Allah menyusun rencana yang teliti untuk kelahiran Mesias.
Ironisnya, Yesus, sang Mesias, datang ke dunia bukan dengan kebesaran dan
kemegahan, namun dengan penuh kerendahan hati. Yohanes Pembabtis diutus Allah
untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya dengan memberitakan kedatangan kerajaan
Allah dan perlunya pertobatan bagi pengampunan dosa (Matius 3:1-3).
Setelah 400 tahun adanya ketidakjelasan dan penindasan yang
dilakukan oleh kekuasaan imperial, timbullah rasa kebangsaan dan monoteisme
orang-orang Yahudi. Karena mereka kehilangan tempat ibadah saat berada dalam
pembuangan, mereka membangun sinagoge di mana-mana, dan tempat itu menjadi
pusat penyembahan dan pengajaran.
Kekaisaran Romawi memunyai bahasa utama, yakni bahasa
Yunani. Ada pertukaran pendapat yang bebas antara Romawi Barat dan Romawi
Timur. Komunikasi jalur darat dan jalur laut sangat efisien. Juga terdapat jasa
pos dan jaringan jalan yang luas. Para pedagang harus melewati Palestina untuk
berdagang.
Waktu Allah yang sempurna terbukti dengan lahirnya Yesus.
Kekaisaran Romawi memiliki kehidupan persaudaraan yang rukun. Orang-orang
Yahudi di Palestina diberi otonomi dan kebebasan untuk menjalankan agamanya.
Orang-orang Yahudi di seluruh wilayah kekaisaran boleh pergi ke Yerusalem untuk
merayakan pertemuan raya mereka.
Yesus dan murid-murid-Nya memperoleh kebebasan untuk
berkeliling dan masuk ke sinagoge untuk berkhotbah dan mengajar. Tak ada saat
yang lebih indah dibanding saat Mesias datang dan saat Kabar Baik diberitakan.
Yesus, Pusat dari Rencana Penebusan Allah
"Tetapi setelah genap waktunya, Allah mengutus
Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan ... untuk menebus ... supaya kita
diterima menjadi anak." (Galatia 4:4-5)
Anak Allah, Yesus Kristus, sebelumnya ada bersama Bapa,
datang ke dunia untuk menyatakan Allah sebab Dia adalah "sinar kemuliaan
Allah, perwujudan nyata dari keberadaan Allah" (Yohanes 1:14; Ibrani 1:3).
Melihat Yesus berarti melihat Allah; mengenal Yesus berarti mengenal Allah.
Mengenal Allah berarti memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 17:3).
Yesus memberikan semua milik-Nya, mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, taat pada kehendak Bapa, bahkan
sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8). Dia melakukannya dengan kerelaan
sebagai korban bagi dosa seluruh dunia supaya barang siapa yang percaya
kepada-Nya memperoleh pengampunan dan menjadi anak-anak Allah. Ketika Dia mati,
tumit Yesus diremukkan setan, namun ketika Dia bangkit dari kematian, Ia
meremukkan kepala setan. Ini adalah penggenapan janji Allah dalam Kejadian
3:15. Yesus benar-benar mengalahkan setan dan melucuti kuasanya (Kolose 2:15).
"Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada
di bawah bumi, dan segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi
kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11)
Efesus 1:3-14 meringkas rencana penebusan Allah:
"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya ... untuk menjadi
anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus ... supaya terpujilah kasih karunia-Nya
yang mulia ... di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa ... supaya kami ... boleh menjadi puji-pujian bagi
kemuliaan-Nya ...."
Yesus Sang Penginjil
Yesus diutus oleh Bapa. Dia tahu benar untuk apa Ia datang:
untuk menyatakan Bapa dan memberi hidup kekal, dan menunjukkan jalan kerajaan
Allah ke dalam hati manusia dan dunia. Hal ini disempurnakan-Nya dengan
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang (Lukas 4:18-19). Sebagai Hamba yang menderita, Ia memberikan
hidup-Nya sebagai tebusan bagi orang banyak.
Ia hidup di antara orang-orang yang ingin Dia menangkan.
Dia mengalami hidup dengan debu, kotor, lapar, haus, lelah, pencobaan,
perlawanan, penolakan, bahkan kematian. Perlu bagi-Nya "untuk menjadi
seperti saudara-saudara-Nya dalam segala hal supaya Ia menjadi Imam Besar yang
menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa
seluruh bangsa." (Ibrani 2:14-18)
Dia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan
melayani bersama Dia (Markus 3:13-39). Dia mengajarkan kepada mereka tentang
kerajaan Allah, bagaimana mereka bisa masuk ke dalamnya, bertindak sebagai
warga kerajaan Allah, dan bagaimana mereka seharusnya membimbing orang lain
masuk ke sana. Yesus mengajar mereka dengan menjadi teladan dan dengan
memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengerjakan pekerjaan Allah.
Yesus memperhadapkan orang-orang akan dosa dan tingkah laku
mereka yang jahat di hadapan Tuhan. Yesus memanggil mereka untuk percaya dan
mengikut-Nya. Setiap orang yang bertemu dengan Yesus harus membuat keputusan
mengikut Dia.
Selain berkhotbah dan mengajar, Yesus juga memberi makan
orang lapar, menyembuhkan yang sakit, dan membebaskan yang terbelenggu. Yesus
mengunjungi orang-orang, makan bersama mereka, bersukacita dengan mereka, dan
berduka dengan mereka. Dia berdoa bagi murid-murid-Nya. Dia mengampuni
orang-orang yang berdosa. Dengan sabar, Dia menjawab pertanyaan baik yang tulus
maupun yang sinis. Dia menguatkan orang yang patah hati dan memuji orang yang
penuh iman. Dia mencukupi kebutuhan orang dengan penuh kasih.
Yesus juga melayani orang-orang yang bukan Yahudi dan
merencanakan dari awal untuk mengikutsertakan mereka ke dalam "keluarga
Allah". Menurut pendengaran orang Yunani yang datang untuk
mengunjungi-Nya, Dia menyatakan bahwa "apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:20-33). Dia
menghendaki domba-domba yang lain dibawa juga ke kandang sehingga mereka
menjadi satu kawanan dengan satu gembala (Yohanes 10:16). Ketika bercakap-cakap
dengan perempuan Samaria, Yesus menyatakan: "Keselamatan datang dari
bangsa Yahudi" (Yohanes 4:22), itu berarti bahwa keselamatan adalah bagi
dunia.
Yesus Sang Pengutus
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21), kata Yesus yang bangkit
kepada murid-murid-Nya. Kini Yesus adalah sang Pengutus karena Dia adalah Tuhan
yang kepada-Nya "segala kuasa di bumi dan di surga diberikan". Dia
sudah mengalahkan setan, si penawan dan si pembudak manusia. Sekarang Yesus
menyuruh murid-murid-Nya untuk memuridkan semua manusia dan semua bangsa. Sama
seperti Allah yang mengurapi-Nya dengan Roh, maka Yesus pun mencurahkan Roh-Nya
kepada mereka dan berjanji bahwa Dia akan tetap bersama-sama dengan mereka
sampai akhir zaman (Matius 28:18-21; Kisah Para Rasul 1:4, 8).
Pelayanan Yesus dibatasi hanya sampai Palestina dan daerah
sekitarnya, namun murid-murid-Nya harus memberitakan-Nya ke daerah Yahudi, dan
bahkan ke daerah yang tak dikenal. Visi Yesus adalah bagi seluruh dunia.
Menyelamatkan dunia adalah kehendak-Nya. (1 Timotius 2:3-6). (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Judul buku : Mission is for Every Church
Judul asli artikel : Mission in the New Testament The
Biblical Basis
Penulis : Tim OMF
Penerbit : OMF Literature Inc, Manila 1994
Halaman : 21 -- 25
e-JEMMi 03/2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar