Good News

Selasa, 12 April 2016

Etika dan Iman Kristen: Sebuah refleksi Kekristenan masa kini di Era generasi Digital oleh Hengki Wijaya

Secara pribadi saya mencoba merenungkan topik di atas dan bercermin dengan kepemimpinan Kristen dalam perspektif Alkitab dalam melihat peranan etika dan iman Kristen. Ada tiga bagian yang tidak dapat dipisahkan seperti halnya sebuah segi tiga sama sisi yaitu IMAN-AKAL-ETIKA.  Namun ketiga hal tersebut manusia lebih cenderung menggunakan akal dalam mengambil keputusan yang dianggapnya benar  bahkan dapat saja mengabaikan iman mereka dan norma (etika) yang berlaku dalam masyarakat.

Definisi Iman pun dapat berlainan. Namun iman yang dipahami dalam Alkitab adalah sesuatu yang kita harapkan dari-Nya sebab Dialah sumber iman. Sesuatu yang tidak dilihat saat ini namun pastinya akan terjadi karena kita percaya sepenuhnya kepada-Nya. Definisi iman yang lain adalah apa yang diyakini benar itulah yang dinyatakan sebagai kebenaran. Apa yang Anda anggap benar di pikiran Anda maka itulah keyakinan Anda bahwa segala sesuatunya mungkin kalau itu sudah dapat diterima dengan pikiran sehat Anda. Banyak mengaitkan ini dengan positive thinking. Apabila pikiran positif terus-menerus dilatih maka pikiran menjadi positif, perkataan menjadi positif maka hal-hal yang baik dan benar dapat terjadi, bahkan yang mustahil dapat terjadi.


Etika Kristen adalah norma yang diterapkan yang bersumber dari Alkitab. Dari Alkitab sebagai sumber utama yang kemudian diselidiki asal kata, konteks, sejarah dan situasi penggunaan kata tersebut dan diterapkan ke dalam doktrin dan diimplementasikan dalam gereja dan dilakukan untuk pengambilan keputusan etis. Pada masa sekarang sangat banyak pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah tatanan kehidupan dalam masyarakat yang juga memengaruhi generasi masa kini dan telah memengaruhi komunitas gereja. Gereja sudah terlalu jauh dari Tuhan sehingga etika dan penerapan iman Kristen tergantikan dengan akal atau intelektualitas manusia dalam memnyelesaikan masalah tanpa melibatkan Tuhan sehingga keputusan yang diambil tidak lagi didasarkan pada iman Kristen.

Era generasi digital yang serba mudah memengaruhi pola pikir untuk memilih jalan pintas atau jalan yang mudah dan cara aman untuk menyelesaikan masalah sehingga mengabaikan peran Tuhan dalam keputusan yang diambil. Iman Kristen dikerdilkan dan Etika Kristen diubahnya menjadi demokrasi dan mufakat. Bila kita ingin supaya keputusan itu benar di hadapan Tuhan maka keterlibatan Allah dan pribadi-Nya sangatlah penting untuk mengetahui bahwa keputusan yang diambil berasal dari Allah dan merupakan jalan terbaik dari pandangan Allah sendiri. Segala sesuatu diuji untuk memperoleh hasil yang bear yang bersumber dari Allah.

Apakah Anda dan saya memilih untuk mengikuti Tuhan dan menaruhkan sepenuhnya kepercayaan kepada Allah ataukah Anda sedang menyetel pikiran Anda menjadi seperti yang Anda mau. Hal ini menjadi pertentangan dengan iman kristen Anda? Apakah Anda abaikan keadaan ini? Sebaiknya Anda percaya kepada-Nya dan mengakui bahwa Yesus adalah Allah, Tuhan dan memuliakan nama-Nya. Iman kepada Tuhan dalam pengambilan keputusan etis untuk menjawab persoalan etika yang bertujuan untuk menghadapi tantangan generasi digital yang menyukai kenyamanan, kemudahan, gratis, dan biasanya tidak bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar