Good News

Rabu, 27 April 2016

Khotbah: Pembaruan Ibadah oleh Hengki Wijaya

Nas Yehezkiel 46:1-24, mengisahkan bagaimana bangsa Yahudi di tanah pembuangan yang telah kehilangan tata cara ibadah seperti yang ada ketika mereka di Yerusalem apalagi tempat tersebut telah menjadi nubuatan nabi Yeremia bagi mereka. Akhirnya Allah berfirman kepada nabi Yehezkiel tentang cara mereka harus beribadah di tanah pembuangan. Allah memberikan aturan baru tentang ibadah. Tujuan pemberian aturan yang jelas adalah untuk ketertiban dalam beribadah kepada Allah. Semuanya dibuat untuk keteraturan. Baik untuk raja, imam dan umat Allah, di mana Allah memberikan aturan yang jelas tentang ibadah.

Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamaya (Westminster Shorter Catechism). Allah itu kudus, dan Dia menciptakan kita untuk menyembah-Nya. Ketika Allah menciptakan manusia pertama Adam dan Hawa, Dia menempatkan mereka di Taman Eden "untuk mengusahakan dan memelihara" (Kejadian 2:15). Ini merupakan ibadah mereka. Kata ini diambil dari bahasa Ibrani abad yang penggunaannya pada akhirnya berarti ibadah. Tujuan bangsa Israel dibawa keluar oleh Musa untuk mengerjakan karya Allah bagi bangsa Israel untuk beribadah kepada Allah. Walaupun terputus hubungan manusia dengan Allah karena dosa namun Allah masih terus memelihara umat-Nya namun tidak bisa lagi memiliki hubungan langsung dengan Allah maka mezbah, Bait Suci, korban, imam serta aturan diperlukan sebagai suatu keharusan. Ketika Allah melepaskan anak-anak Israel dari Mesir, maksudnya adalah "supaya mereka beribadah kepada-Ku" (Kel. 9:13). Niat-Nya adalah agar Israel menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel. 19:6). Inti dari ibadah adalah ketaatan.


Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menyatakan lagi pentingnya ibadah. Bapa menginginkan penyembah dalam Roh dan kebenaran. Ibadah semakin penting ketika dipahami bahwa tubuh adalah Bait Suci baru yang dalam Roh dan kebenaran ditujukan kepada Bapa. Dalam Yehezkiel tersirat bahwa untuk menghadap kepada Allah tidak perlu lagi harus melalui imam namun sudah melai dapat menyembah Allah dengan tertib (ayat 9), walaupun masih ada korban yang dipersembahkan namun sudah pembaruan. Apalagi ketika Allah berkata akan memberikan hati yang baru sebagai pembaruan umat-Nya dengan memulihkan hati mereka dengan kebenaran Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar