dirinya sendiri secara jelas: dia harus diajarkan pemahaman tentang realita atau keadaan dan mengekpresikannya.
Kebohongan memang dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Sebagai contoh, seorang anak yang terlambat pulang dari sekolah akan mengatakan kepada orang tuannya bahwa ia dipanggil guru untuk mengerjakan sesuatu. Padahal kenyataannya, ia asyik bermain di jalan.


4.  Melatih nilai ketulusan
Hal utama yang harus kita ajarkan kepada anak-anak adalah membedakan antara fakta dan fantasi, antara kebenaran dan opini, antara sesuatu yang penting dan kurang penting, dan lain-lain. Ketulusan harus didasarkan pada kepercayaan diri anak-anak bahwa orang tua mengasihinya dan mereka lebih ingin membantu daripada menjustifikasi. Kita menyadari bahwa hal itu akan membiarkan mereka mengetahui diri mereka sendiri sebagai sebuah perbandingan yang harus mereka lakukan sehingga mereka dapat perbaiki. Terakhir, motif tertinggi untuk ketulusan adalah untuk melihat diri kita sebagai anak Tuhan dengan tujuan yang spesifik; kita tidak hanya harus mengenali secara tepat batasan kita sebagai manusia tetapi juga kebesaran sebagai anak Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar