Good News

Sabtu, 21 Maret 2015

Kematian yang Menghasilkan Buah by Hengki Wijaya



Tema Khotbah     :  Kematian yang Menghasilkan Buah
Tanggal                :  08 Desember  2013
Nats                     :  Yohanes 12:24
Tujuan                 :  mengajarkan jemaat tentang  kematian bagi diri pribadi supaya Kristus dalam diri jemaat mengeluarkan buah Roh dan kuasa Allah yang memberkati sesama

Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24). Kehidupan gandum berada di dalam di dalam biji gandum, terbungkus oleh kulit yang kuat di luarnya. Selama kulit itu tidak terbelah, gandum takkan bertumbuh. “Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,” apa yang dimaksud “mati” di dini? Tak lain ialah terbelahnya kulit biji gandum disebabkan oleh suhu tertentu pada tanah, terbasahi oleh air, dan reaksi-reaksi lain. Selanjutnya Tuhan masih berkata, “Siapa saja yang mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa saja yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yoh. 12:25). Di sini Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa kulit ini ialah nyawa kita sendiri, sedang kehidupan yang di dalam ialah kehidupan kekal yang Dia berikan kepada kita. Bila kita ingin kehidupan yang di dalam kita tersalur keluar, nyawa luar kita harus merugi. Kalau yang di luar tidak diremukkan, maka yang di dalam takkan mampu keluar. [1]Jadi untuk dapat mengeluarkan kuasa Tuhan yang besar dalam diri kita maka terlebih dahulu kita mematikan jiwa kita (pikiran, emosi dan keinginan) dengan diri kita sebagaimana Yesus sendiri telah menyerahkan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa kita untuk mendapatkan semua orang yang kini percaya kepada-Nya.

Hal yang kedua dari nats Yohanes 12:24 adalah kematian satu orang melakukan perubahan yang besar karena ada orang yang mau diremukkan jiwanya sehingga Roh Allah itu mengalir keluar seperti aliran-aliran air hidup dan hal itu telah ditunjukkan oleh Yesus sendiri dengan kematian-nya di kayu salib dimana air dan darah mengalir tercurah untuk kita semua. Kuasa Roh Kudus yang menarik jiwa-jiwa datang kepada Tuhan dan Roh Kudus yang ada dalam diri kita lebih besar daripada roh yang ada di luar diri kita. Selama Roh Allah ini kita kunci erat-erat atau kita padamkan bahkan kita telah mendukacitakan-Nya (Efesus 4:30) dengan pemberontakan kita seperti “kulit gandum yang keras” itu. Bila ada peremukan jiwa dengan merelakan kita dibentuk dan dimurnikan Tuhan maka kehidupan di dalam diri kita yang tertawan akan terlepas dan kuasa itu mengalir keluar.


[1] Watchman Nee, Remuknya insane dan Keluarnya Roh , Cet. Ke-6 (Surabaya: Yayasan Perpustakaan Injil, 2007), 4-5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar