Good News

Jumat, 10 Maret 2017

Abstrak: Pengaruh Kehadiran Ayah Bagi Pertumbuhan Kerohanian Anak Remaja 12-18 Tahun Di Gereja Isa Almasih Makassar oleh Sri M. Wiriadinata

Abstrak
Sri Marlina Wiriadinata. “Pengaruh Kehadiran Ayah Bagi Pertumbuhan Kerohanian Anak Remaja 12-18 Tahun Di Gereja Isa Almasih Makassar”. (Dibimbing oleh Ev. Lora J. Brake, M.A.)

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kehadiran ayah bagi pertumbuhan kerohanian anak remaja. Adapun hasil penelitian skripsi ini sebagai berikut: Pertama, ikatan hubungan antara anak dan orangtua bukan hanya sementara melainkan seumur hidup atau bersifat abadi. Anak-anak memperoleh pendidikan pertama dalam keluarga, anak-anak belajar mengenai nilai-nilai kehidupan sehingga kelak mereka boleh menjadi orang yang berhasil. Kedua, Ayah memiliki cara mendidik yang berbeda dengan cara ibu mendidik, tetapi cara mendidik mereka saling melengkapi satu sama lain  sehingga anak-anak yang mendapat pendidikan dari ayah dan ibu memperoleh pendidikan yang lengkap. Ketiga, Ketika sesuatu yang dibutuhkan oleh anak remaja tidak ada, maka akan menghambat pertumbuhannya termasuk pertumbuhan kerohaniannya. Keempat, suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Suami menjadi kepala istri tentu saja secara otomatis ayah juga menjadi pemimpin buat anak-anak. Kepemimpinan yang Tuhan maksud ialah kepemimpian yang berlandaskan kasih Kristus bukan kepemimpinan yang otoriter. Ayah harus menjadi teladan dalam mengasihi keluarga, sehingga anak-anak dapat menerapkan kasih tersebut kepada orang-orang disekitarnya. Dengan demikian kasih Kristus dapat dirasakan oleh semua orang. Kelima, tugas utama suami adalah sebagai kepala keluarga. Itu berarti suami harus menjalankan fungsinya sebagai imam, dan nabi. Sebagai imam, dialah yang bertanggung jawab membawa istri dan anak-anaknya ke hadapan Tuhan  dan lebih mengenal pribadi Tuhan demi keselamatan mereka melalui doa-doanya, doa pribadi, terutama mezbah keluarga (Ayub 1:5). Keenam, anak remaja memerlukan seorang pembimbing yang dapat mengarahkan mereka kepada pengenalan kepada Tuhan. Ketujuh, tugas ayah sangat penting dalam mengarahkan anak-anak kepada pengenalan kepada Tuhan. Kalau seorang anak kehilangan figur ayah, maka opa, paman, kakak yang menjadi teladan yang baik bisa menjadi pengganti kekosongan di dalam diri mereka. Kedelapan, kehadiran ayah kurang berperan bagi pertumbuhan kerohanian anak remaja di Gereja Isa Almasih Makassar. Kesembilan, sekalipun ayah hadir di rumah namun belum tentu melaksanakan perannya sebagai imam dalam mengarahkan istri dan anak-anak kepada pengenalan kepada Tuhan.  Kesepuluh, sekalipun ayah di dunia tidak ada namun Bapa di Surga dapat menggantikan posisi ayah di dunia, mengisi kekosongan anak remaja yang kehilangan figur ayah.

Kata Kunci: Pengaruh, Ayah, Pertumbuhan, Kerohanian, Anak, 12-18 Tahun.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar