Katanya sudah setahun pemerintahan walikota Makassar DIA, namun waktu setahun itu berjalan cepat. Program MTR sudah berjalan dan beberapa lorong sudah mulai bersih. Itu yang saya lihat. Namun, program untuk pembersihan kali, got-got yang besar, tanggul masih jauh dari harapan. Seakan-akan saya mau tutup mata saja dan biarkan waktu berlalu dan janji pun ikut berlalu. Kota Makassar jadi kota dunia. Smart city begitulah impiannya. Saya perlu mendoakan dan mendukungnya. Idealnya DIA seperti itu, tetapi apakah pejabatnya mendukungnya, itu lagi masalahnya. Kata saya, "tu sedeng masalana, bos erok baji, tapi anggotanna teaji" (Itu masalahnya, bosnya sudah setuju tetapi bawahannya yang tidak mau). Mau dibawah kemana kota ini. Baru-baru ini sudah dua hari PNS turun ke jalan untuk menyapu dan mengecet trotoar. Saya harus menghargainya. Di lain tempat juga saya liat taman berpatung macam tiba-tiba menjadi putih bersih. ternyata di cat ulang tawwa. Besoknya jadi macan lagi (adami loreng-lorengnya). Itu satu hal yang saya soroti tentang kebersihan. Sudah ada gerakan MTR (Makassar Tena Rantassa). Menurut saya MTR (Makassar Turun Rantassa) artinya Makassar Turun Kotornya ( Tidak ada perubahan signifikan). Solusinya adalah: Kerja dulu baru minta uang, olah sampah plastik menjadi bahan yang berguna, tambahkan SDM untuk menangani sampah dan jangan eksploitasi anak-anak untuk menangani sampah.
Kedua, adanya pungutan untuk mengurus hal-hal di birokrasi pemerintahan yang tidak diundang-undangkan atau ada aturan walikota dan pemerintah itu berarti meningkatkan kejahatan dalam ini korupsi kecil-kecilan (usaha-usaha kecil-kecilan). Ada warung di dalam tubuh pemerintahan. Itu sih biasa ajach koq. Ya biasa nenek moyangmu/leluhurmu. Tapi bagi saya generasi muda abad 21 itu adalah orang muda yang menjadi tua sebelum waktunya (belum jadi apa-apa sudah praktik korupsi kecil-kecilan). Urus KTP dipersulit, udah terima uang tidak jadi KTP, wah ini terjadi karena yang diminta urus pak RT mata duitan. Pak RT saya dong (bangga sekali). Lain lagi dengan urusan perpanjangan surat-surat kendaraan motor ni. Uda ISO, pelayanan sudah cepat sudah mantap, tetapi yang ini korupsi yang belum terselesaikan terjadi dalam pengurusan ganti plat. JANJI-janji melulu. Biasalah kita lihat ada plat putih berkeliaran selama satu tahun. Motonya sudah lunas, platnya masih putih. Mana ni platnya. Pegawainya asyik menilmati rokoknya karena disangkanya ruangan tak berAc dan ditaruh di belakang pula. Sudah senior ia SAMSAT, begitulah pola pikir belum berubah masih zaman korupsi. Susah jadi orang benar di dunia bodoh ini, banyak yang akan neraka kalu tidak bertobat. Maaf kata-kata saya sedikit keras, tetapi demikian firman Tuhan, Jangan kamu serupa dengan dunia ini sebab kamu tidak berasal dari dunia tetapi berasal dari Allah." PAda judul artikel berikutnya saya akan memberikan judul KORUPSI PANGKAT DUA, bukan pangkatnya yang dua balok tapi korupsinya berpangkat dua. Solusinya: Harus ada disiplin JOKOWI, Presiden kita harus bertindak, WALIKOTA harus bertindak, semuanya harus bertindak. Bangsa ini dalam status SAKIT GIGI, SAKIT HATINYA karena PEJABATNYA seperti bukan manusia lagi. Hati-hati ya kalau ngomong, gue ni pejabat tapi tidak seperti itu. Iya pak Pejabat. Pedang itui bermata dua loh, saya juga diingatkan supaya tidak seperti Pejabat korup itu. Makan sana, minum sana, anak-anak bertumbuh dengan uang korup, sekolah, berkeluarga mengalir darah DNA korup bahkan hatinya juga dikorupsi.
Ketiga, kejahatan merajalela. Jambret, copet, begal apapun namanya pengemis intelektual dengan jaringan teroraganisir, atau ada juga undang-undang ormas mereka. Gak dapat jarahan bunuh (Fatwa pencopet profesional). Pamali nak kalau gak dapat uang lalu pulang, bawa sial katanya. Jadi bunuh, lukai, panah, bacok dan siksa) Nak, agamamu ajar begitukah? Tidak, saya punya agama tetapi agama SETAN (kata anak kecil yang digebukin massa, tanpa melihat KTPnya karena massa saking gemas sama wajah imutnya). Hal ini juga bisa terjadi dengan keluarga kita, lingkungan kita dan sahabat kita. Jadi solusinya apa om? BERTOBAT ko! Cuman itu saja yach.Gampang sekali.
Refleksi: Sudah setahun jadi walikota, sudah banyak uangnya, banyak tendernya dan banyak yang lainnya. Sangat banyak berkat. Mari kita jangan bangun citra bahwa kita baik. Tapi mari berdoa, mohon ampun karena belum bisa maksimal dengan apa yang dijanjikan. Kalau begitu bertobat tidak hanya dengan dosa, tetapi bertobat dengan JANJI_JANJI manis yang belum dikerjakan. Jangan membangun WIBAWA, tetapi bangunlah KARAKTER. Saya berdoa walikota, Makassar BAru dan warganya semuanya dalam keadaan sehat, BERSIH, SUCI, dan berbalik kepada TUHAN yang empunya segal sesuatunya. Revolusi Hati diperlukan bagi kita semua yang ada di Makassar. Salam untuk pemerintah kota Makassar. Sedikit nasi uneg-uneg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar