Pendahuluan
Penelitian menemukan
bahwa manusia belum optimal menggunakan otaknya dalam berbagai hal baik untuk
memecahkan masalah maupun menemukan gagasan baru, kebaruan ide, kreativitas,
dan inovasi. Sistem pendidikan yang berlaku saat ini yang hanya berfokus pada
otak luar bagian kiri, dan tidak menyeimbangkan dengan penggunaan otak kanan.
Otak kiri ini berperan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan
urutan yang dominan untuk pembelajaran akademis. Otak kanan yang berurusan dengan
irama musik, gambar, dan imajinasi kreatif belum mendapat bagian secara
proporsional untuk dikembangkan.
Demikian juga dengan sistem
limbik sebagai pusat emosi yang belum dilibatkan dalam pembelajaran, padahal
pusat emosi ini berhubungan erat dengan sistem penyimpanan memori jangka
panjang. Lebih dari itu pemanfaatan seluruh bagian otak (whole brain) secara
terpadu belum diaplikasikan dengan efektif dalam sistem pendidikan. Dalam
dasawarsa terakhir ini, otak berhasil dieksplorasi secara besar-besaran dan
menghasilkan kesimpulan bahwa sungguh otak merupakan pusat berpikir, berkreasi,
berperadaban, dan beragama (Taufiq, 2003).
Penemuan mutakhir dalam
neurosains semakin membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung
jawab dalam menata jenis-jenis kecerdasan manusia. Kecerdasan matematika dan
bahasa berpusat di otak kiri, meskipun untuk matematika tidak terpusat secara
tegas di otak kiri. Kecerdasan musik dan spasial berpusat di otak kanan.
Kecerdasan kinestetik sebagaimana dimiliki oleh dahi berpusat di daerah motorik
cortex cerebri. Kecerdasan intrapersonal dan antarpersonal ditata pada sistem
limbik dan dihubungkan dengan lobus prefrontal maupun temporal (Aminul Wathon,
2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar