Good News

Kamis, 11 Juni 2015

Pertanyaan tentang Kitab Yunus (3) oleh Dr. Peniel Maiaweng; Dijawab oleh Hengki Wijaya



1.        Bagaimana anak kecil dan binatang dapat tahan hidup, kalau mereka diikutsertakan dalam berpuasa (ay. 7)? Raja mengumumkan puasa bagi semua makhluk hidup termasuk anak kecil berarti hal itu adalah suatu kewajaran dan sudah dilakukan sebelumnya sehingga menjadi titah yang dapat dilakukan dalam suatu kota Niniwe.

2.        Bagaimana binatang dapat melakukan seperti apa yang dilakukan manusia, berselubung kain kabung, berseru keras-keras kepada Allah, berbalik dari tingkah laku yang jahat dan kekerasan yang dilakukannya (ay. 8)? Binatang dapat saja melakukan seperti yang dilakukan oleh manusia karena manusia yang memelihara itu dapat melakukannya seperti mengenakan kain kabung kepada binatang dan manusia dapat menghindarkan binatang untuk melakukan kejahatan. Dalam Yoel 1:20, “Juga binatang-binatang di padang menjerit karena rindu kepada-Mu…” (TB).


3.        Berapa kali orang-orang Niniwe berpuasa dan berkabung dalam pasal 3? Bila kita mengatakan bahwa ayat 5 berlanjut dengan ayat 6-9 berurutan secara kronologis maka kemungkinan berpuasa dilakukan 2 kali, tetapi bila ayat 5 adalah sesudah raja mengumumkan puasa dan nmengenakan kain kabung maka berpuasa dan berkabung hanya terjadi sekali karena ayat 6-9 mendahului terjadi dari ayat 5.

4.        Mengapa manusia dan binatang harus berseru keras-keras kepada Allah padahal Allah bukanlah pribadi yang tuli (ay. 8)? Manusia dan binatang harus berseru keras-keras kepada Allah menunjukkan kesungguhan respon hati orang-orang Niniwe dan segala isi kota terhadap firman TUHAN yang disampaikan oleh Yunus. Selain itu menunjukkan kesedihan yang mendalam dan penyesalan atas kejahatan mereka kepada Allah.

5.        Siapa yang menyampaikan pengumuman dan berapa lama proses penyampaian itu dilaksanakan? Yang menyampaikan pengumuman adalah raja dan para pembesar yang ditindaklajuti oleh orang-orang Niniwe. Raja memiliki kuasa bagi wilayah kekuasaannya dan para pembesar adalah pembantu raja yang menyampaikan kepada orang-orang Niniwe yang berdomisili di wilayahnya. Lama penyampaiannya dilaksanakan tidak disebutkan dalam teks, kemungkinan hanya dalam sehari sebagaimana Yunus menjalani kota Niniwe, karena raja memiliki prajurit yang bisa dikerahkan ke segala penjuru wilayah kekuasaannya. Keputusan raja bersifat absolut maka tidak mungkin dilanggar karena melanggar berarti dihukum oleh raja, selain itu ada penghukuman yang menanti dari Allah.

6.        Apa persamaan dan perbedaan dari binatang yang terdapat dalam 1:17-2:10 dengan 3:7-8? Kedua-duanya binatang tersebut adalah ciptaan TUHAN baik ikan besar nauoun ternak di Niniwe. TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan (1:9b). Perbedaannya adalah ikan besar adanya di laut dan ternak adanya di darat. Atas penentuan TUHAN maka ikan besar itu ada untuk menyelamatkan Yunus sedangkan ternak ini berpuasa dan berkabung untuk diselamatkan. Ikan besar sebagai sarana penyelamatan sedangkan ternak harus berpuasa dan berkabung sebagai sarana penyelamatan.

7.        Berdasarkan 1:1-3:9, hal-hal apa saja yang harus dilakukan Yunus dan orang-orang Niniwe agar mereka memperoleh keselamatan? Yunus menyerahkan dirinya dicampakkan ke laut untuk meredakan laut yang bergelora supaya para awak kapal selamat (1:12, 15). Yunus memenuhi panggilan kedua TUHAN untuk menyampaikan seruan TUHAN kepada Niniwe (3:4). Orang-orang Niniwe dan raja serta segala makhluk hidup berpuasa dan mengenakan kain kabung dengan harapan dapat selamat (3:5-9).

8.        Bagaimana raja dan para pembesar mengetahui bahwa dengan tindakan yang mereka lakukan berdasarkan ayat 5-8, “Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang menyala-nyala”, padahal mereka belum mengalami keselamatan (ay. 9)? Raja dan para pembesar menunjukkan pengharapannya kepada Allah dan pada ayat 9 ada perkataan, “Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal…” mengungkapkan harapan raja dan para pembesarnya bahwa Allah akan mengubah rencana-Nya. Allah tidak mengubah keputusan-Nya namun kasih setian-Nya kepada orang-orang Niniwe.
9.        Apa yang dimaksud dengan “Allah berbalik” (ay. 9)? Bandingkanlah dengan terjemahan lain tentang penggunaan frase ini dan tentukanlah satu yang paling tepat disertai alasannya. TB: Allah berbalik; IBIS: mengubah niat-Nya; KJV: will turn (Ibr. shub). Allah berbalik artinya Allah kembali menyatakan kasih setia-Nya, tetapi keputusan-Nya tidak berubah. Allah berbalik kepada Niniwe sehingga penghakiman terhadap Niniwe tidak dilaksanakan karena orang-orang Niniwe berbalik dari cara hidup yang jahat kepada Allah.

10.    Apa yang dimaksud dengan “Allah menyesal” (ay. 9)? Bandingkanlah dengan terjemahan lain tentang penggunaan frase ini dan tentukanlah satu yang paling tepat disertai alasan. KJV: repent; TB/TL/ENDE: menyesal; IBIS: tidak marah lagi; NIV: compassion; NAS:relent. Berdasarkan konteks maka yang sesuai adalah terjemahan NIV dan NAS yaitu berbelas kasihan (nacham). Allah yang menyesal adalah Allah yang berbelas kasihan kepada seluruh ciptaan-Nya.

11.    Dapatkah Allah menyesal? Berikan alasannya.  Allah tidak dapat menyesal seperti manusia menyesal (bdg. Bil. 23:19; Yer. 17:7; 1 Sam. 15:29). Kata “menyesal” ketika dikenakan kepada Allah menunjukkan sifat dan aktivitas ilahi (Kej. 6:6-7; 1 Sam. 24:16; Yer. 42:10). Disini diharapkan Allah akan mengijinkan diri-Nya memiliki belas kasihan (menyesal) karena hukuman yang telah disampaikan-Nya dalam 3:4. Allah menyesal adalah Allah yang berbelas kasihan kepada orang-orang Niniwe yang berbalik kepada-Nya. Menyesal yang ada pada diri Allah menyatakan sikap dan perasaan Allah yang diekspresikan kepada manusia ketika berhadapan dengan manusia berdosa, bertobat, berduka, tertindas yang pada satu sisi bersifat negatif, berupa murka, penghukuman, malapetaka dan pada sisi positif berupa belas kasihan, keselamatan, penghiburan dan pembelaan , sebagai kedaulatan-Nya yang tepat bagi manusia.

12.    Sebutkan persamaan dan perbedaan Yunus 3:9 dan Yoel 2:14! Persamaannya adalah empat kata yang pertama dalam Yunus 3:9 “siapa tahu berbalik dan menyesal” sama dengan empat kata pertama dalam Yoel 2:14. Kedua-duanya menekankan tentang menghindari malapetaka dengan cara pertobatan. Perbedaannya  adalah kedua-duanya ditulis dalam konteks yang berbeda. Konteks kitab Yunus menunjukkan bahwa Allah juga menginginkan keselamatan terjadi, bukan hanya bagi bangsa Israel, melainkan juga pada bangsa-bangsa lain seperti orang-orang Niniwe, melalui kepercayaan mereka kepada Allah dan pertobatan dari segala kejahatan mereka. Konteks kitab Yoel menekankan peringatan tentang penghakiman yang segera terjadi jika orang-orang tidak berbalik dari dosa-dosa mereka kepada Allah. Harapan mereka Allah memulihkan mereka sehingga mereka dapat mempersembahkan korban bagi Allah.

13.    Apa yang dimaksud dengan “murka Allah yang menyala-menyala” (ay. 9)? “Murka Allah yang menyala-nyala” adalah penghukuman Allah yang akan membinasakan kota Niniwe dan isinya (ternak dan segala makhluk hidup). Hal ini disebabkan kejahatan yang mereka lakukan. Murka Allah juga disebut sebagai kemarahan Allah kepada orang-orang Niniwe.

14.    Siapa yang menjadi subjek untuk berbalik dalam ayat 8 dan siapa yang menjadi subjek untuk berbalik dalam ayat 9? Apa maksudnya bagi manusia dan Allah? Subjek dari kata dasar shub dalam 3:9  adalah Allah, berarti Allah berbalik kepada orang-orang Niniwe untuk tidak membinasakan mereka. Subjek dari kata dasar shub dalam ayat 8 adalah manusia dan ternak, berarti mereka berbalik kepada Allah dari segala tingkah laku yang jahat dan percaya kepada Allah. Maksudnya adalah tidak hanya Allah yang merespon kepada manusia tetapi juga manusia kepada Allah. Jadi ketika orang-orang Niniwe berbalik dari cara hidup yang jahat kepada Allah, maka Allah berbalik kepada mereka tanpa melaksanakan penghakiman kepada mereka.

15.    Berapa lama selang waktu antara ayat 7-9 dan ay. 10? Teks tidak menyatakan dengan pasti namun waktu ini didasarkan pada waktu Allah yang Mahatahu bahwa orang-orang Niniwe dan segala makhluk hidup telah berbalik dan bertobat dari segala kejahatannya.

16.    Bandingkan persamaan dan perbedaan tentang sifat Allah dalam ayat 7-9 dan ayat 10?
Persamaannya adalah Allah konsisten dengan keputusan-Nya  yaitu ayat 9 diwujudkan di ayat 10 yaitu Allah yang berbalik kepada orang-orang Niniwe yang bertobat.  Allah yang menyesal adalah Allah yang berbelas kasihan yang konsisten dengan sifat-sifat-Nya. Perbedaannya adalah Allah memiliki sifat yang dikenal sebagai murka atau kemarahan Allah. Dia adalah Allah yang mendengar seruan orang-orang Niniwe yang bertobat. Dia adalah Allah yang berinisiatif untuk menyatakan hukuman kepada orang-orang Niniwe karena dosanya karena Allah Mahaadil. Dia adalah Allh yang berinisiatif membatalkan malapetaka yang telah dirancangkan-Nya karena pernohonan dan pertobatan manusia karena Dia juga panjang sabar.

17.    Bagaimana Allah dapat melihat, padahal Ia tidak bertubuh (ay. 10)? Allah Mahahadir dan Mahatahu karena Allah memiliki sifat ilahi tersebut. Allah melihat perbuatan mereka (ay. 7-8). Kata “melihat” (ra’a)  memiliki makna menilai secara benar berdasarkan pengamatan yang cermat dan teliti. Hasil penilaian Allah bahwa orang-orang Niniwe tidak hanya sekedar menyesal, tetapi mereka juga benar-benar telah berbalik dari cara hidup yang jahat baik secara lahiriah dan batiniah.

18.    Siapa-siapa saja yang “berbalik” dalam pasal 3 dan disertai penjelasan? Allah berbalik kepada orang-orang Niniwe untuk tidak membinasakan mereka (ay. 10); manusia dan ternak, berarti mereka berbalik kepada Allah dari segala tingkah laku yang jahat dan percaya kepada Allah (ay. 8). Yunus juga berbalik kepada panggilan Allah dengan taat memberitakan seruan TUHAN (3:1-4).
19.    Siapa yang dimaksudkan dengan “mereka” yang terdapat dalam ayat 10? “Mereka” yang dimaksudkan adalah segala ciptaan Allah yang ada di dalam kota Niniwe termasuk manusia, ternak dan tanaman (ay. 7-8) yang telah berbalik dari segala kejahatan mereka dan menunjukkan pertobatan.

20.    Apa perbedaan antara Allah berbalik dan orang-orang Niniwe berbalik (ay. 10)? Allah berbalik kepada orang-orang Niniwe karena berbelas kasihan dan pertobatan mereka sehingga mereka dibebaskan dari penghukuman. Sedangkan orang-orang Niniwe berbalik dari segala kejahatan mereka dan berbalik kepada Allah dengan percaya dan bertobat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar