Disiplin Gereja Berdasarkan Injil Matius 18:15-17 Dan
Implementasinya Dalam gereja Masa Kini
Yohanis Luni Tumanan
Sari
Seringkali gereja mengalami kebingungan saat harus
menentukan sikap terhadap orang yang berbuat dosa. Salah satu sikap yang
ekstrim adalah membiarkan saja seseorang jatuh ke dalam dosa karena takut
membuat orang itu tersinggung. Sikap ekstrim yang lain adalah sangat membenci
dosa, sehingga membenci juga orang yang melakukannya. Disiplin dalam gereja
merupakan kelalaian besar di sebagian gereja saat ini. Pemimpin takut untuk
melakukan disiplin gereja kepada anggota jemaat, karena dinggap bertentangan
dengan “kasih Allah” dan dapat menyebabkan perpecahan di dalam persekutuan.
Pelaksanaan disiplin gereja disinyalir dapat menyebabkan hilangnya anggota
jemaat yang berpengaruh dan kaya. Ada juga kesalahpahaman besar tentang makna,
tujuan, dan sifat disiplin gereja. Banyak yang melihat disiplin gereja sebagai
kutukan dan pengucilan daripada cinta kasih yang memulihkan untuk mengembalikan
kepada persekutuan dengan orang percaya. Artikel ini bermaksud menjelaskan
pemahaman yang benar mengenai tidakan dan prosedur disiplin gereja yang
alkitabiah berdasarkan Injil Matius 18:15-17.
Often churches are confused when it comes to determining the
attitude toward those who sin. One extreme attitude is to let alone the person
who falls into sin for fear of making him/her offended. The other extreme
attitude is that we hate the sin so much, that we begin to hate the one who did
it. The application of discipline in the church is often overlooked in most
churches today. Leaders are afraid to discipline members of the church, because
it is deemed contrary to the “love of God” and can lead to divisions in the
congregation. The implementation of church discipline can allegedly cause the
loss of influential and rich members of the congregation. There is also a big
misconception about the meaning, purpose, and the nature of church discipline.
Many see church discipline as a curse and exclusion rather than love that
restores the fellowship of believers. This article aims to explain the correct
understanding of the act of and procedures of biblical church discipline based
on Matthew 18: 15-17.
Kata Kunci: disiplin, gereja, jemaat, dosa, Matius, Injil,
discipline, church, congregation, sin, Matthew 18:15-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar