Good News

Minggu, 03 Mei 2015

Khotbah: Bendahara yang bertobat by Hengki Wijaya

Dari judulnya, Anda pasti mengira ada bendahara yang bertobat. Sebenarnya ia, tetapi diinspirasikan dari perumpamaan Yesus Kristus. Yaitu Bendaharayang tidak jujur.Bila Anda brpwsing di internet akan Anda dapatkan ceritanya lebih baik dari yang saya sampaikan. Tetapi simaklah apa yang saya bisa tangkap dari khotbah yang sangat dengar dan saya baca sendiri. Sungguh ini yang ada di kepala saya mulanya ketika mermbaca teks ini. Saya berpikir tuannya itu sama liciknya dengan bendahara yang tidak jujur. Saya pikir bendahara ini tidak jujur kepada tuannya karena merugikan tuannya. Tetapi ternyata saya salah. Apakah saya membaca firman Tuhan itu apa adanya tanpa konfirmasi dari berbagai sumber lain.
Mari simak ceritanya:
Seorang tuan memiliki bendahara untuk mengelola miliknya. zDan bendahara yang mengatur aset tuannya untuk dapat menguntungkan tuannya. Namun bendahara ini banyak memboroskan uangnya dan akhirnya tuannya mengetahui bahwa bendahara ini telah menggunakan uangnya untuk hal yang boros. Maka bendahara ini pun akhirnya bingung karena dia tidak bisa mengembalikan uang tuannya. Dia sendiri selama hidupnya tahunya hitung uang maksudnya jadi bendahara. Dia tak bisa mencangkul, apalagi jadi pengemis malunya minta ampun. Jadi dia berpikir gimana ya cara mengembalikan uang tuannya itu?

Seperti biasa kalau sudah terdesak maka keluarlah ide licik bendahara. Dipanggilanya semua orang berutang kepada tuannya. "Hei kamu punya utang berapa kepada tuannya."? Jelas bendahara ini panik sampai tidak tahu utang orang lain, tidak ada pencatatan. Jawabnya 100 tempayang minyak. Oh gitu yah, cepat buat surat utang baru dengan menuliskan 50 tempayang minyak. Langsung lunasi ya syarat dan ketentuan berlaku loh. Zaman ini mana ada yang gratis pasti ada syaratnya dan ada maunya. Bagaimana dengan kamu, katanya kepada yang pengutan yang lain. Oh bos saya utangnya 100 pikul gandum.  Saya minta kamu diskon 20% saja jadi tulis 80 pikul dan akui itu ya. Awas kalau tidak, ketentuan berlaku. Hal itu dilakukannyakarena apabila nantinya tuannya memecatnya, setidaknya ia masih bisa berharap kepada kemurahan orang-orang yang dibebaskan utang tersebut. Hal ini tercatat secara lengkap di Lukas 16:1-9. Perkataan Yesus yang kontroversi adalah tuannya memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik.
Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Meskipun Yesus memuji bendahara yang tidak jujur ini dalam memikirkan masa depan kehidupannya, Yesus pun memberikan kritiknya terhadap bendahara ini. Ayat ke-9 dapat kita lihat sebagai teguran Yesus. Bagi Yesus membangun persahabatan dengan berdasarkan materi/uang adalah sebuah kesia-siaan. Hubungan itu dibangun di atas dasar yang rapuh. Ucapan Yesus di ayat ini merupakan sindiran yang halus tetapi tajam menghujam. Barangsiapa membangun persahabatan dengan mamon (materi) yang tidak jujur akan menghasilkan perbuatan yang licik dan mendapatkan persahabatan yang semu sifatnya.

Bagi Yesus, apabila mereka yang tidak mengenal Tuhan, di saat-saat yang sulit dan kritis mampu berpikir kreatif, bukankah anak-anak Allah harusnya juga mampu berpikir lebih cerdik dan kreatif dalam menghadapi masalah dengan tetap berpedoman pada iman kita kepada Yesus Kristus.  Kreatif dan cerdik tanpa berlandaskan iman hanya akan menghasilkan tindakan memperdaya dan merugikan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Ia akan menjadi pribadi yang cerdik tetapi licik, lihai tetapi jahat. Sikap kritis dan kreatif yang berlandaskan sikap iman akan membawa kita pada kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah dengan tetap memerhatikan apa yang menjadi hak orang lain dan kewajiban kita kepada sesama.

Iman kepada Kristus seharusnya mendorong kita untuk selalu berpikir kritis, kreatif, dan dinamis. Iman kepada Kristus Yesus adalah iman yang mampu mengalahkan pencobaan dan pergumulan hidup tanpa harus kehilangan hati nurani pada sesama, pada diri sendiri, dan kesetiaan kepada Kristus.
Kesimpulannya akhirnya kelicikannya membawanya kepada pertobatan yang Yesus inginkan. Seringkali kebodohan juga membawa kita kepada pertobatan dengan apa yang kita lakukan dalam hidup ini.

Sumber sebagian diambil langsung dari : https://blessedday4us.wordpress.com/2010/10/19/belajar-dari-bendahara-yang-tidak-jujur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar