Positivisme
Positivisme yang berpijak kepada
pengalaman empiris (bisa diindera). Hakikat kenyataan ada pola keteraturan.
Hakikat kebenaran tentang hukum
alam adalah yang berpijak pada fakta empiris. Bila mata tidak bisa mengindera
maka dibuat mikroskop untuk melihat benda yang kecil.
Hakikat pengetahuan yang benar
adalah hipotesis yang telah dibuktikan maka menjadilah tesis yang disebut
tesis. Hipotesis yang telah dibuktikan disebutkan sebagai fakta dan hukum
Bukti kebenaran didasarkan pada
observasi yang cermat dan diulangi oleh siapa pun dan dapat divalidasi juga
oleh orang lain.
Tentang akal sehat “Common Sense”
berbeda jelas dan kurang valid dibandingkan dengan sains.
Mengapa
meneliti? Untuk menemukan ”hukum alam” yang benar dalam upaya memprakirakan dan
mengontrol alam/kehidupan.
Siapakah
peneliti itu? Ilmuwan yang independen dan netral.
Saya versus
peneliti. Peneliti independen, netral, objektif.
Bagaimana
wujud teorinya? Logis, deduktif, definisi operasional, aksioma, dan hukum yang
saling terkait.
Bagaimana
hubungannya dengan “nilai”? temuan penelitian bersifat bebas nilai. Aksiologi,
teori tentang nilai.
Positivisme
itu seiring sejalan dengan modernisme. Modernisme adalah nalar/logis/berpikir
adalah fungsi mental tertinggi. Nalar menghasilkan ilmu yang
objektif/universal. Ilmu yang berdasarkan nalar akan senangtiasa mengantarkan
ke Progres dan perfeksi. Modernisme adalah progress dan perfeksi. Optimisme,
progres, orientasi masa depan.
Univeralisme
dalam pandangan modernisasi. Apa yang baik di Indonesia adalah baik juga di
negara lain. Modernisasi memiliki prioritas karier, tanggung jawab individual,
kepakaran menjadi penting dan sesuatu yang mulia dan dipuja-puja, kriteria
penilaian, eksperimen. Keteraturan, prosedur, birokratis.
Tetapi
positivisme/modernisme ternyata tidak menjawab banyak persoalan yang ada.
Quo vadis
Positivisme
dan modernisme
Maka lahirlah
posmodernisme yang menghargai apa yang diabaikan oleh modernisasi.
Modernisasi
|
Posmodernisasi
|
realiabel
|
Budaya lokal
|
|
mistik
|
|
Hal irasional
|
|
Kelompok minoritas
|
|
konteks
|
|
spekulasi
|
Paradigma baru (ilmu sosial)
Interpretif
|
studi kritis
|
Positivisme
|
Hakikat kenyataan (sosial) adalah sesuatu yang
cair tentang situasi yang gampang berubah
|
Hakikat kenyataan penuh dengan konflik yang diakibatkan oleh strukturyang tersembunyi
|
Positivisme yang berpijak kepada pengalaman empiris (bisa diindera).
Hakikat kenyataan ada pola keteraturan.
|
Keintiman dalam penderitaan versus keintiman dalam kesenangan
|
|
|
Hakikat kebenaran apa yang dirasakan benar oleh orang yang diteliti.
Untuk memahami realitas ini. Mengapa orang mau mencuci di air yang kotor
dalam konteks sosial.
|
Yang memberi “amunisi” untuk memberikan kebenaran.
|
Hakikat kebenaran tentang hukum alam adalah yang berpijak pada fakta
empiris. Bila mata tidak bisa mengindera maka dibuat mikroskop untuk melihat
benda yang kecil.
|
Hakikat pengetahuan. Rekontruksi individual yang dipadu dengan
konsensus.
|
Hakikat pengetahuan adalah wawasan struktural dan historis.
|
Hakikat pengetahuan yang benar adalah hipotesis yang telah dibuktikan
maka menjadilah tesis yang disebut tesis. Hipotesis yang telah dibuktikan
disebutkan sebagai fakta dan hukum
|
Bukti kebenaran melekat pada konteks yang cair. Banjir yang
seharusnya kegelisahan tetapi justru
|
Bukti kebenaran diperoleh dari fakta yang mengungkap kondisi buruk.
|
Bukti kebenaran didasarkan pada observasi yang
cermat dan diulangi oleh siapa pun dan dapat divalidasi juga oleh orang lain.
|
Tentang “akal sehat: merupakan teori (spekulatif) adalah kebenaran sehari-hari.”
|
Tentang akal sehat keyakinan palsu yang
melenggakan
|
Tentang akal sehat “Common Sense” berbeda jelas dan kurang valid
dibandingkan dengan sains.
|
Mengapa meneliti? Untuk memahami dan memberi penafsiran terhadap
perilaku manusia.
|
Alasan meneliti untuk menghantam “mitos” dalam upaya menyehatkan
masyarakat. Ada mitos yang membuat masyarakat sehat.
|
Siapakah peneliti itu? Ilmuwan yang independen dan
netral.
|
Mengapa ini terjadi?
|
|
|
Wujud teorinya? Dekripsi/uraian tentang makna sosial yang ditemukan
dan dipertahankan.
|
Wujud teorinya adalah kritik untuk mendorong perubahan sosial.
|
Bagaimana wujud teorinya? Logis, deduktif,
definisi operasional, aksioma, dan hukum yang saling terkait.
|
Kaitannya dengan “nilai”. Nilai melekat pada kehidupan sosial, tidak
ada nilai yang salah atau benar yang ada adalah “perbedaan”
|
Kaitan dengan nilai. Ilmu harus berpijak pada suatu nilai. Ada nilai
yang benar, ada yang salah.
|
Bagaimana hubungannya dengan “nilai”? temuan
penelitian bersifat bebas nilai. Aksiologi, teori tentang nilai.
|
Siapa peneliti itu? Penafsir yang peka rasa dalam mengungkapkan
banyak suara. Saya kaget...
|
Siapakah peneliti itu?
Aktivitis yang provokator
|
|
Hermeneutik, semiotika dan berbagai penelitian kualitatif lainnya
|
Cultural studies, feministic studies
|
Korelasional, eksperimen dan berbagai penelitian kuantitatif lainnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar