1. Mengapa empat puluh hari adalah waktu
yang ditentukan Allah bagi orang Niniwe untuk ditunggangbalikkan? Empat puluh
hari Niniwe akan ditunggangbalikkan menunjukkan bahwa: kemungkinan, waktu ini
sebagai kesempatan bagi para pembesar dan raja di Niniwe untuk membuat
keputusan yang mereka miliki (ay. 6); empat puluh hari adalah kesempatan bagi
raja, para pembesar , dan semua yang hiudp di Nin iwe untuk melakukan ritual
pertobatan sebagai satu cara hidup yang baru untuk setiap orang (ay. 8 dan 10).
2.
Sebutkan penggunaan-penggunaan angka 40
(empat puluh) dalam Alkitab. “Empat puluh hari” berdasarkan informasi dalam
kitab Taurat: lamanya air bah (Kej. 7:4, 12, 17), waktu yang digunakan Musa di
gunung Sinai (Kel. 24:18; 34:28; Ul. 9:9, 11, 18, 21), waktu yang digunakan
mata-mata Israel (Bil. 13:25; 14:34), waktu yang digunakan Goliat mengejek
(1Sam. 17:16); waktu yang digunakan Elia dalam perjalanan menuju gunung Horeb
(1 Raj. 19:8), waktu yang digunakan Yesus untuk berpuasa (Mat. 4:2;Markus 1:13;
Luk. 4:2).
3.
Apa yang dimaksud dengan
“ditunggangbalikkan”? Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain tentang
penggunaan kata ini dan tentukanlah satu yang paling tepat disertai dengan
alasan. KJV: shall be overthrow;
TB: akan ditunggangbalikkan; IBIS: akan hancur. Arti dalam bahasa Ibrani hapak (dibinasakan). Bagi orang Israel
kata “dibinasakan” mengingatkan nasib kedua kota Sodom dan Gomora yang
ditunggangbalikkan juga (bdg. Kej. 19:25, 29).
4.
Mengapa
dan bagaimana orang-orang Niniwe dapat percaya kepada Allah karena mereka belum
memiliki pengalaman dan pengenalan tentang Allah (3:5)? Orang-orang Niniwe
dapat percaya kepada Allah karena mereka telah mendengar kedahsyatan Allah
Israel melalui sejarah walaupun mereka tidak beribadah kepada Allah. Respon
orang-orang Niniwe terhadap pribadi Allah yang disampaikan oleh Yunus membuat
keyakinan (percaya) kepada Allah. Orang-orang Niniwe percaya di dalam Allah
sebagai suatu pribadi yang berfirman kepada mereka. Orang-orang Niniwe dapat
percaya kepada Allah yaitu mereka menyerahkan diri kepada sesuatu yang teguh
dan setia. Orang Niniwe tidak menutup diri terhadap firman Allah, tetapi
membuka hati untuk menerima firman itu.[1]
5.
Apa
yang dimaksud dengan “percaya kepada Allah” (3:5)? “Percaya kepada Allah”
berdasarkan konteks 3:5 adalah percaya kepada Allah yang disertai dengan
perbuatan nyata atas kepercayaan mereka dengan mengumumkan berpuasa dan
mengenakan kain kabung. Percaya kepada Allah setelah mendengar firman TUHAN
yang disampaikan oleh Yunus.
6.
Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh mereka dan siapa
saja yang terlibat di dalamnya (3:5)?
Mereka percaya kepada Allah dan mereka mengumumkan puasa dan mengenakan
kain kabung. Yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang Niniwe dari yang
terbesar sampai dengan yang terkecil dan mereka melakukan semuanya ini untuk
satu pribadi yang juga terlibat yaitu Allah sendiri sebagai objek penyembahan.
7.
Berdasarkan
1:1-3:10, siapa-siapa yang percaya/taat kepada Allah? Orang-orang yang
mempercayai Allah dalam kitab Yunus adalah Yunus, ia menyembah Allag surgawi
dan Pencipta (1:9); para awak kapal, mereka berseru kepada Allah, percaya
kepada Allah yang menyelamatkan mereka, serta mempersembahkan dan mengikrarkan
nazar (1:14, 16); alam dan ciptaan taat kepada Allah (1:4, 15, 17; 2:10);
orang-orang Niniwe, mereka percaya kepada pemberitaan TUHAN yang disampaikan
Yunus dan percaya kepada Allah (3:5).
8.
Terjemahan
mana yang paling tepat, “baik orang dewasa maupun anak-anak” atau “baik orang
berada maupun orang miskin” atau “baik orang besar maupun orang kecil’ atau
“baik orang kuat maupun orang lemah”? Berikan alasannya. Terjemahan yang paling
sesuai dengan konteks adalah “baik orang dewasa maupun anak-anak” yang merujuk
kepada manusia dalam hal ini adalah orang-orang Niniwe. KJV: from the greatest
of them even to the least of them; TB: baik orang dewasa maupun anak-anak;
IBIS:baik besar maupun kecil. Versi KJV merujuk pada ukuran manusia yaitu besar
dan kecil, orang dewasa dan orang muda dan tidak melihat status sebagai orang
berada maupun orang miskin.
9.
Apakah
yang dimaksud dengan puasa dan berpuasa dan mengenakan kain kabung dalam
tradisi kuno orang Timur tengah (3:5)? Berpuasa adalah tanda pertobatan, pertapaan
dan perkabungan. Sebagai tanda pertobatan dan perkabungan , orang Niniwe itu
menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan kain kabung/karung. Dalam budaya
Timur tengah, penggunaan kain kabung sebagai symbol kesedihan dan duka
mendalam. Pengenaan kain kabung juga disebut sebagai pakaian penyesalan (bdg.
Yoel 1;13-14; 1 Raja 21:27). Penggunaan kain kabung sebagai tanda nyata yang
dilakukan orang-orang Niniwe, tidak hanya menyatakan bahwa mereka percaya
kepada Allah, tetapi juga mereka menyesal dengan cara hidup mereka (3:80, dan
mulai berbalik dari cara hidup yang lama dan mempercayai Allah.
10. Sebutkan ayat-ayat dalam Perjanjian Baru
disertai penjelasan tentang pertobatan orang-orang Niniwe! Ayat-ayat dalam
Perjanjian Baru adalah Lukas 11:29-30, 32;Matius 12:39-41 (bdg.Mat. 16:4; Mrk.
8:12). Secara jelas Yesus mengingatkan peristiwa pertobatan orang-orang Niniwe
(Luk. 11:32; Matius 12:41, “Sebab orang-orang Niniwe ini bertobat setelah
mendengar pemberitaan Yunus,…” Dalam Perjanjian Baru dikenal juga tanda Yunus
tentang serua pertobatan kepada Niniwe.
11. Kabar apa yang dimaksudkan dalam ayat 6?
Apakah hukuman dalam ayat 4 atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang
Niniwe (3:5). Bagaimana kabar itu dapat sampai kepada raja? Kabar yang
dimaksudkan dalam ayat 6 adalah firman yang disampaikan Yunus dalam ayat 4.
Kabar itu sampai kepada
(mengena/menyadarkan) raja yaitu melalui nubuat Yunus atau firman TUHAN yang
disampaikan Yunus. Apa yang didengan raja melalui nubuatan Yunus menyadarkan
atau menyentuh hati raja. Sebutkan respon raja dalam 3:6.
12. Apa yang dimaksud dengan duduk di dalam abu
menurut tradisi Timur Tengah kuno?
Respon raja yaitu turun dari takhtanya dan menanggalkan jubahnya dan
menutupinya dengan kain kabung dan duduk di dalam abu. Duduk di dalam abu
adalah tanda perkabungan yang mendalam, kesedihan yang mendalam akan peristiwa
yang akan menimpa suatu bangsa atau pribadi. Demikianlah Ayub duduk di atas abu
(Ayub 2:8), Mordekhai dalam kisah Ester memakai kain kabung dan abu (Ester
4:1).
13. Mengapa tindakan-tindakan dalam Yunus 3:5-6
dilakukan oleh orang-orang Niniwe dan rajanya? Hal itu dilakukan sebagai respon
terhadapa Allah dengan firman yang telah disampaikan oleh nabi Yunus.
Orang-orang Niniwe dan rajanya menunjukkan kesungguhan hati untuk bertobat setelah
mendengan firman TUHAN.
14. Kabar yang sampai kepada raja adalah firman
TUHAn yang disampaikan Yunus kepada orang-orang Niniwe dalam ayat 4 dan bukan
respon orang-orang Niniwe dalam ayat 5. Firman kepada Yunus dalam ayat 2 tidak
disebutkan dalam teks dan dapat diketahui setelah Yunus berseru dalam ayat 4.
15. Apakah tindakan yang dilakukan oleh
orang-orang Niniwe dalam ayat 5 sudah dilaksanakan atau belum, sebelum kabar
itu sampai kepada raja? Apa alasannya?
Tindakan yang dilakukan oleh orang-orang
Niniwe dalam ayat 5 belum dilakukan sebelum kabar itu sampai kepada raja.
Alasannya ayat 6-9 tidak merupakan kelanjutan dari peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam ayat 5, melainkan merupakan perincian lebih lanjut dari
peristiwa yang mencapai puncaknya dalam ayat 5. Peristiwa dalam ayat 6-9 sudah
terjadi sebelum ayat 5.
16. Sebutkan persamaan dan perbedaan sikap yang
dilakukan orang-orang Niniwe dan rajanya dalam ayat 5 dan 6!
Persamaannya
adalah orang-orang Niniwe dan raja percaya kepada Allah dan bertobat sebagai sikap hati mereka. Persamaan kedua
adalah baik orang-orang Niniwe dan raja menanggalkan bajunya dan mengenakan
kain kabung. Perbedaannya adalah
tindakan respon yang berbeda antara raja dan orang-orang Niniwe yaitu raja
turun dari takhtanya dan belum mengumumkan puasa kepada rakyatnya. Raja juga
duduk di atas abu yang tidak tercatat dalam ayat 5.
17. Mengapa raja melakukan seperti yang tercantum
dalam ayat 6, padahal ia belum mengetahui hukuman yang akan dialaminya? Kata “sampai” (TB) dan KJV: come (Ibr. naga) berarti menyentuh, menjangkau atau
mengena. Berita atau firman yang menyadarkan
raja. Firman yang dimaksudkan adalah dalam ayat 4 yang berisi seruan
penghukuman. Firman atau berita yang didengar oleh raja telah menyentuh hati
raja sehingga sebagai respon raj atas berita itu maka raja melakukan peristiwa
yang terdapat dalam ayat 6.
18. Sebutkan 4 hal yang diperintahkan raja dan
para pembesarnya dalam ayat 7 dan 8 untuk dilakukan oleh orang-orang Niniwe!
a. Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing
domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum
air.
b.
Haruslah
semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung
c.
Berseru
dengan keras kepada Allah
d.
Mereka
haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari
kekerasan yang dilakukannya.
19. Sebutkan persamaan dan perbedaan sikap yang
dilakukan orang-orang Niniwe dan rajanya dalam ayat 5 dan 6 dengan pengumuman
yang diperintahkan raja dalam ayat 7 dan 8? Persamaannya adalah pengumuman itu berisi tentang berpuasa dan
mengenakan kain kabung. Kata qara (ay.
5) dan zaaq (ay. 7) memiliki akar
kata yang berbeda, tetapi keduanya menekankan perkataan, panggilan, proklamasi
atau teriakan. Kedua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu mengumumkan kepada
orang-orang dan ternak berpuasa. Perbedaannya,
walaupun demikian, dalam 3:5, tindakan proklamasi dilakukan oleh orang-orang
Niniwe, sedangkan dalam ayat 7 dilaksanakan oleh raja. Raja dan pembesar mengumumkan selain berpuasa dan mengenakan kain
kabung maka juga harus berseru dengan keras kepada Allah dan bertobat dari kejahatan
yang dilakukannya. Ayat 7 juga menyebutkan bahwa ternak dan tanaman juga
berpuasa dan mengenakan kain kabung. Ayat 5 dan 6 merujuk kapada pribadi
manusia yaitu orang-orang Niniwe dan raja sedangkan ayat 7 dan 8 adalah
bersifat menyeluruh untuk semua makhluk hidup, bersifat universal.
20. Sebutkan persamaan dan perbedaan oknum dalam
ayat 5-6 dan ayat 7-8? Mengapa sehingga binatang pun diikutsertakan dalam
kegiatan-kegiatan yang diumumkan dalam ayat 7-8? Persamaannya adalah oknum orang-orang Niniwe dan raja dan perbedaannya adalah para pembesar dan
ternak dan tanaman. Tradisi berpuasa dan mengenakan kain kabung bagi binatang
adalah hal yang biasa di Timur Tengah diceritrakan dalam Kitab Yudith 4:10
(yang dianggap kitab apokrip dalam kalangan Kristen Protestan) diceritakan
bahwa juga bahwa ternak turut berkabung. Manusia adalah gembala bagi ternaknya.
Apa yang dilakukan orang-orang Niniwe menyebabkan kegiatan beternak mereka
terhenti maka sebaiknya bagi binatang juga untuk ikut berpuasa dan berkabung.
[1]
A. Th. Kramer, Tafsiran Alkitab Kitab
Yunus Cetakan ke-9 (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008), 47-48.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar