Good News

Minggu, 18 Maret 2018

Bab 11 Ketulusan oleh David Issac


Bab 11
Fleksibel
Seseorang yang fleksibel menyesuaikan tingkah lakunya dengan mudah pada keadaan tertentu setiap individua tau situasi, namun tanpa mengabaikan prinsip perilaku pribadinya.

   Fleksibel adalah kebajikan yang diterima luas pada lingkungan sosial saat ini, karena diinterpretasikan sebagai orang yang mudah dipimpin dan bersedia untuk mencoba apapun. Berdasarkan definisi tersebut, fleksibel adalah tanpa arti. Dengan pemikiran ini, kami menyebutkan dua cara untuk fleksibel, berdasarkan seluk-beluk situasi. Jika keadaan yang dimaksud adalah masalah opini, fleksibilitas berarti keinginan dan dapat mempertimbangkan satu sudut pandang sendiri untuk sementara dan selanjutnya mampu untuk diperbaiki atau dimodifikasi.

1.  Fleksibiltas dan ketegasan
   Dengan anggapan pada maslah membaca bagi kita dan anak-anak kita, sangat umum ditemukan orang-orang yang cocok untuk tetap tegas pada prinsipnya, bahkan ketika pada kenyataanya mereka mudah dipengaruhi. Pada praktiknya, tidak mungkin membaca buku, majalah, atau artikel tanpa terpengaruh dengan beberapa tingkatan. Tidak diragukan lagi, seseorang dengan pendidikan intelektual yang tinggi akan berada di posisi yang lebih baik pad acara yang diadaptasinya saat membaca konten yang aktual, selanjutnya menerima feksibilitas sejati tanpa terbawa alasan atau argumen penulis.

2.  Ketegasan dan fleksibilitas dalam hubungan
   Sampai pada poin ini, kita harus mendiskusikan fleksibilitas dalam aktivitas pribadi, dimana setiap individu memiliki kewajiban untuk setia pada dirinya sendiri dan pada prinsip dasar kehidupannya. Pada awal bab ini, kita telah menyatakan bahwa fleksibel akan mmebiarkan kita untuk emngadaptasi perilaku yang mudah pada keadaan tertentu pada setiap individu dan keadaan. Ini berarti kita harus tertarik secara nyata pada orang lain: tidak cukup hanya berpura-pura tertarik.
   Fleksibel juga bermakna bahwa kita harus mendengar tidak hanya kata-kata yang mungkin dipilih secara tepat, tetapi lebih pada orang yang berbicara, dan mencoba untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya.


3.  Mengadaptasi perilaku kita
   Jika kita belajar dari orang lain, kita harus percaya bahwa apa yang mereka katakan menarik dan berguna bagi pertimbangan kita. Orang-orang sering bersedia mendengartopik tertentu tapi tidak bagi orang lain, bahkan ketika terjadi debat, karena mereka berpikir ahli dalam bidang itu atau setidaknya mereka mengatakan lebih tahu dari yang lainnya. Sikap ini tidak mungkin dipelajari.
   Kita telah menyebut pentingnya kemampuan mendengarkan dan mengidentifikasi, setidaknya dengan tertarik dengan anggota grup, tapi kita harus juga memperhatikan mereka. Dalam percakapan normal, kita harus melihat kapan kita berbicara terlalu banyak, kapan orang lain kehilangan ketertarikan dari kita. Hal ini sangat penting jika kita belajar dari mereka agar kita menjadi supel atau ramah.

4.  Mengajarkan fleksibilitas
   Dalam mendidik anak-anak muda, kita boleh berkonsentrasi pada dua poin, yaitu orang-orang baru dan situasi baru. Anak-anak harus belajar untuk bersikap dalam cara yang natural dengan orang lain dan selanjutnya mereka harus memiliki teman yang mengunjungi rumahnya dan berkunjung balik. Dengan demikian, mereka akan melihat perbedaan aturan dan kebiasaan di setiap keluarga. Lebih lanjut, kunjungan ke rumah teman-temannya akan mendidik anak tentang bagaimana perbedaan adaptasi yang harus dilakukan dan memberikan prinsip yang fundamental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar