Good News

Rabu, 18 Maret 2015

Sebuah perjalanan Misionaris Inggris ke dataran Cina pada tahun 1854. Ia dikenal sebagai Misionaris berambut kepang (Catatan Hengki Wijaya)

HUDSON TAYLOR
(1832-1905)

Latar Belakang


Hudson Taylor dilahirkan di Yorkshire, Inggris tahun 1832. Ayahnya adalah seorang ahli farmasi selain pengkotbah awam Metodis dan ia menanamkan dalam pikiran dan hati anak lelakinya suatu kegairahan akan misi. Sebelum ia mencapai ulang tahunnya yang kelima Hudson Taylor kecil sudah mengatakan kepada para pengunjung bahwa ia suatu hari ingin menjadi misionaris, dan Cina adalah wilayah yang menarik minatnya.Taylor belajar tentang Robert Morrison, seorang Presbiterian Skotlandia yang memulai pelayanan di Guangzhou pada tahun 1807, melakukan penerjemahannya bagi para pedagang dan berkhotbah tentang Yesus. Taylor tidak bertobat sampai ia berusia 17 tahun. Saat itu adalah musim panas tahun 1849 ketika ibunya sedang pergi untuk kunjungan yang lama ke seorang teman. Taylor muda sedang di rumah dan membaca-baca kertas-kertas di perpustakaan ayahnya ketika ia menemukan traktat-traktat religius. Saat ia membaca ia ditundukkan Tuhan dalamkeyakinan yang penuh sukacitaterang memancar dalam jiwanya oleh Roh Kudus … Tak ada satu hal di dunia untuk dilakukan kecuali dengan berlutut dan menerima Juruselamat dan Keselamatan-Nya, memuji Dia selama-lamanya.”


Tuhan telah membuka jalan menuju ke Cina pada bulan September 1853, Taylor yang berusia 21 tahun berlayar ke Cina. la tiba di Shanghai pada awal musim semi tahun 1854. Usia muda tetapi bersemangat walau tidak dibekali dengan pengalaman dan wawasan ladang misi yang banyak. Untuk memudahkan Injil diberitakan di pedalaman maka ada satu penyelesaian yang masuk akal yaitu menjadi orang Cina,mengadopsi pakaian dan kultur Cina. Cara ini sangat efektif untuk menyatu dengan masyarakat Cina dimana ini juga dipakai oleh misionaris Cina. Pada tanggal 20 Januari 1858, Hudson Taylor dan Maria menikah. Maria adalah wanita yang sangat diperlukan Taylor untuk menghaluskan bagian-bagian kasar dari kepribadiannya dan membantu memfokuskan semangat dan ambisi-ambisinya dan sejak permulaan pernikahan mereka itu adalah suatu kemitraan
Pelayanan Hudson Taylor
Memilih pelayanan di pedalaman Cina. Dalam tugas enam tahun pertamanya, Taylor bekerja di Shanghai , Swatow dan Ningpo dengan mempelajari bahasanya, dan menerjemakan Alkitab, serta menjalankan sebuah rumah sakit. Mendidik tenaga-tenaga misionaris dalam lembaga CIM untuk diutus ke Cina.
          Tahun 1860 mendirikan China Inland Mission (CIM: Misi Pedalaman Cina). Visi: Terbeban dengan jiwa-jiwa, Jutaan orang perbulan mati tanpa Allah,” bergema di telinga para pendengarnya, dan banyak yang menanggapi. Dasar dari lembaga misi yang besar sedang diletakkan. Untuk mewujudkan visi dan misi Allah, Hudson Taylor juga mengalami kedukaan mendalam. Selama musim panas setelah itu, Maria yang sedang mengalami hamil tua, mengalami sakit serius. Pada awal Juli, ia melahirkan bayi laki-laki, yang hidup kurang dari dua minggu. Beberapa hari setelah kematiannya, Maria juga meninggal pada usia 33 tahun. Pada tahun 1882, CIM telah memasuki tiap propinsi dan pada tahun 1895, tiga puluh tahun setelah pendiriannya, CIM memiliki lebih dari 640 misionaris yang mengorbankan kehidupan mereka di Cina. Menjelang wafatnya Taylor pada tahun 1905; terdapat 205 pangkalan misi, 849 misionaris dan kira-kira 125 ribu orang Kristen Cina. Pada tahun-tahun berikutnya, CIM bertumbuh terus. Pada tahun 1914, CIM menjadi organisasi misi luar negeri yang terbesar di dunia, dan mencapai puncaknya pada tahun 1934 dengan 1368 misionaris. Setelah pengambilalihan oleh Komunis pada tahun 1950, CIM bersama dengan lembaga misi lainnya diusir dari Cina dan setelah melayani seratus tahun, CIM mengubah namanya pada tahun 1964 menjadi Persekutuan Misi Luar Negeri (OMF – Overseas Missionary Fellowship), suatu nama yang memberi petunjuk akan kegiatan misi mereka di wilayah Dunia Timur

Kepustakaan 


Hudson Taylor, diakses 14 Januari 2013 tersedia di http://petrusfsmisi.wordpress.com/2007/10/17/hudson-taylor/ diterjemahkan dan diringkas dari Ruth A. Tucker, From Jerusalem to Irian Jaya: A Biographical History of Christian Missions. Grand Rapids: Zondervan. 1983.
Curtis, A. Kenneth  et. al, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2009.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar