Good News

Kamis, 11 Juni 2015

Pertanyaan tentang Kitab Yunus (2) oleh Dr. Peniel Maiaweng; Jawaban oleh Hengki Wijaya



1.    Mengapa empat puluh hari adalah waktu yang ditentukan Allah bagi orang Niniwe untuk ditunggangbalikkan? Empat puluh hari Niniwe akan ditunggangbalikkan menunjukkan bahwa: kemungkinan, waktu ini sebagai kesempatan bagi para pembesar dan raja di Niniwe untuk membuat keputusan yang mereka miliki (ay. 6); empat puluh hari adalah kesempatan bagi raja, para pembesar , dan semua yang hiudp di Nin iwe untuk melakukan ritual pertobatan sebagai satu cara hidup yang baru untuk setiap orang (ay. 8 dan 10).

2.        Sebutkan penggunaan-penggunaan angka 40 (empat puluh) dalam Alkitab. “Empat puluh hari” berdasarkan informasi dalam kitab Taurat: lamanya air bah (Kej. 7:4, 12, 17), waktu yang digunakan Musa di gunung Sinai (Kel. 24:18; 34:28; Ul. 9:9, 11, 18, 21), waktu yang digunakan mata-mata Israel (Bil. 13:25; 14:34), waktu yang digunakan Goliat mengejek (1Sam. 17:16); waktu yang digunakan Elia dalam perjalanan menuju gunung Horeb (1 Raj. 19:8), waktu yang digunakan Yesus untuk berpuasa (Mat. 4:2;Markus 1:13; Luk. 4:2).



3.        Apa yang dimaksud dengan “ditunggangbalikkan”? Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain tentang penggunaan kata ini dan tentukanlah satu yang paling tepat disertai dengan alasan. KJV: shall be overthrow; TB: akan ditunggangbalikkan; IBIS: akan hancur. Arti dalam bahasa Ibrani hapak (dibinasakan). Bagi orang Israel kata “dibinasakan” mengingatkan nasib kedua kota Sodom dan Gomora yang ditunggangbalikkan juga (bdg. Kej. 19:25, 29).

4.        Mengapa dan bagaimana orang-orang Niniwe dapat percaya kepada Allah karena mereka belum memiliki pengalaman dan pengenalan tentang Allah (3:5)? Orang-orang Niniwe dapat percaya kepada Allah karena mereka telah mendengar kedahsyatan Allah Israel melalui sejarah walaupun mereka tidak beribadah kepada Allah. Respon orang-orang Niniwe terhadap pribadi Allah yang disampaikan oleh Yunus membuat keyakinan (percaya) kepada Allah. Orang-orang Niniwe percaya di dalam Allah sebagai suatu pribadi yang berfirman kepada mereka. Orang-orang Niniwe dapat percaya kepada Allah yaitu mereka menyerahkan diri kepada sesuatu yang teguh dan setia. Orang Niniwe tidak menutup diri terhadap firman Allah, tetapi membuka hati untuk menerima firman itu.[1]

5.        Apa yang dimaksud dengan “percaya kepada Allah” (3:5)? “Percaya kepada Allah” berdasarkan konteks 3:5 adalah percaya kepada Allah yang disertai dengan perbuatan nyata atas kepercayaan mereka dengan mengumumkan berpuasa dan mengenakan kain kabung. Percaya kepada Allah setelah mendengar firman TUHAN yang disampaikan oleh Yunus.

6.        Hal-hal  apa saja yang dilakukan oleh mereka dan siapa saja yang terlibat di dalamnya (3:5)?  Mereka percaya kepada Allah dan mereka mengumumkan puasa dan mengenakan kain kabung. Yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang Niniwe dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil dan mereka melakukan semuanya ini untuk satu pribadi yang juga terlibat yaitu Allah sendiri sebagai objek penyembahan.

7.        Berdasarkan 1:1-3:10, siapa-siapa yang percaya/taat kepada Allah? Orang-orang yang mempercayai Allah dalam kitab Yunus adalah Yunus, ia menyembah Allag surgawi dan Pencipta (1:9); para awak kapal, mereka berseru kepada Allah, percaya kepada Allah yang menyelamatkan mereka, serta mempersembahkan dan mengikrarkan nazar (1:14, 16); alam dan ciptaan taat kepada Allah (1:4, 15, 17; 2:10); orang-orang Niniwe, mereka percaya kepada pemberitaan TUHAN yang disampaikan Yunus dan percaya kepada Allah (3:5).

8.        Terjemahan mana yang paling tepat, “baik orang dewasa maupun anak-anak” atau “baik orang berada maupun orang miskin” atau “baik orang besar maupun orang kecil’ atau “baik orang kuat maupun orang lemah”? Berikan alasannya. Terjemahan yang paling sesuai dengan konteks adalah “baik orang dewasa maupun anak-anak” yang merujuk kepada manusia dalam hal ini adalah orang-orang Niniwe. KJV: from the greatest of them even to the least of them; TB: baik orang dewasa maupun anak-anak; IBIS:baik besar maupun kecil. Versi KJV merujuk pada ukuran manusia yaitu besar dan kecil, orang dewasa dan orang muda dan tidak melihat status sebagai orang berada maupun orang miskin.

9.        Apakah yang dimaksud dengan puasa dan berpuasa dan mengenakan kain kabung dalam tradisi kuno orang Timur tengah (3:5)? Berpuasa adalah tanda pertobatan, pertapaan dan perkabungan. Sebagai tanda pertobatan dan perkabungan , orang Niniwe itu menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan kain kabung/karung. Dalam budaya Timur tengah, penggunaan kain kabung sebagai symbol kesedihan dan duka mendalam. Pengenaan kain kabung juga disebut sebagai pakaian penyesalan (bdg. Yoel 1;13-14; 1 Raja 21:27). Penggunaan kain kabung sebagai tanda nyata yang dilakukan orang-orang Niniwe, tidak hanya menyatakan bahwa mereka percaya kepada Allah, tetapi juga mereka menyesal dengan cara hidup mereka (3:80, dan mulai berbalik dari cara hidup yang lama dan mempercayai Allah.

10.    Sebutkan ayat-ayat dalam Perjanjian Baru disertai penjelasan tentang pertobatan orang-orang Niniwe! Ayat-ayat dalam Perjanjian Baru adalah Lukas 11:29-30, 32;Matius 12:39-41 (bdg.Mat. 16:4; Mrk. 8:12). Secara jelas Yesus mengingatkan peristiwa pertobatan orang-orang Niniwe (Luk. 11:32; Matius 12:41, “Sebab orang-orang Niniwe ini bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus,…” Dalam Perjanjian Baru dikenal juga tanda Yunus tentang serua pertobatan kepada Niniwe.

11.    Kabar apa yang dimaksudkan dalam ayat 6? Apakah hukuman dalam ayat 4 atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe (3:5). Bagaimana kabar itu dapat sampai kepada raja? Kabar yang dimaksudkan dalam ayat 6 adalah firman yang disampaikan Yunus dalam ayat 4. Kabar itu sampai kepada (mengena/menyadarkan) raja yaitu melalui nubuat Yunus atau firman TUHAN yang disampaikan Yunus. Apa yang didengan raja melalui nubuatan Yunus menyadarkan atau menyentuh hati raja. Sebutkan respon raja dalam 3:6.

12.    Apa yang dimaksud dengan duduk di dalam abu menurut tradisi Timur Tengah kuno?  Respon raja yaitu turun dari takhtanya dan menanggalkan jubahnya dan menutupinya dengan kain kabung dan duduk di dalam abu. Duduk di dalam abu adalah tanda perkabungan yang mendalam, kesedihan yang mendalam akan peristiwa yang akan menimpa suatu bangsa atau pribadi. Demikianlah Ayub duduk di atas abu (Ayub 2:8), Mordekhai dalam kisah Ester memakai kain kabung dan abu (Ester 4:1).

13.    Mengapa tindakan-tindakan dalam Yunus 3:5-6 dilakukan oleh orang-orang Niniwe dan rajanya? Hal itu dilakukan sebagai respon terhadapa Allah dengan firman yang telah disampaikan oleh nabi Yunus. Orang-orang Niniwe dan rajanya menunjukkan kesungguhan hati untuk bertobat setelah mendengan firman TUHAN.

14.    Kabar yang sampai kepada raja adalah firman TUHAn yang disampaikan Yunus kepada orang-orang Niniwe dalam ayat 4 dan bukan respon orang-orang Niniwe dalam ayat 5. Firman kepada Yunus dalam ayat 2 tidak disebutkan dalam teks dan dapat diketahui setelah Yunus berseru dalam ayat 4.

15.    Apakah tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe dalam ayat 5 sudah dilaksanakan atau belum, sebelum kabar itu sampai kepada raja? Apa alasannya?
Tindakan yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe dalam ayat 5 belum dilakukan sebelum kabar itu sampai kepada raja. Alasannya ayat 6-9 tidak merupakan kelanjutan dari peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam ayat 5, melainkan merupakan perincian lebih lanjut dari peristiwa yang mencapai puncaknya dalam ayat 5. Peristiwa dalam ayat 6-9 sudah terjadi sebelum ayat 5.

16.    Sebutkan persamaan dan perbedaan sikap yang dilakukan orang-orang Niniwe dan rajanya dalam ayat 5 dan 6!
Persamaannya adalah orang-orang Niniwe dan raja percaya kepada Allah dan bertobat  sebagai sikap hati mereka. Persamaan kedua adalah baik orang-orang Niniwe dan raja menanggalkan bajunya dan mengenakan kain kabung. Perbedaannya adalah tindakan respon yang berbeda antara raja dan orang-orang Niniwe yaitu raja turun dari takhtanya dan belum mengumumkan puasa kepada rakyatnya. Raja juga duduk di atas abu yang tidak tercatat dalam ayat 5.

17.    Mengapa raja melakukan seperti yang tercantum dalam ayat 6, padahal ia belum mengetahui hukuman yang akan dialaminya?  Kata “sampai” (TB) dan KJV: come (Ibr. naga) berarti menyentuh, menjangkau atau mengena. Berita atau firman yang menyadarkan raja. Firman yang dimaksudkan adalah dalam ayat 4 yang berisi seruan penghukuman. Firman atau berita yang didengar oleh raja telah menyentuh hati raja sehingga sebagai respon raj atas berita itu maka raja melakukan peristiwa yang terdapat dalam ayat 6.

18.    Sebutkan 4 hal yang diperintahkan raja dan para pembesarnya dalam ayat 7 dan 8 untuk dilakukan oleh orang-orang Niniwe!
a.       Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
b.      Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung
c.       Berseru dengan keras kepada Allah
d.      Mereka haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.

19.    Sebutkan persamaan dan perbedaan sikap yang dilakukan orang-orang Niniwe dan rajanya dalam ayat 5 dan 6 dengan pengumuman yang diperintahkan raja dalam ayat 7 dan 8? Persamaannya adalah pengumuman itu berisi tentang berpuasa dan mengenakan kain kabung. Kata qara (ay. 5) dan zaaq (ay. 7) memiliki akar kata yang berbeda, tetapi keduanya menekankan perkataan, panggilan, proklamasi atau teriakan. Kedua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu mengumumkan kepada orang-orang dan ternak berpuasa. Perbedaannya, walaupun demikian, dalam 3:5, tindakan proklamasi dilakukan oleh orang-orang Niniwe, sedangkan dalam ayat 7 dilaksanakan oleh raja. Raja dan pembesar mengumumkan selain berpuasa dan mengenakan kain kabung maka juga harus berseru dengan keras kepada Allah dan bertobat dari kejahatan yang dilakukannya. Ayat 7 juga menyebutkan bahwa ternak dan tanaman juga berpuasa dan mengenakan kain kabung. Ayat 5 dan 6 merujuk kapada pribadi manusia yaitu orang-orang Niniwe dan raja sedangkan ayat 7 dan 8 adalah bersifat menyeluruh untuk semua makhluk hidup, bersifat universal.

20.    Sebutkan persamaan dan perbedaan oknum dalam ayat 5-6 dan ayat 7-8? Mengapa sehingga binatang pun diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan yang diumumkan dalam ayat 7-8? Persamaannya adalah oknum orang-orang Niniwe dan raja dan perbedaannya adalah para pembesar dan ternak dan tanaman. Tradisi berpuasa dan mengenakan kain kabung bagi binatang adalah hal yang biasa di Timur Tengah diceritrakan dalam Kitab Yudith 4:10 (yang dianggap kitab apokrip dalam kalangan Kristen Protestan) diceritakan bahwa juga bahwa ternak turut berkabung. Manusia adalah gembala bagi ternaknya. Apa yang dilakukan orang-orang Niniwe menyebabkan kegiatan beternak mereka terhenti maka sebaiknya bagi binatang juga untuk ikut berpuasa dan berkabung.


[1] A. Th. Kramer, Tafsiran Alkitab Kitab Yunus Cetakan ke-9 (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008), 47-48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar