Abstrak
Lucy Canra. “Pengajaran
Teologi Injil Kasih Karunia Oleh Paul Ellis Dan Implementasinya Dalam
Kehidupan Orang Percaya.” (Dibimbing
oleh Pdt. Dr. Ivan Th. J. Weismann, M.Hum)
Tujuan
penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengajaran injil
kasih karunia menurut Paul Ellis dan
menjelaskan perbandingan pandangan pengajaran injil kasih karunia menurut Paul
Ellis dan pengajaran Michael Brown serta ortodoks. Juga untuk memberikan
implementasi kasih karunia
di dalam kehidupan orang percaya saat ini.
Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, Paul Ellis
membangun teologi injil kasih karunia atas pengertian injil yaitu kabar baik, sehingga
yang menjadi fokus hanya kasih karunia-Nya. Paul Ellis menjelaskan ada empat
hal berkaitan dengan teologi injil kasih karunia yaitu keselamatan (dikasihi
dan diampuni), pembenaran, pengudusan, dan persekutuan. Kedua, mengenai kasih. Paul Ellis, menjelaskan kasih Allah sebagai
kasih tanpa syarat dan tanpa batas, sehingga kasih-Nya adalah kasih yang tidak
pernah marah dan selalu menerima. Penulis setuju, di dalam Alkitab juga
dijelaskan bahwa kasih-Nya adalah kasih tanpa syarat dan tanpa batas. Namun
penjelasan selanjutnya, dapat membuat orang percaya hidup secara bebas. Yang
seharusnya adalah dengan melihat kasih-Nya, maka diperlukan suatu hubungan
timbal balik sebagai respon kasih-Nya yang begitu besar. Ketiga,
mengenai Pengampunan dosa. Menurut Paul Ellis adalah kata benda yang telah
selesai, sehingga orang percaya tidak perlu mengakui dosa. Sedangkan menurut
Alkitab, pengampunan diberikan terus menerus yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
sehingga pertobatan serta mengakui dosa masih tetap berlaku bagi orang percaya. Keempat,
pengudusan. Menurut Paul Ellis adalah suatu keberadaan yang sempurna dan
bukanlah progres, sehingga peran Roh Kudus bukanlah menginsafkan dosa. Menurut
Alkitab, pengudusan adalah suatu progres terus menerus sehingga orang percaya
memiliki bagian dalam mengerjakan kekudusan bersama Roh Kudus dalam proses
kekudusan. Kelima, persekutuan.
Menurut Paul Ellis adalah sudah sempurna dan bukanlah perjalanan iman, sehingga
hanya perlu bergantung (tidak berusaha apa-apa) dan hanya menerima apa yang
Tuhan kerjakan. Menurut Alkitab, persekutuan adalah suatu perlombaan iman
hingga berada dalam persekutuan kekal selama-lamanya, sehingga ketaatan sebagai
bentuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Keenam,
Michael L. Brown adalah tokoh yang mengkritik serta menanggapi pengajaran
teologi injil kasih karunia, hal-hal yang ia kritik adalah mengenai pengudusan,
pertobatan dan pengampunan, serta ketekunan orang percaya. Ketujuh,
implementasi bagi kehidupan orang percaya adalah dengan menyadari kasih karunia
(kasih, pengampunan, pengudusan, pembenaran dan persekutuan) sebagai jaminan,
bagian orang percaya adalah terus berada dalam Kristus untuk menikmati kasih
karunia tersebut dan tetap taat sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan secara
keseluruhan. Dengan demikian, berbeda dengan Paul Ellis, mengerjakan bagian
(ketaatan) bukanlah menambahkan atau mengurangi kasih karunia tersebut
melainkan ketaatan sebagai bentuk tanggung jawab
dan relasi orang percaya
dalam meresponi
kasih
karuniaNya yang mahal.
Kata Kunci: Teologi, Injil Kasih Karunia, Paul Ellis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar