Good News

Jumat, 08 Mei 2015

Khotbah: Akhir yang tragis karena ketidaktaatan by Hengki wijaya



Mudah sekali mengatakan taatlah kepada Allah, jangan melawan Tuhan. Jangan berontak dengan Allah dan jangan mencobai Allah. Tetapi coba pikirkan saat ini, kita banyak tidak taat berdoa, tidak taat baca firman Tuhan, tidak taat dengan suara Tuhan bahkan tidak taat kepada pemimpin/gembala dan tidak taat pada orang tua. Taatnya berolahraga, taat makan dan minum, taat tidur, taat yang fisik saja dan menguntungkan diri sendiri, taat dengan yang biasa dilakukan seperti kebiasaan fisik, tetapi kebiasaan rohani kita tidak taat. Jangan coba menghakimi, karena saya pribadi banyak juga tidak taat daripada taat kepada Tuhan. Mungkin Anda berkata kepada Tuhan, saya sudah bertobat dari kejahatan dan dosa. Benar Anda sudah bertobat, tetapi Anda tidak taat dengan yang tidak masuk di akal Anda dan pikiran Anda masih mempertimbangkan apa boleh atau tidak boleh padahal Tuhan seudah menyentakkan roh Anda bahwa itu tidak benar.
Kisah ini dimulai dari kisah 1 Raja-raja 13:11-24. Sebaiknya juga dimulai dari awal saja dari 1 Raj. 13:1-10 kita membacanya. Saya mencoba narasikan apa yang ada di nas ayat ke-11 hingga ke-24. Ada yang tanya, gimana supaya taat? Bagaimana saya tahu bahwa saya sudah taat kepada Tuhan atau tidak? Saya mengetahui bahwa dari kita orang percaya yang mengalami dilema karena merasa bahwa dengan bisa menaati hukum moral atau 10 hukum Allah oleh anugerah-Nya kita seakan mengatakan kita sudah taat. Anda perlu tahu bahwa setiap orang punya visi yang diberikan Allah setiap manusia dan harus mewujudkannya di dalam Tuhan. Visi yang Allah berikan tidak perbah berubah. Hal ini dikatakannya Allah tidak berubah dahulu, sekarang dan selama-lamanya. 

Abdi Allah telah taat pada saat menghadap dengan Raja Yerobeam (1 Raj. 13:1-10). Namu ketaatan itu terus-menerus diuji dalam kehidupan sebelum ada petunjuk lain atau perintah Allah sendiri yang mematahkan perintah terlebih dahulu. Abdi Allah taat, namun Abdi Allah akhirnya mengalami akhir yang tragis setelah tertipu oleh kebohongan nabi tua di Betel yang membuat Abdi Allah itu memberontak. Ketika Allah memerintahkan sesuatu kepada kita maka kita tidak butuh alasan untuk tidak melakukannya ataukah Allah harus meyakinkan Anda untuk melakukannya. Anda hanya mau melakukan dan meminta kekuatan untuk dapat melakukannya. Abdi Allah yang akhirnya tidak taat karena mengikuti usulan nabi tua yang pada hari ini adalah nabi palsu yang tentunya pengajarannya juga palsu dengan dusta dan hanya untuk mementingkan dirinya dan melanggar firman Tuhan. Abdi Allah mengalami akhir hidup yang tragis karena diterkam mati oleh Singa padahal justru dialah Singa yang menegur Raja Yerobeam, Raja Israel. Pelajaran hikmat yang diberikan dalam cerita narasi Perjanjian Lama.
beberapa hal yang penulis simpulkan adalah sebagi berikut.
1. Otoritas yang tertinggi adalah Allah dan Allah telah berfirman kepada kita, maka yang dapat mengubah keputusan itu adalah Allah sendiri.
2. Firman Allah tidak pernah berubah dan apa yang diperintahkan akan ada konsekuensi bila Anda melanggarnya.
3. Allah setia dengan firman-Nya dan tak satu pun manusia dapat membatalkannya dan mengubahnya dengan kuasa atau pengaruh apapun (Baca Hawa dan iblis; nabi tua dan Abdi Allah).
4. Firman Allah itu detail dalam maksud dan petunjukkanya. Mohon Anda tidak menambah dan mengurangi maksud-Nya akhirnya akan menjadi tragis.
5. Tidak perlu alasan mengapa firman Tuhan itu datang kepada Anda yang terpenting adalah ketaatan Anda diuji terus-menerus.
6. Firman Allah yang datang kepada kita tidak perlu ditolak ataupun digumuli tetapi yang dibutuhkan adalah minta kekuatan dari Tuhan untuk dapat melakukannya.
7. Firman Allah yang diucapkan berkali-kali tidak ada kuasanya kalau itu tidak secara menyeluruh dalam hidup kita.

Kiranya renungankhotbah singkat ini mengingatkan kita untuk setia dengan firman Tuhan yang kita baca dan peka dengan suara Tuhan dan terus-menerus taat supaya Anda tidak mengalami hal yang tragis seperti Abdi Allah dan nabi tua itu, karena Anda memiliki visi Allah di dalam hidup Anda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar