Good News

Jumat, 08 April 2016

Khotbah: Kebisuan Yehezkiel oleh Living Life

Nas Yehezkiel 33:21-33. Kebisuan Yehezkiel adalah sesuatu yang unik dari nabi Yehezkiel. Nabi Yehezkiel selalu menjadi penyambung lidah Allah, perasaan Allah kepada bansga Israel. Pada ayat 22, ketika Allah membuka mulut sang nabi dan ia bisa berbicara lagi. Mungkin Anda ingat bahwa pada pasal 3, Allah membuat Yehezkiel bisu (ayat 26-27). Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana cara Yehezkiel menyampaikan pesan Allah di pasal-pasal antara dua bagian ini bila ia tidak mampu berbicara? Peneliti Alkitab Walter mengajukan tiga kemungkinan untuk menginterpretasikan kebisuan Yehezkiel:
1. Kebisuan itu tidak mutlak dan terus berlangsung, tetapi sebagian. Yehezkiel hanya bisa berbicara ketika ia bernubuat kepada Israel.
2. Kebisuan ini bersifat kiasan, bukan harfiah. Yehezkiel bisa berbicara secara normal, tetapi pada hakikatnya ia bisu karena bangsa Israel tidak mau mendengarkannya.
3. Kebisuan ini bersifat mutlak dan menyeluruh, dan berlangsung selama dua tahun. Yehezkiel tidak bisa berbicara sampai kehancuran Yerusalem untuk membuat pelayanannya selanjutnya menjadi lebih efektif.


Bagi seorang nabi maka dia akan berbicara sesuai apa yang dia dapatkan. Apabila Yehezkiel baru dapat berbicara setelah kejatuhan Yerusalem maka jelas bahwa Allah hanya mau berbicara apabila apa yang telah difirmankannya sudah terjadi. Nabi Yehezkiel bisu karena apa yang dikatakan kepada bangsa Israel tidak didengarkannya. Ibarat punya telinga tetapi tidak mau mendengar. Kebisuan ini juga memberikan kedamaian bagi Yehezkiel, Namun di sisi lain dia ingin bangsanya dipulihkan dan memiliki pengharapan kepada Allah.

Yehezkiel sebagai nabi mengalami banyak penderitaan fisik misalnya berbaring menyamping selama setahun, dan meratapi kematian istrinya yang mendadak. Namun dalam melewati semua ini, Yehezkiel tetap setia pada panggilan Allah, dan dalam kebisuaannya dia masih tetap taat kepada Allah.

Apakah ketika kita mengalami penderitaan fisik dan batiniah, apakah kita masih tetap setia dan taat kepada Tuhan Yesus? Mari kita berdoa supaya ketika "kebisuan" itu datang, kita masih berharap dan taat kepada Allah yang tetap setia dulu, sekarang dan selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar