Judul Buku :
7 Langkah Menyusun Khotbah yang Mengubah Kehidupan
Penulis :
Pdt. Dr. Benny Solihin
Alih-alih menyampaikan berita utama dari teks Alkitab,
kebanyakan khotbah isinya lebih cenderung menyampaikan ide atau imajinasi
pengkhotbah terhadap teks tersebut sehingga khotbah bukanlah hasil eksegese
tetapi eksegese. Kesalahan ketik
telah terjadi seharusnya eisegese.
Ini adalah bahaya bagi seorang pengkhotbah apabila pemikiran dan intelektualnya
masuk ke dalam Alkitab.
Benny
Solihin memulai pengajarannya bahwa seorang pengkhotbah harus bergantung kepada
Roh Kudus. Sebagai pengkhotbah, ada tiga alasan mengapa pengkhotbah harus
bergantung pada Roh Kudus: Pertama, khotbah bukan penemuan manusia, tetapi
kreasi Tuhan. Khotbah berasal dari Allah, berbicara tentang Allah, dan sumber
kuasa dari firman itu adalah Allah sendiri. Firman Allah berkuasa mengubah
hidup manusia karena didukung dan dibela oleh Pribadi yang mengatakannya.
Kedua, hanya kuasa Roh Kudus yang dapat mengubah manusia. Khotbah merupakan
suatu gabungan antara tindakan manusia dan Allah, namun kekuatan akhir yang
mengubah hati dan pikiran manusia sesungguhnya adalah kuasa Roh Kudus
semata-mata, dan bukan kepandaian atau talenta manusia. Khotbah akan menembus
hati dan jiwa pendengar jika pengkhotbah bergantung pada kuasa Roh Kudus, bukan
hikmat manusia. Ketiga, Alkitab sebagai dasar khotbah diinspirasikan dan
diiluminasikan oleh Roh Kudus. Alkitab adalah satu-satunya dasar bagi
pengkhotbah dalam berkhotbah, diinspirasikan oleh Roh Kudus dan hanya mungkin
dimengerti secara tepat artinya dengan iluminasi atau penerangan dari Roh
Kudus. Pandangan saya adalah dalam praktik khotbah perlu diwaspadai adalah hati
pengkhotbah yang harus dipenuhi Roh Kudus sehingga apa yang disampaikan sesuai
dengan kebutuhan jemaat dan kehendak Tuhan bagi jemaat tersebut.
Pengkhotbah
harus waspada dalam memilih teks yang akan dikhotbahkan untuk menghindari dari
cobaan untuk memanipulasikan teks
Alkitab sebagai sarana pelampiasan
kejengkelan pribadi terhadap satu atau beberapa jemaat. Analisis kebutuhan
jemaat boleh dilakukan agar khotbah berbicara mengenai dan menjawab pergumulan
jemaat saat itu dengan motif untuk pertumbuhan iman jemaat. Pendapat: hal ini
perlu diwaspadai oleh seorang pengkhotbah harus peka yang mana tuntunan Roh
Kudus atau kedagingan, intelektual dan perasaannya semata. Karena apabila bukan
dari Roh Kudus maka berdampak negatif bagi iman jemaat.
Dalam
menentukan amanat teks (AT) banyak hal yang diperhatikan seperti alias
struktur, kata dan gramatika, analisa sejarah dan budaya. Analisis latar
belakang sejarah dan budaya. Latar belakang sejarah dan budaya dari kitab di
mana teks tersebut berada mencakup semua hal yang berkaitan dengan latar
belakang penulisan suatu kitab yang meliputi: budaya, adat istiadat, bahasa,
politik, kepercayaan, sejarah di mana suatu kitab ditulis, termasuk keadaan
penulis dan pembaca kitab itu. Latar belakang sejarah dan budaya dari teks yang
sedang diselidiki. Tujuannya adalah untuk mengerti latar belakang mengapa suatu
teks ditulis. Jika kita mengetahuinya, maka akan lebih mudah menerka AT yang
terkandung di dalamnya. Pendapat: pengkhotbah menentukan amanat teks dengan
melihat teks apa adanya, pada hal apabila mengetahui sejarah, geografis,
budaya, politik dan keadaan saat itu maka dapat lebih mudah memahami maksud
penulis.
Penyusunan
amanat teks dan amanat khotbah dibutuhkan untuk menertibkan suatu khotbah
supaya arah khotbah jelas dilakukan oleh seorang pengkhotbah. Khotbah memunyai
sasaran yang jelas, kontrol yang baik dan sasaran doa yang tepat. Pendapat:
pengkhotbah harus peka terhadap khotbah yang disampaikan karena jemaat sekarang
ini lebih cerdas dan kritis. Memang firman Tuhan selalu memberi hal baru bagi
jemaat, namun harus diingat seorang pengkhotbah harus siap memberikan sesuatu
yang fresh bagi pertumbuhan iman
jemaat dan menjadikan jemaat sebagai murid Kristus.
Perbedaan
amanat teks dan amanat khotbah adalah amanat teks yaitu teks Alkitab pada saat
itu (past tense) sedangkan amanat
khotbah adalah saat ini dan yang akan datang (present and future tense). Pendapat: pengkhotbah diharapkan
memeahami konteks di masa lalu membawanya ke masa sekarang, namun perlu diingat
seorang pengkhotbah tidak boleh memaksakan ide khotbahnya karena itu perlu
hermeneutik untuk menjelaskan teks dalam Alkitab.
Untuk
membuat suatu penguraian yang lebih sistematis, setiap poin utama struktur
khotbah perlu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Penjelasan, Ilustrasi, dan
Aplikasi (PIA). Penjelasan (P), poin
yang dinyatakan kepada pendengar perlu dijelaskan maksudnya, dibuktikan
kebenarannya, atau ditunjukkan implikasinya. Hal yang perlu diperhatikan adalah
unsure-unsur dan urutan-urutannya, yaitu orientasi, konteks, analisis kata,
dukungan-dukungan (dukungan Alkitabiah, dukungan teologis, dan juga dukungan
kutipan-kutipan) dan kristosentris. Ilustrasi
(I), untuk menjelaskan kebenaran yang disampaikan perlu diangkat satu atau
dua buah ilustrasi. Selain itu, ilustrasi juga berfungsi sebagai konsumsi emosi
pendengar. Perasaan pendengar perlu disentuh agar kebenaran yang telah diterima
oleh akal budinya bisa turun ke hati dan dialaminya. Aplikasi (A), aplikasi adalah penerapan firman Tuhan yang telah
diuraikan kepada pendengar. Aplikasi merupakan konsumsi dari kemauan pendengar.
Dalam aplikasi pendengar didorong untuk mengambil keputusan. Tujuan khotbah bukanlah
ke rasio atau ke emosi pendengar, tetapi ke kehendak pendengar. Dengan
menggunakan aplikasi, pengkhotbah boleh membujuk, meyakinkan, menasihati,
bahkan mendesak pendengar untuk
mengambil keputusan yang sesuai dengan kebenaran Tuhan yang telah mereka
dengar. Pendapat: sebagai seorang pengkotbah sebaiknya memiliki
keseimbangan antara penjelasan,
ilustrasi dan aplikasi. Sebagian pengkhotbah lebih banyak penjelasan sehingga
khotbah tersebut seperti pengajaran seorang guru, terlalu banyak ilustrasi
seperti seorang pencerita dan terlalu banyak aplikasi bersifat praktisi dan
kurang berteologi.
David
Buttrick: “Fungsi ilustrasi menurut homiletik tradisional terlalu sederhana.”
Dalam homiletik modern, fungsi ilustrasi jauh lebih kaya dan kompleks daripada
sekadar hanya menjelaskan dan membuktikan. Beberapa fungsi ilustrasi seperti
berikut: memperjelaskan kebenaran, membuktikan kebenaran, menerjemahkan
kebenaran, mengingatkan kebenaran, meningkatkan kembali perhatian, menurunkan
ketegangan, menyentuh perasaan, merobohkan benteng pertahanan. Pendapat:
ilustrasi juga digunakan untuk lebih mengingatkan pendengar apabila suatu
ketika dia melupakan isi khotbah. Sebaiknya ilustrasi itu berupa cerita drama,
gerakan dan gambar serta video karena lebih mudah diingat daripada yang
lainnya. Gunakan juga multimedia untuk mencapai maksud khotbah tersebut. Hal
yang perlu dipertimbangkan adalah ilustrasi mana yang lebih sesuai digunakan
dan dapat memberi dampak paling efektif dalam diri pendengar sehubungan dengan
kebenaran yang akan dijelaskan. Hal yang perlu dihindari adalah ilustrasi yang
mengarah pornografi, kekerasan, rasial dan politik.
John
R. W. Stott; “komunikator-komunikator Kristen harus membangun
jembatan-jembatan. Tugas kita adalah membuat kebenaran Allah yang dinyatakan di
dalam Alkitab itu mengalir ke luar dari Alkitab masuk ke dalam kehidupan
orang-orang zaman kini.” Dua pilar besar yang menompang berdirinya jembatan
budaya. Pertama, pilar eksegese teks
(dunia Alkitab). Kedua, pilar
analisis pendengar (dunia masa kini) yaitu mengenal dunia di mana jemaat berada
dan mengenal diri jemaat secara pribadi. Pendapat: pengkhotbah harus mengetahui
kemampuan dan kebutuhan pendengarnya dari khotbah yang disampaikan. Komunikasi
yang baik dengan pendengar dapat membangun jembatan pemahaman yang baik terhadap
penyampaian khotbah.
Pendahuluan khotbah
bertujuan untuk mengantar pendengar ke dalam keseluruhan khotbah. Pendahuluan
adalah kalimat-kalimat awal yang berisi gagasan pertama yang akan didengar oleh
jemaat. Pendahuluan Khotbah Yang Tidak
Efektif adalah khotbah tanpa pendahuluan, pendahuluan khotbah yang tidak
relevan, pendahuluan khotbah yang sekenanya (yang penting ada hubungan), pendahuluan
khotbah yang membosankan. Sedangkan, Pendahuluan
Khotbah Yang Efektif adalah berkaitan dengan Amanat Khotbah (AK), menciptakan
kebutuhan jemaat, menarik perhatian jemaat, membentuk sudut pandang khotbah, singkat.
Pendapat: biasanya pengkhotbah bercerita setelah pembacaan firman Tuhan atau
sebelumnya. Hal yang perlu diwaspadai adalah apabila pengkhotbah melupakan bahwa
ini hanya pendahuluan dan waktunya singkat tetapi waktu yang digunakan cukup
lama sesungguhnya hal ini tidak efektif.
Beberapa cara
menciptakan pendahuluan khotbah yang efektif adalah membuka dengan kesimpulan,
menggunakan suatu cerita (ilustrasi). Pendahuluan dengan menggunakan cerita
bisa dalam bentuk menceritakan pengalaman pribadi, menceritakan pengalaman
orang lain, dan menceritakan suatu kejadian, menggunakan pertanyaan retoris, menggunakan
pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu, memakai kutipan, peribahasa, puisi,
atau lagu, menggunakan humor, menggunakan latar belakang konteks. Pendapat: Kini
banyak pengkhotbah yang menggabungkan cerita yang berakhir dengan kesimpulan
humoris dan memiliki makna yang sesuai dengan teks Alkitab yang yang disampaikan.
Tujuannya untuk meredam ketegangan dan menguasai suasana pendengar.
Pada bab
terakhir buku Benny Solihin kita akan mengerti tentang membuat pendahuluan
khotbah. Meskipun pendahuluan terletak di awal khotbah, dalam proses
penyusunan, pendahuluan dibuat setelah AK, struktur, dan aplikasi khotbah.
Alasannya adalah karena pendahuluan harus menunjukkan tema khotbah yang
merupakan inti dari khotbah. Pendapat: pengkhotbah yang terlebih dahulu membuat
pendahuluan terlebih dahulu kecenderungan isi khotbahnya tidak berhubungan
karena itu pendahuluan khotbah dilakukan setelah semuanya selesai. Keseluruhan
isi buku ini mengubah paradigma kita tentang langkah-langkah menyusun khotbah.
Disertai dengan penjelasan yang jelas dan contoh-contoh caya menyusun khotbah
berdasarkan langkah-langkah yang telah dijelaskan.
review ini sangat menbantu saya, membentuk pemahaman awal yang terus mendorong saya untuk terus mencari tahu dan semakin penasaran untuk membaca keseluruhan isi buku, dan juga membantu saya dalam mengerjakan tugas, sebab sekarang saya kesulitan untuk memiliki buku ini.
BalasHapus