Good News

Rabu, 18 Maret 2015

Menemukan definisi Kepemimpinan dan Visi Berdasarkan cerita 3 Idiots (India movie) by Hengki Wijaya

Pendahuluan

Gaya kepemimpinan dari masa ke masa mengalami perubahan. Perubahan ini ada karena perubahan pola pikir yang lebih kreatif dan inovasi. Demikian pula kepemimpinan anak muda yang berbeda dengan kepemimpinan orang tua. Kreativitas anak muda yang lebih modern melampaui para pendahulunya. Generasi muda ini sejak  kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orang tua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling 'aman' di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar wujud benda, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan.Generasi muda saat ini adalah generasi yang banyak belajar dari kegagalan pendahulunya yang secara sistem telah kehilangan fondasi di mana pada masanya pernah jaya.

 Baru-baru ini saya menonton fil 3 Idiots, dan saya dapati gambaran kepemimpinan generasi muda dan kepemimpinan generasi tua (generasi yang jaya di masanya). Ada beberapa pesan kepemimpinan dalam film tersebut yang dapat ditafsirkan (diterjemahkan) untuk menjadi pwejangan kepemimpinan.
Pertama, kepemimpinan otoriter dengan maksud disiplin yang ketat, namun terlihat semacam mengerjai anak muda dengan memberikan tugas dan ujian yang ketat di mana bertujuan mendapatkan nilai yang baik. Apabila ini diterapkan pada dunia kerja dan organisasi bekerja dalam tekanan yang akibatnya melakukan pekerjaan karena terpaksa dan tertekan yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya pembunuhan karakter yang berujung maut seperti bunuh diri. Pemimpin seperti ini menjalankan sistem yang dipercayainya dapat menghasilkan pemimpin malahan menghasilkan robiot yang mudah rapuh.
Kedua, pemimpin yang menggunakan metode konvensional yang tidak dibarui seturut dengan tuntutan zaman yang secara turun temurum diterapkan sehingga tidak didapati regenerasi pemimpin karena mengharapkan pemimpin seperti dirinya. Pada pemimpin harus bangga apabila memiliki murid yang pemimpin yang berbeda dan lebih baik serta inovatif dalam kepemimpinannya.
Ketiga, pemimpin tidak dilahirkan tetapi dibentuk. Jadi orang tua tidak dapat menurunkan sifat kepemimpinannya kepada anaknya. Hal ini berarti orang tua tidak bisa memaksakan anaknya untuk mengikuti keinginan hatinya seperti kuliah, pekerjaan dan jodohnya. Orang tua mendorong anknya untuk menyukai keahliannya dan mendukung dalam finansial untuk mewujudkan mimpi dan destini anaknya.
Keempat, Kejarlah kesempurnaan maka kesuksesan akan mengikutimu. Mengejar kesuksesan akan membuat kekecewaan karena kesusksesan adalah hasil tetapi dalam proses yang gagal ada kesempurnaan yang tiba. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan keberannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). 
Kelima, keberhasilan kepemimpinan apabila dia menyukai menjadi pemimpin dan memerhatikan orang yang dipimpin layaknya sebagai sahabat dan orang yang dikasihinya serta komitmen dengan apa yang dijanjikan. 
Keenam, pemimpin harus mampu memprioritaskan visinya daripada keinginan pribadinya, dan pemimpin tidak membutukan janjia tetapi kerja nyata yang diwujudkannya. 
Jadi kepimpinan kita akan nyata ketika ada buahnya yaitu kesempurnaan yang diikuti oleh kesuksesan yang berdampak bagi banyak orang seperti tokoh Ranchu yang memiliki hak paten 400 buah dan berdampak bagi generasi muda pelanjut sekalipun tidak memiliki gedung megah seperti ketika ia kuliah tetapi anak-anak bahagia dan mereka berhasil menjadi ilmuwan sejak masa remaja mereka.Tonton filmnya di https://youtu.be/8kGyZLd0Q7U
Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan. - See more at: http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/#sthash.Ms55qNuH.dpuf
Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan. - See more at: http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/#sthash.Ms55qNuH.dpuf
Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan. - See more at: http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/#sthash.Ms55qNuH.dpuf
Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan. - See more at: http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/#sthash.Ms55qNuH.dpuf
Dari kecil mereka diajari berpikir terbuka dan bebas menyuarakan pandangan dan keinginan mereka. Guru-guru dan orangtua membentuk generasi ini bebas berpikir, sering diberi feedback, pujian, dan dorongan. Mereka dibesarkan di dalam zaman yang paling ‘aman’ di dalam sejarah dan layak mengharapkan lebih banyak dari generasi sebelumnya. Bukan sekadar kebendaan, juga tempat kerja yang menawarkan peluang yang tidak terbatas. Hasilnya, mereka sangat percaya diri, berani bersuara, dan tidak malu mengemukakan pandangan. - See more at: http://aryginanjar.com/generasi-y-adalah-generasi-penerus-indonesia-saat-ini/#sthash.Ms55qNuH.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar