Good News

Sabtu, 21 Maret 2015

Pengutusan Kembali: Renungan Bagi Yang telah Terpilih oleh Hengki Wijaya

Hari tanggal 21 Maret 2015, saya membaca renungan Living Life di mana hari sebelumnya saya sudah mendiskusikan suatu dialog drama Yesus dan Petrus. Yesus bertanya kepada Simon Petrus,  "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Jawaban Petrus sepertinya tidak meyakinkan Yesus dan dia bertanya kembali hingga ketiga kalinya. Saudaraku, mudah saja memberikan pepesan kosong kepada Tuhan, tetapi kasih harus ditunjukkan lewat tindakan. Mengapa sampai bertanya tiga kali? Apakah Yesus mengingatkan Petrus soal penyangkalannya di masa lalu. Bisa iya, bisa juga karena Tuhan Yesus mau meyakinkan Petrus untuk mengasihi Yesus. Nyatanya Petrus tidak punya keyakinan yang sama dalam jawabannya.
Bagian Yohanes yang terakhir (Yohanes 21:15-25) dibagi dua secara sederhana oleh Living Life. Renungan ini sebagian bersumber dari pemikiran penulis, da sebagian lagi dari pembacaan dan perenungan Living Life ini.

Tiga Pertanyaan (21:15-19)
Saya menduga Yohanes mau memberi perbedaan dengan jawaban Petrus yang kurang yakin sejak awal dengan memberikan jawan kasih dalam bahasa Yunani (phileo) yang artinya kasih persaudaraan,sementara Yesus bertanya dengan menggunakan kata agapao yaitu kasih yang tertinggi. Kemungkinan Yohanes mendengar percakapan tersebut dan melihat raut wajah Petrus yang tidak yakin dengan apa yang dikatakannya. Kadangkala orang percaya juga demikian ketika mengucapkan kata I love Yesus dengan mudahnya namun perbuatannya tidak mengasihi Tuhan Yesus.Sebaiknya saya dan Anda menyelidiki hati kita apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus? Mungkin pertanyaan ini membuat Anda dan saya tidak nyaman? ataukah kita sepertinya tidak merasa apa-apa lagi? Itu peringatan bagi kita jika demikian. Kasih Yesus tak bersyarat dengan kasih agape. Kasih selalu membutuhkan respons/tanggapan. Apakah Anda siap untuk merespons?

Bagaimana dengan dia? (21:20-25)
Sungguh menggelikan bagaimna Yohanes terus menyelipkan diri dalam tulisannya, sebuah gaya penulisan yang lazim dipakai zaman ini. Yesus menyebut soal kematian Petrus sendiri, dan Petrus bertanya bagaimana Yohanes akan mati. Tuhan berkata "Itu bukan urusanmu?" Hampir sepanjang zaman ini, kita terjebak dengan menanyakan orang lain atau membandingkan diri kita dengan orang lain. Istilahnya jangan Gila Urusan Pribadi orang lain yang gaka ada kaitannya dengan firman Tuhan. atau bergosip baik atau salah, sama saja tetap usil. Sebaiknya kita berfokus dengan panggilan kita dari Tuhan dan berfokus kepadanya yang akan membawa kita memedulikan orang lain, tetapi bukan untuk menceritakan bahkan untuk mendikte dan meramalnya.

Petrus setelah penyangkalannya diingatkan kembali oleh yesus akan panggilannya. pertemuan itu mengingatkan dirinya akan panggilannya seperti pengutusan kembali dari sebelumnya telah mengetahui panggilannya menjadi penjala manusia (jiwa-jiwa) dan akhirnya Petrus mewujudkan kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Bagaimana dengan kita yang pernah Tuhan bersabda untuk panggilannya bagi kita. Mati perbarui komitmen kita untuk mengikuti Dia dengan ketulusan kasih (agape).

"Dalam lukaku yang terdalam aku melihat kemuliaan-Mu, dan itu mencengangkanku."- Agustinus dari Hippo

Dalam penderitaanku yang tersesak aku melihat kasih yang tertinggi datang menyelimutiku - Hengki Wijaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar