Abstrak
Sri Marlina
Wiriadinata. “Pengaruh
Kehadiran Ayah Bagi Pertumbuhan Kerohanian Anak Remaja 12-18 Tahun Di Gereja
Isa Almasih Makassar”. (Dibimbing oleh Ev. Lora J. Brake,
M.A.)
Tujuan
penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kehadiran ayah bagi
pertumbuhan kerohanian anak remaja. Adapun
hasil penelitian skripsi ini sebagai berikut: Pertama, ikatan
hubungan antara anak dan orangtua bukan hanya sementara melainkan seumur hidup
atau bersifat abadi. Anak-anak memperoleh pendidikan pertama dalam keluarga,
anak-anak belajar mengenai nilai-nilai kehidupan sehingga kelak mereka boleh
menjadi orang yang berhasil. Kedua, Ayah memiliki
cara mendidik yang berbeda dengan cara ibu mendidik, tetapi cara mendidik
mereka saling melengkapi satu sama lain
sehingga anak-anak yang mendapat pendidikan dari ayah dan ibu memperoleh
pendidikan yang lengkap. Ketiga, Ketika sesuatu
yang dibutuhkan oleh anak remaja tidak ada, maka akan menghambat pertumbuhannya
termasuk pertumbuhan kerohaniannya. Keempat, suami adalah kepala istri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Suami menjadi kepala istri tentu saja secara
otomatis ayah juga menjadi pemimpin buat anak-anak. Kepemimpinan yang Tuhan
maksud ialah kepemimpian yang berlandaskan kasih Kristus bukan kepemimpinan
yang otoriter. Ayah harus menjadi teladan dalam mengasihi keluarga, sehingga
anak-anak dapat menerapkan kasih tersebut kepada orang-orang disekitarnya.
Dengan demikian kasih Kristus dapat dirasakan oleh semua orang. Kelima, tugas utama
suami adalah sebagai kepala keluarga. Itu berarti suami harus menjalankan
fungsinya sebagai imam, dan nabi. Sebagai imam, dialah yang bertanggung jawab
membawa istri dan anak-anaknya ke hadapan Tuhan
dan lebih mengenal pribadi Tuhan demi keselamatan mereka melalui
doa-doanya, doa pribadi, terutama mezbah keluarga (Ayub 1:5). Keenam, anak remaja
memerlukan seorang pembimbing yang dapat mengarahkan mereka kepada pengenalan
kepada Tuhan. Ketujuh, tugas ayah
sangat penting dalam mengarahkan anak-anak kepada pengenalan kepada Tuhan.
Kalau seorang anak kehilangan figur ayah, maka opa, paman, kakak yang menjadi
teladan yang baik bisa menjadi pengganti kekosongan di dalam diri mereka. Kedelapan, kehadiran ayah
kurang berperan bagi pertumbuhan kerohanian anak remaja di Gereja Isa Almasih
Makassar. Kesembilan, sekalipun ayah
hadir di rumah namun belum tentu melaksanakan perannya sebagai imam dalam
mengarahkan istri dan anak-anak kepada pengenalan kepada Tuhan. Kesepuluh, sekalipun ayah
di dunia tidak ada namun Bapa di Surga dapat menggantikan posisi ayah di dunia,
mengisi kekosongan anak remaja yang kehilangan figur ayah.
Kata Kunci: Pengaruh, Ayah, Pertumbuhan, Kerohanian, Anak, 12-18 Tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar