Tema Khotbah : Kematian yang
Menghasilkan Buah
Tanggal : 08 Desember 2013
Nats : Yohanes 12:24
Tujuan : mengajarkan jemaat tentang kematian bagi diri pribadi supaya Kristus
dalam diri jemaat mengeluarkan buah Roh dan kuasa Allah yang memberkati sesama
Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi
jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24). Kehidupan gandum
berada di dalam di dalam biji gandum, terbungkus oleh kulit yang kuat di
luarnya. Selama kulit itu tidak terbelah, gandum takkan bertumbuh. “Jika biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,” apa yang dimaksud “mati” di dini?
Tak lain ialah terbelahnya kulit biji gandum disebabkan oleh suhu tertentu pada
tanah, terbasahi oleh air, dan reaksi-reaksi lain. Selanjutnya Tuhan masih
berkata, “Siapa saja yang mencintai
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa saja yang membenci nyawanya
di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yoh. 12:25).
Di sini Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa kulit ini ialah nyawa kita
sendiri, sedang kehidupan yang di dalam ialah kehidupan kekal yang Dia berikan
kepada kita. Bila kita ingin kehidupan yang di dalam kita tersalur keluar,
nyawa luar kita harus merugi. Kalau yang di luar tidak diremukkan, maka yang di
dalam takkan mampu keluar. [1]Jadi
untuk dapat mengeluarkan kuasa Tuhan yang
besar dalam diri kita maka terlebih dahulu kita mematikan jiwa kita (pikiran,
emosi dan keinginan) dengan diri kita sebagaimana Yesus sendiri telah
menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa kita untuk mendapatkan semua orang
yang kini percaya kepada-Nya.
Hal yang kedua dari nats Yohanes 12:24 adalah kematian satu orang melakukan perubahan yang
besar karena ada orang yang mau diremukkan jiwanya sehingga Roh Allah itu
mengalir keluar seperti aliran-aliran air hidup dan hal itu telah ditunjukkan
oleh Yesus sendiri dengan kematian-nya di kayu salib dimana air dan darah
mengalir tercurah untuk kita semua. Kuasa Roh Kudus yang menarik jiwa-jiwa
datang kepada Tuhan dan Roh Kudus yang ada dalam diri kita lebih besar daripada
roh yang ada di luar diri kita. Selama Roh Allah ini kita kunci erat-erat atau
kita padamkan bahkan kita telah mendukacitakan-Nya (Efesus 4:30) dengan
pemberontakan kita seperti “kulit gandum yang keras” itu. Bila ada peremukan
jiwa dengan merelakan kita dibentuk dan dimurnikan Tuhan maka kehidupan di
dalam diri kita yang tertawan akan terlepas dan kuasa itu mengalir keluar.
[1] Watchman Nee, Remuknya insane dan Keluarnya Roh , Cet. Ke-6 (Surabaya: Yayasan Perpustakaan Injil, 2007), 4-5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar