Good News

Senin, 29 Desember 2014

Review: Buku 7 Langkah Menyusun Khotbah yang Mengubah Kehidupan (Dr. Benny Solihin)



Judul Buku                  : 7 Langkah Menyusun Khotbah yang Mengubah Kehidupan
Penulis                         : Pdt. Dr. Benny Solihin

Alih-alih menyampaikan berita utama dari teks Alkitab, kebanyakan khotbah isinya lebih cenderung menyampaikan ide atau imajinasi pengkhotbah terhadap teks tersebut sehingga khotbah bukanlah hasil eksegese tetapi eksegese. Kesalahan ketik telah terjadi seharusnya eisegese. Ini adalah bahaya bagi seorang pengkhotbah apabila pemikiran dan intelektualnya masuk ke dalam Alkitab.

Benny Solihin memulai pengajarannya bahwa seorang pengkhotbah harus bergantung kepada Roh Kudus. Sebagai pengkhotbah, ada tiga alasan mengapa pengkhotbah harus bergantung pada Roh Kudus: Pertama, khotbah bukan penemuan manusia, tetapi kreasi Tuhan. Khotbah berasal dari Allah, berbicara tentang Allah, dan sumber kuasa dari firman itu adalah Allah sendiri. Firman Allah berkuasa mengubah hidup manusia karena didukung dan dibela oleh Pribadi yang mengatakannya. Kedua, hanya kuasa Roh Kudus yang dapat mengubah manusia. Khotbah merupakan suatu gabungan antara tindakan manusia dan Allah, namun kekuatan akhir yang mengubah hati dan pikiran manusia sesungguhnya adalah kuasa Roh Kudus semata-mata, dan bukan kepandaian atau talenta manusia. Khotbah akan menembus hati dan jiwa pendengar jika pengkhotbah bergantung pada kuasa Roh Kudus, bukan hikmat manusia. Ketiga, Alkitab sebagai dasar khotbah diinspirasikan dan diiluminasikan oleh Roh Kudus. Alkitab adalah satu-satunya dasar bagi pengkhotbah dalam berkhotbah, diinspirasikan oleh Roh Kudus dan hanya mungkin dimengerti secara tepat artinya dengan iluminasi atau penerangan dari Roh Kudus. Pandangan saya adalah dalam praktik khotbah perlu diwaspadai adalah hati pengkhotbah yang harus dipenuhi Roh Kudus sehingga apa yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan jemaat dan kehendak Tuhan bagi jemaat tersebut.
Pengkhotbah harus waspada dalam memilih teks yang akan dikhotbahkan untuk menghindari dari cobaan untuk memanipulasikan teks Alkitab sebagai sarana pelampiasan kejengkelan pribadi terhadap satu atau beberapa jemaat. Analisis kebutuhan jemaat boleh dilakukan agar khotbah berbicara mengenai dan menjawab pergumulan jemaat saat itu dengan motif untuk pertumbuhan iman jemaat. Pendapat: hal ini perlu diwaspadai oleh seorang pengkhotbah harus peka yang mana tuntunan Roh Kudus atau kedagingan, intelektual dan perasaannya semata. Karena apabila bukan dari Roh Kudus maka berdampak negatif bagi iman jemaat.
Dalam menentukan amanat teks (AT) banyak hal yang diperhatikan seperti alias struktur, kata dan gramatika, analisa sejarah dan budaya. Analisis latar belakang sejarah dan budaya. Latar belakang sejarah dan budaya dari kitab di mana teks tersebut berada mencakup semua hal yang berkaitan dengan latar belakang penulisan suatu kitab yang meliputi: budaya, adat istiadat, bahasa, politik, kepercayaan, sejarah di mana suatu kitab ditulis, termasuk keadaan penulis dan pembaca kitab itu. Latar belakang sejarah dan budaya dari teks yang sedang diselidiki. Tujuannya adalah untuk mengerti latar belakang mengapa suatu teks ditulis. Jika kita mengetahuinya, maka akan lebih mudah menerka AT yang terkandung di dalamnya. Pendapat: pengkhotbah menentukan amanat teks dengan melihat teks apa adanya, pada hal apabila mengetahui sejarah, geografis, budaya, politik dan keadaan saat itu maka dapat lebih mudah memahami maksud penulis.
Penyusunan amanat teks dan amanat khotbah dibutuhkan untuk menertibkan suatu khotbah supaya arah khotbah jelas dilakukan oleh seorang pengkhotbah. Khotbah memunyai sasaran yang jelas, kontrol yang baik dan sasaran doa yang tepat. Pendapat: pengkhotbah harus peka terhadap khotbah yang disampaikan karena jemaat sekarang ini lebih cerdas dan kritis. Memang firman Tuhan selalu memberi hal baru bagi jemaat, namun harus diingat seorang pengkhotbah harus siap memberikan sesuatu yang fresh bagi pertumbuhan iman jemaat dan menjadikan jemaat sebagai murid Kristus.
Perbedaan amanat teks dan amanat khotbah adalah amanat teks yaitu teks Alkitab pada saat itu (past tense) sedangkan amanat khotbah adalah saat ini dan yang akan datang (present and future tense). Pendapat: pengkhotbah diharapkan memeahami konteks di masa lalu membawanya ke masa sekarang, namun perlu diingat seorang pengkhotbah tidak boleh memaksakan ide khotbahnya karena itu perlu hermeneutik untuk menjelaskan teks dalam Alkitab.
Untuk membuat suatu penguraian yang lebih sistematis, setiap poin utama struktur khotbah perlu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Penjelasan, Ilustrasi, dan Aplikasi (PIA). Penjelasan (P), poin yang dinyatakan kepada pendengar perlu dijelaskan maksudnya, dibuktikan kebenarannya, atau ditunjukkan implikasinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah unsure-unsur dan urutan-urutannya, yaitu orientasi, konteks, analisis kata, dukungan-dukungan (dukungan Alkitabiah, dukungan teologis, dan juga dukungan kutipan-kutipan) dan kristosentris. Ilustrasi (I), untuk menjelaskan kebenaran yang disampaikan perlu diangkat satu atau dua buah ilustrasi. Selain itu, ilustrasi juga berfungsi sebagai konsumsi emosi pendengar. Perasaan pendengar perlu disentuh agar kebenaran yang telah diterima oleh akal budinya bisa turun ke hati dan dialaminya. Aplikasi (A), aplikasi adalah penerapan firman Tuhan yang telah diuraikan kepada pendengar. Aplikasi merupakan konsumsi dari kemauan pendengar. Dalam aplikasi pendengar didorong untuk mengambil keputusan. Tujuan khotbah bukanlah ke rasio atau ke emosi pendengar, tetapi ke kehendak pendengar. Dengan menggunakan aplikasi, pengkhotbah boleh membujuk, meyakinkan, menasihati, bahkan  mendesak pendengar untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan kebenaran Tuhan yang telah mereka dengar. Pendapat: sebagai seorang pengkotbah sebaiknya memiliki keseimbangan  antara penjelasan, ilustrasi dan aplikasi. Sebagian pengkhotbah lebih banyak penjelasan sehingga khotbah tersebut seperti pengajaran seorang guru, terlalu banyak ilustrasi seperti seorang pencerita dan terlalu banyak aplikasi bersifat praktisi dan kurang berteologi.
David Buttrick: “Fungsi ilustrasi menurut homiletik tradisional terlalu sederhana.” Dalam homiletik modern, fungsi ilustrasi jauh lebih kaya dan kompleks daripada sekadar hanya menjelaskan dan membuktikan. Beberapa fungsi ilustrasi seperti berikut: memperjelaskan kebenaran, membuktikan kebenaran, menerjemahkan kebenaran, mengingatkan kebenaran, meningkatkan kembali perhatian, menurunkan ketegangan, menyentuh perasaan, merobohkan benteng pertahanan. Pendapat: ilustrasi juga digunakan untuk lebih mengingatkan pendengar apabila suatu ketika dia melupakan isi khotbah. Sebaiknya ilustrasi itu berupa cerita drama, gerakan dan gambar serta video karena lebih mudah diingat daripada yang lainnya. Gunakan juga multimedia untuk mencapai maksud khotbah tersebut. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah ilustrasi mana yang lebih sesuai digunakan dan dapat memberi dampak paling efektif dalam diri pendengar sehubungan dengan kebenaran yang akan dijelaskan. Hal yang perlu dihindari adalah ilustrasi yang mengarah pornografi, kekerasan, rasial dan politik.
John R. W. Stott; “komunikator-komunikator Kristen harus membangun jembatan-jembatan. Tugas kita adalah membuat kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab itu mengalir ke luar dari Alkitab masuk ke dalam kehidupan orang-orang zaman kini.” Dua pilar besar yang menompang berdirinya jembatan budaya. Pertama, pilar eksegese teks (dunia Alkitab). Kedua, pilar analisis pendengar (dunia masa kini) yaitu mengenal dunia di mana jemaat berada dan mengenal diri jemaat secara pribadi. Pendapat: pengkhotbah harus mengetahui kemampuan dan kebutuhan pendengarnya dari khotbah yang disampaikan. Komunikasi yang baik dengan pendengar dapat membangun jembatan pemahaman yang baik terhadap penyampaian khotbah.

Pendahuluan khotbah bertujuan untuk mengantar pendengar ke dalam keseluruhan khotbah. Pendahuluan adalah kalimat-kalimat awal yang berisi gagasan pertama yang akan didengar oleh jemaat. Pendahuluan Khotbah Yang Tidak Efektif adalah khotbah tanpa pendahuluan, pendahuluan khotbah yang tidak relevan, pendahuluan khotbah yang sekenanya (yang penting ada hubungan), pendahuluan khotbah yang membosankan. Sedangkan, Pendahuluan Khotbah Yang Efektif adalah berkaitan dengan Amanat Khotbah (AK), menciptakan kebutuhan jemaat, menarik perhatian jemaat, membentuk sudut pandang khotbah, singkat. Pendapat: biasanya pengkhotbah bercerita setelah pembacaan firman Tuhan atau sebelumnya. Hal yang perlu diwaspadai adalah apabila pengkhotbah melupakan bahwa ini hanya pendahuluan dan waktunya singkat tetapi waktu yang digunakan cukup lama sesungguhnya hal ini tidak efektif.
Beberapa cara menciptakan pendahuluan khotbah yang efektif adalah membuka dengan kesimpulan, menggunakan suatu cerita (ilustrasi). Pendahuluan dengan menggunakan cerita bisa dalam bentuk menceritakan pengalaman pribadi, menceritakan pengalaman orang lain, dan menceritakan suatu kejadian, menggunakan pertanyaan retoris, menggunakan pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu, memakai kutipan, peribahasa, puisi, atau lagu, menggunakan humor, menggunakan latar belakang konteks. Pendapat: Kini banyak pengkhotbah yang menggabungkan cerita yang berakhir dengan kesimpulan humoris dan memiliki makna yang sesuai dengan teks Alkitab yang yang disampaikan. Tujuannya untuk meredam ketegangan dan menguasai suasana pendengar.
Pada bab terakhir buku Benny Solihin kita akan mengerti tentang membuat pendahuluan khotbah. Meskipun pendahuluan terletak di awal khotbah, dalam proses penyusunan, pendahuluan dibuat setelah AK, struktur, dan aplikasi khotbah. Alasannya adalah karena pendahuluan harus menunjukkan tema khotbah yang merupakan inti dari khotbah. Pendapat: pengkhotbah yang terlebih dahulu membuat pendahuluan terlebih dahulu kecenderungan isi khotbahnya tidak berhubungan karena itu pendahuluan khotbah dilakukan setelah semuanya selesai. Keseluruhan isi buku ini mengubah paradigma kita tentang langkah-langkah menyusun khotbah. Disertai dengan penjelasan yang jelas dan contoh-contoh caya menyusun khotbah berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan.


1 komentar:

  1. review ini sangat menbantu saya, membentuk pemahaman awal yang terus mendorong saya untuk terus mencari tahu dan semakin penasaran untuk membaca keseluruhan isi buku, dan juga membantu saya dalam mengerjakan tugas, sebab sekarang saya kesulitan untuk memiliki buku ini.

    BalasHapus