Bab 11
Fleksibel
Seseorang yang fleksibel menyesuaikan
tingkah lakunya dengan mudah pada keadaan tertentu setiap individua tau
situasi, namun tanpa mengabaikan prinsip perilaku pribadinya.
Fleksibel
adalah kebajikan yang diterima luas pada lingkungan sosial saat ini, karena
diinterpretasikan sebagai orang yang mudah dipimpin dan bersedia untuk mencoba
apapun. Berdasarkan definisi tersebut, fleksibel adalah tanpa arti. Dengan
pemikiran ini, kami menyebutkan dua cara untuk fleksibel, berdasarkan seluk-beluk
situasi. Jika keadaan yang dimaksud adalah masalah opini, fleksibilitas berarti
keinginan dan dapat mempertimbangkan satu sudut pandang sendiri untuk sementara
dan selanjutnya mampu untuk diperbaiki atau dimodifikasi.
1. Fleksibiltas dan
ketegasan
Dengan
anggapan pada maslah membaca bagi kita dan anak-anak kita, sangat umum
ditemukan orang-orang yang cocok untuk tetap tegas pada prinsipnya, bahkan
ketika pada kenyataanya mereka mudah dipengaruhi. Pada praktiknya, tidak
mungkin membaca buku, majalah, atau artikel tanpa terpengaruh dengan beberapa
tingkatan. Tidak diragukan lagi, seseorang dengan pendidikan intelektual yang
tinggi akan berada di posisi yang lebih baik pad acara yang diadaptasinya saat
membaca konten yang aktual, selanjutnya menerima feksibilitas sejati tanpa
terbawa alasan atau argumen penulis.
2. Ketegasan dan
fleksibilitas dalam hubungan
Sampai
pada poin ini, kita harus mendiskusikan fleksibilitas dalam aktivitas pribadi,
dimana setiap individu memiliki kewajiban untuk setia pada dirinya sendiri dan
pada prinsip dasar kehidupannya. Pada awal bab ini, kita telah menyatakan bahwa
fleksibel akan mmebiarkan kita untuk emngadaptasi perilaku yang mudah pada
keadaan tertentu pada setiap individu dan keadaan. Ini berarti kita harus
tertarik secara nyata pada orang lain: tidak cukup hanya berpura-pura tertarik.
Fleksibel
juga bermakna bahwa kita harus mendengar tidak hanya kata-kata yang mungkin
dipilih secara tepat, tetapi lebih pada orang yang berbicara, dan mencoba untuk
memahami apa yang terjadi pada dirinya.
3. Mengadaptasi perilaku
kita
Jika
kita belajar dari orang lain, kita harus percaya bahwa apa yang mereka katakan
menarik dan berguna bagi pertimbangan kita. Orang-orang sering bersedia
mendengartopik tertentu tapi tidak bagi orang lain, bahkan ketika terjadi
debat, karena mereka berpikir ahli dalam bidang itu atau setidaknya mereka
mengatakan lebih tahu dari yang lainnya. Sikap ini tidak mungkin dipelajari.
Kita
telah menyebut pentingnya kemampuan mendengarkan dan mengidentifikasi,
setidaknya dengan tertarik dengan anggota grup, tapi kita harus juga
memperhatikan mereka. Dalam percakapan normal, kita harus melihat kapan kita
berbicara terlalu banyak, kapan orang lain kehilangan ketertarikan dari kita.
Hal ini sangat penting jika kita belajar dari mereka agar kita menjadi supel
atau ramah.
4. Mengajarkan fleksibilitas
Dalam mendidik anak-anak muda, kita boleh
berkonsentrasi pada dua poin, yaitu orang-orang
baru dan situasi baru. Anak-anak
harus belajar untuk bersikap dalam cara yang natural dengan orang lain dan
selanjutnya mereka harus memiliki teman yang mengunjungi rumahnya dan
berkunjung balik. Dengan demikian, mereka akan melihat perbedaan aturan dan
kebiasaan di setiap keluarga. Lebih lanjut, kunjungan ke rumah teman-temannya
akan mendidik anak tentang bagaimana perbedaan adaptasi yang harus dilakukan
dan memberikan prinsip yang fundamental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar