Irene adalah seorang yang baru berjumpa dengan Tuhan Yesus. Pada mulanya ia menolak Yesus karena tidak mengenalNya. namun pada akhirnya Tuhan yesus sendiri menampakkan diriNya kepada Irene. Irene tidak pernah belajar Alkitab, dia hanya melakukan langkah ketaatan karena perjumpaan itu, sama dengan yang terjadi pada Saulus yang menjadi Paulus dalam perjalanan di Damsyik. Perjumpaan dengan Tuhan membawa dampak pada ketaatan seseorang. Apabila ada orang yang menolak Yesus karena dia tidak mengetahui kebenaran percayalah Tuhan sendiri yang akan berjumpa dengan orang yang belum percaya melalui karya Roh Kudus. Bila kita melihat kembali perjalanan Saulus menjadi Paulus adalah perjalanan ketaatan bagaimana ia yang buta mau dituntun melalui ketaatan untuk bertemu dengan seseorang yang tidak dikenalnya tetapi sungguh Paulus hanya TAAT saja (only OBEY). Say only OBEY, not thinking everything.
Kekuatiran, ketakutan hanya membuat kepercayaan kita menjadi tawar. Tetapi keberanian karena percaya kepadaNya adalah sumber kekuatan yang ada bersama dengan orang percaya. Irena dengan ketaatannya sebagai sebagai seorang isteri yang pada usia 26 tahun menikahi seorang duda yang memiliki dua anak. Tidak ada alasan yang tepat bagi Irene untuk mengasihi kedua anak suaminya yang bukan anaknya dan mereka maih memiliki ibu dan keluarga besar. Selama perkawinannya dengan suaminya terlalu banyak menyisakan penderitaan batin. Namun Irene bersyukur dapat berjumpa dengan Yesus yang adalah sumber suka cita dan damai. Ketaatan kepada Yesus sehingga dia mau melangkah untuk mengasihi kedua anak suaminya. Memang mulanya terlihat seperti kewajiban namun akhirnya sungguh telah menjadi kasih yang sesungguhnya. malah kedua anak suaminya dapat menerima Irene sebagai ibunya yang pada akhirnya mereka saling mengasihi. Demikian pun Irene dapat menerima suaminya dan selalu mendoakan supaya suaminya mengalami juga perjumpaan dengan Yesus seperti diriNya. Memaafkan adalah karakter Allah. Bagaimana Allah telah terlebih dahulu mengampuni kita dan menebus dosa-dosa kita. Maukah kita menanggalkan ego kita supaya Roh Allah mudah merestorasi hati kita dan melakukan pendamaian dengan Allah sehingga kita mengalami perjumpaan dengan Yesus,
Ketaatan dengan Allah berati dipimpin oleh Allah. Selalu datang kepadanya sekalipun tidak ada perasaan manifestasi karya RohNya, sekalipun seperti hampa namun percayalah Dia sementara merestorasi hati kita dari dalam sehingga buah-buah Roh mengalir ke luar memberkati orang-orang di sekitar kita sebagaimana kesaksian Irene yang menggugah hati nurani yang tidak peka dengan didikan Tuhan dan sentilan Roh Kudus yang lembut. semuanya ini terjadi karena toleransi humanitas dan budaya dunia yang membentengi hati nurani kita di mana Roh Kudus tinggal untuk menyatakan kebenaran dan hukuman. Namun, kasih Allah yang kuatlah yaitu pribadi Roh Kudus yang memberi penghiburan dan semangat hidup bagi kita. yang merindukan kasih Allah dan penyataan Tuhan. Jangan kita kuatir dengan apa dan bagaimana tetapi kuatirlah apabila kita tidak ada di jalan yang benar yang sudah Tuhan siapkan untuk rencanaNya terjadi di muka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar