Kedua tokoh ini adalah manusia yang pernah salah dan memiliki kesalahan yang fatal. Mereka adalah Raja Saul dan Daud. Daud adalah orang yang disukai oleh Saul pada mulanya namun kemudian yang paling dibenci dan ingin dibunuh dengan tangannya sendiri. Secara singkat kita akan menyimak sifat kedua tokoh ini dari observasi dan pencarian kebenaran dalam Alkitab terutama 1 Samuel.
Pada mulanya Saul adalah orang yang rendah hati dan disertai oleh TUHAN namun dalam perjalanan waktu dia tidak menaati perintah Tuhan dan hamba-Nya Samuel sehingga mulai saat itu penyertaan Tuhan menjauh dari kehidupannya sebab ada orang yang telah diurapi oleh Allah sendiri. Mulanya Saul sangat pemberani dan dituntun oleh Roh Allah hingga kebencian meliputi hatinya dan kebencian demi kebencian berlanjut hingga samapai kepada keinginan untuk membunuh sekalipun berkali-kali Allah menegur Saul namun dianya tidak dengar-dengaran lagi sehingga dia berjalan tanpa arah dari Tuhan. Oleh karena itu segala keputusan selalu salah dan hingga matinya dia tidak punya kesempatan untuk memperbaikinya dan bahkan dipulihkan oeh Tuhan.
Kebencian yang mendalam membuat Saul tidak bisa lagi berpikir logis dan sehat. Berbeda dengan Daud yang juga diurapi Saul untuk menggantikan Saul namun dia tidak membantu Allah untuk melengserkan Saul. Sekalipun dalam pelariannya dia tidak meminta petunjuk Tuhan dan berbohong atau menipum imam untuk memuluskan pelariannya. Namun diakhirnya sadar bahwa pelariannya berdampak pada kematian imam-imam. Akhirnya ia menghadapa Allah untuk meminta etunjuk dan taat melaksanakannya.
Daud tidak membantu Allah untuk menggenapi janji Allah. Daud cepat memahami kehendak Allah sehingga dia tidak mengeraskan hati namun berbalik dan mengakui kesalahannya. Daud tidak terfokus dengan kesalahan dan masalah yang dihadapinya namun datang kepada Allah dan meminta petunjuk untuk masalah orang lain. Dalam Alkitab tentang Kehila dan satu lagi cerita terbakarnya Siklag. Daud tahu dan mengerti kehendak Tuhan dan berdamai dengan Tuhan segera ketika disadarkan akan kesalahannya. Sementara Saul semakin dalam melakukan kesalahan demi kesalahan karena iri hati yang telah merusak jiwanya dan memang Allah tidak menuntun Saul lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar