Good News

Senin, 09 Mei 2016

Memahami diri Sebagai Konselor Kristen oleh Hengki Wijaya

Tulisan singkat ini adalah sebuah refleksi sederhana atas sebuah buku "Bela Rasa yang Dibagirasakan" oleh Prof Dr. Mesach Krisetya (Guru Besar UKSW). Beliau pakar konseling Kristen yang memberikan diri untuk pelayanan konseling berkesempatan hadir di kampus STT Jaffray untuk memberikan berkat ilmu bagi mahasiswa STT Jaffray. Kesempatan emas ini untuk melihat secara langsung beliau dengan dekat. Memang sedikit aneh sebagai fotografer kampus saya hanya memfoto beliau dan tidak meminta tanda tangan beliau dan tidak berfoto dengan beliau, tetapi menemukan sesuatu yang berharga untuk menjadi seorang konselor. Berikut ini hanya sepenggal pemikiran yang saya sadurkan melalui parafrase saya sendiri.


Sebagai konselor kita tidak memberikan solusi namu mencari jalan masuk dan bukannya jalan keluar. Sepertinya membingungkan, tetapi faktanya seorang konselor tidak dapat menjadi jalan keluar bagi setiap masalah orang (konseli). Contohnya bila mereka memiliki masalah sakit kanker, apakah kita dapat menyembuhkan sakit mereka? Apabila mereka masalah keuangan apakah kita dapat membayar atau menutupi utang mereka? Kalau bisa banyak orang yang akan datang ke konselor dan akhirnya konselornya akan depdresi dan jatuh pingsan. Hanya ada satu konselor ajaib yaitu Tuhan yesus saja.

Konselor dapat menggumuli bersama dengan konseli bahwa konselor masuk ke dalam ranah perasaan konseli dan mencoba memahami perasaan mereka atau singkatnya dikatakan sebagai empati dan bukan sekedar simpati. Menggali potensi dan kekuatan yang ada pada konseli untuk mereka dapat bangkit dan perjuangan yang tentunya dibantu oleh pertolongan Tuhan Yesus dan kuasa-Nya. Banyak bagian yang konselor juga tidak dapat lakukan dan harus membutuhkan bantuan dari bidang ilmu lainnya. Manusia sebagai makhluk yang kompleks membutuhkan hal yang kompleks pula yang mana kegiatan konselor ini adalah pelayanan holistik. Bila keadaan pasien (konseli) mengalami depresi berat maka konselor Kristen mendiagnosa dan memberikan rujukan kepada psikiater untuk ditindaklanjuti. Bagi yang mengalami trautama akibat pelecehan seksual sebaiknya ditangani oleh psikiater seks dan ahli kejiwaan seksual supaya dapat dipulihkan.

Bila sesorang mengalami ganggunan kejiwaan maka dapat diatasi dengan pendekatan ilmu konseling dan kejiwaan, namun bila kerasukan setan sebaiknya diatasi dengan doa. Kebingungan yang terjadi apabila yang stress diatasi dengan pengusiran roh jahat padahal orangnya sadar bahwa dia mengenal dirinya. Orang yang mengalami kehilangan (pacar, orang tua, harta) perlu dilakukan konseling. Trautam dan depresi perlu mendapatkan konseling. Namun kesemuanya itu harus melibatkan Tuhan di dalamnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar